"Halo Rei, gimana kabarnya hari ini?"
Rei tersenyum menatap pria di depannya. Pria yang selama ini membantunya.
"Halo juga dok!" balas Rei riang."Saya baik kok!"
Dokter muda itu tertawa pelan, ia senang melihat Rei yang bersikap ceria seperti itu.
"Hari ini pemeriksaan biasa, ya." tukasnya dan Rei mengangguk.
Keduanya pun pergi ke ruang pemeriksaan. Hanya dalam beberapa menit, pemeriksaan Rei sudah selesai.
Pria dengan papan nama Ji Changmin itu, mengerutkan keningnya.
Hasil pemeriksaan hari ini, tak sebagus dugaan dan harapannya.
Ia kembali memandang Rei. Berusaha keras untuk tak terlihat mengiba, tapi dokter itu tak bisa menahan diri.
"Eumh, Rei, kamu beneran gak mau radioterapi aja?" tanyanya ragu. Ia sekarang pesimis.
Nyatanya, kemoterapi tak membuat Rei membaik dengan benar. Itu hanya meringankan, namun tak berhasil menyembuhkan secara total.
Padahal, Rei adalah salah satu pasien kankernya yang paling rajin dan getol melakukan check up serta menjalani serangkaian pengobatan.
Namun entah kenapa hasilnya jadi mengecewakan.
"Hasilnya...gak bagus ya dokter Kyu?"
Karena merasa sudah akrab, Rei bahkan memberikan lelaki itu nama panggilan.
Rei tak tahu jika hal ini mempengaruhi nalurinya.
Dokter Changmin menggelengkan kepalanya, ia tak menjawab. Sebab berbicara hanya akan menambah luka si gadis.
Rei pun menghela nafas panjang."Ah, padahal udah berjuang."
"Maka dari itu, saya nyaranin kamu buat menjalani radioterapi. Ini memiliki kemungkinan berhasil yang lebih tinggi daripada kemoterapi, Rei." sambar dokter tersebut.
Rei menggelengkan kepalanya, ia menatap dokter Changmin dengan nanar.
"Saya takut dok." ia menggigit bibirnya.
"Gimana kalo saya gak selamat juga kayak Bunda? Saya gak mau mati karena kegagalan operasi."
"Kamu ngeremehin kemampuan saya?"
Changmin menatap Rei dengan sebelah alis yang terangkat, ia agak sedikit tersinggung. Namun Rei buru-buru menggeleng.
"Gak gitu maksud saya, dok!" sanggahnya panik.
Ia merasa tak enak hati, Rei pun menundukkan kepalanya."Dari operasi dan serangkaian pengobatan yang Bunda lakuin, saya belajar. Seenggaknya, Bunda bertahan karena bergantung sama obat. Sedangkan operasi beresiko tinggi, saya gak mau kehilangan kesempatan hidup saya karena operasi yang gagal."
"Kayak yang dokter Kyu bilang tadi, kemungkinan saya sembuh jadi lebih besar kalau saya ngelakuin operasi. Tapi, sebelum sembuh, saya juga harus menghadapi resiko yang tinggi." Rei menggelengkan kepalanya, ia lemah membahas keadaannya sendiri. Air matanya jatuh."Saya gak berani, saya bener-bener takut."
Rei memeluk dirinya sendiri. Ia hampir saja tertawa untuk keadaannya jika tidak ingat kalau sedang ada dirumah sakit.
"Kalo gitu, ayah kamu harus tau." tukas dokter Changmin, berjalan ke pintu dan membukanya agar ayah Rei bisa ikut mendengarkan penjelasannya.
Dokter Changmin pun menjelaskan kondisi Rei saat ini. Kurang lebih, ia kritis. Dan cara yang paling ia sarankan untuk penyembuhan Rei adalah operasi bedah atau radioterapi.
Tapi lelaki itu juga menambahkan jika yang bersangkutan menolak untuk melakukan operasi.
"Rei," ayah Rei memanggil pelan. Ia menatap putrinya penuh kekhawatiran.
Tapi Rei menggeleng pelan dan tersenyum kecil.
"Rei gak papa. Buat sekarang, Rei mau kemoterapi aja. Ayah jangan khawatir, Rei pasti bisa!" ujar gadis itu penuh semangat.
Changmin tersenyum sebagai tanda dukungan.
"Rei pasti bisa." ucapnya membuat ayah Rei justru semakin pesimis.
"Sayang, bilang kalo kamu sakit lagi ya sama ayah?" tukas ayah Rei. Rei langsung menganggukinya.
"Tapi sekarang, saya masih boleh ke sekolah kan dok?" tanya Rei pada dokter Changmin.
Dan dokter Changmin menganggukinya."Jaga kesehatan dan pola makan kamu, Rei. Ini juga berpengaruh penting."
Pria itu menghela nafas dan menatap pergelangan tangan Rei yang semakin kurus.
"Makan yang banyak dan bernutrisi juga penting." imbuhnya kemudian.
Rei mengangguk. Ia dan ayahnya pamit lalu pergi dari sana. Ruangan itu jadi sepi lagi, dan Changmin kembali merasa bersalah.
"Haa...kasian Rei, kenapa juga aku gak sadar kalo penyakitnya malah semakin parah?" gumamnya nanar.
"Gak ada yang bisa jagain Rei..." Haruto berdecak, menatap kesal pada selembaran yang baru-baru ini ditempel di mading.
Pembagian kelas memang sering dilakukan beberapa bulan setelah masuk kelas. Sebelum pembagian kelas, anak-anak murid bebas berada di kelas yang mereka mau.
Pembelajaran juga tidak langsung padat, sehingga banyak kelas yang tidak diisi dan dialihkan ke kelas kebersihan juga jadwal literasi.
Tapi pasca pembagian kelas kemarin, dengan hasil yang terpampang di mading, Haruto sudah dibuat keruh raut wajahnya.
"Emang gak ada yang sekelas sama dia?" tanya Jeongwoo, yang berada disamping Haruto.
"Gue 12-1, Haruto 12-3, elo 12-3 juga..." timpal Jungwon.
Ia menempelkan selembaran yang baru karena yang tadi diambil Haruto. Pemuda itu meremasnya karena benar-benar kesal.
Jungwon melirik teman tingginya itu dengan sinis.
"Ada nih si Jang Wonyoung sama temennya, siapa tuh? Oh iya, si Won Bin." tunjuk Jeongwoo.
Dua nama itu memang ada dikelas yang sama dengan Rei.
"Apa yang bisa gue andelin dari mereka?" Haruto tak yakin.
"Gue juga enggak," Baekseung tiba-tiba muncul dan menggelengkan kepalanya."Gue 12-7." ucapnya sembari mencebik.
Jeongwoo dan Jungwon kompak memutar mata mereka malas.
"Elu 12-4 goblok! 12-7 mah gak ada." balas Haruto jengah.
"Eh, kalo si Yeonkyu dimana?" celetuk Jungwon. Yeonkyu yang hanya diam tak jauh dari mereka, segera menyahut."Disini."
"Gak gitu konsepnya anjir!"
"Bentar-bentar,...nah ketemu!" Jungwon bertepuk tangan heboh."Nasib lo lagi bagus, To. Nih, si Yoyong sekelas sama Rei. 12-2." sambungnya.
Haruto menghela nafas,"Bagus deh, lo masih bisa gue andelin." ujarnya sembari menepuk-nepuk punggung Yeonkyu.
"Jahatnya kau bang, gue juga bisa diandelin kali." tukas Baekseung, berpura-pura tersakiti.
"Gila." komentar Jungwon dengan sarkas. Akting Baekseung semakin menjadi-jadi.
"Emang kenapa sih?" tanya Jeongwoo. Ia berdeham pelan,"Kayaknya lo panik banget tadi?"
Haruto menatap teman-temannya satu persatu dengan sendu.
"Kondisi Rei makin parah. Bokapnya ngasih tau gue dari hasil check up-nya kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you[✓]
Fanfic❝Kayak yang orang bilang, apa peduli gue tentang rasa sakit saat gue punya elo?❞ starring with-Rei • Yeonkyu • Junhyeok 04gengz Update every saturday! August, 6th - 2022 March, 25th - 2023