➳ t h i r t y n i n e ✧

28 8 0
                                    

Hwi berdeham pelan setelah puas menertawakan Baekseung yang kini merajuk dan mendiami tiga cowok itu.

Hwi lantas beralih pada Jungwon,"Lo pada juga ngapain kumpul-kumpul kayak gini? Disini? Kayak perkumpulan gangster tau gak sih."

"Gak ada gangster yang dandanannya rapi kayak dia," dengus Jeongwoo, menunjuk Baekseung.

Sementara yang disinggung masih sempat-sempatnya memelototi temannya itu.

"Apa lo liat-liat?!"

"Kita mau ngomongin masalah sama Yeonkyu." pungkas Jungwon.

Jeongwoo yang mau membalas Baekseung langsung tutup mulut.

Hwi pun menajamkan matanya, sama halnya dengan Jungwon, Hwi merotasikan netranya ke atas selama dia berpikir. Mengingat-ingat lebih tepatnya.

"Oh," kemudian Hwi mengangguk-angguk seolah paham.

"Belum ada yang pergi ke rumahnya buat minta maaf emang?"

"Udah, sering. Tapi selalu gagal."

Jungwon menghembuskan nafas kasar."Tapi kalau pun gitu, kita juga gak bisa gitu aja minta maaf karena gak ada yang sepenuhnya salah."

"Kalo semisal emang salah, gue rasa lo gak perlu belain cuma karena orang itu temen lo."

"Gue gak sengaja belain, tapi emang Jeongwoo gak sepenuhnya salah." tukas Jungwon

Nama yang awalnya mau di sensor, terpaksa dia paparkan sampai yang dibahas malah semakin peka.

Tapi Jeongwoo tidak mengatakan apapun. Dia akhirnya diam seperti Baekseung, cosplay jadi patung Kemayoran.

"Yeonkyu, Jeongwoo, Rei, semuanya cuma terlibat kesalahpahaman aja, Hwi." sambung Jungwon dengan sedikit penekanan.

"Kesalahpahaman ini cuma perlu dilurusin, tapi masalah lainnya ada di Yeonkyu juga. Dia seolah gak mau berdamai. Dia secara sengaja menutup diri dari kita semua."

Hwi tidak langsung membalas setelah mendengar perkataan Jungwon. Cowok itu menghembuskan nafas pelan lalu menyugar rambutnya.

"Terus, cara kalian buat nanganin sikap Yeonkyu yang kayak gitu apa? Gue rasa, cara kalian ngebujuk dia juga gak berhasil." tukas Hwi.

Jungwon mengangguk setuju."Makanya gue minta bantuan Rei buat ini."

ZRRRAASSS

Tiba-tiba hujan turun, langsung lebat begitu saja dalam hitungan detik. Keempat cowok itu kompak menatap jendela dari kafe yang mereka tempati saat ini.

"Rei?" beo Hwi."Setau gue, Rei juga hari ini diajak jalan sama Junhyeok."

"Anjing!"

Keempat cowok itu kompak menoleh lagi, ada Haruto tak jauh dari mereka dengan hoodie setengah basah. Agaknya dia menembus hujan untuk datang kesana.

Wajah Haruto mengeras, baru juga mau putar balik, tapi Jungwon langsung menghentikannya bak seorang preman yang memanggil mangsa.

"Heh! Mau kemana lo?! Sini!!" serunya setengah membentak, jadi Haruto mau tidak mau menurut.

Dan kini, dia bergabung duduk di samping Jeongwoo, membuat Jungwon yang duduk di ujung mereka jadi terjepit. Apalagi, mereka duduk dekat tembok.

"Lo ngapa duduk di situ sih??! Sempit tau!!" omel Jungwon.

Haruto pun mengerucutkan bibirnya, lucu enggak, bikin illfeel temen-temennya aja.

(Gak deng, canda😭 ruto tuh emang lucuk)

"Kan elu yang nyuruh, Won. Gimana sih,"

"Lagian, gue masih kesel sama lo!" Haruto mendengus, lalu menatap ke depan dengan wajah datar."Lo gak bilang-bilang kalo mau nembak Jihan."

Jungwon jadi mengerutkan keningnya,"Ngapa gue harus bilang dulu sama lo?!"

"Ya kan—bisa gue duluin! Gue tuh naksir dia dari lama!"

Yang mendengarkan kompak menatap Haruto lebih datar dari si empu saat ini. Hwi pun akhirnya menghela nafas.

Dia yakin, kalau mendengar ini, Wonyoung bisa sangat kecewa.

"Balik ke pembahasan." tukas Jeongwoo setelah beberapa saat.

Mereka semua kompak memasang raut wajah serius. Haruto lantas menyambung dengan pertanyaan,"Hwi, emang bener Junhyeok jalan sama Rei?"

"Iya, Junhyeok ngakunya sih gitu. Dia yang ngajak."

"Aneh, deh." timpal Baekseung, sekarang ber-cosplay menjadi detektif Conan."Tiba-tiba banget dia jadi baik gitu sama Rei."

"Penebusan dosa," balas Hwi dengan entengnya.

"Karena selama ini dia udah perlakuin Rei dengan buruk?" tanya Jeongwoo, dan Hwi menganggukinya.

"Katanya, gimana pun juga Rei itu tetep sahabatnya. Yaa, walau si Junhyeok ngakunya cuma sehari ini doang. Besok-besok paling dia balik lagi kayak dulu." paparnya.

"Sama aja dong bohong," Jungwon mendengus. "Harusnya, kalo penebusan tuh, dia perlakuin Rei baik sampe seterusnya."

"Tapi menurut gue, lebih bagus kayak gini,"

Semaunya kompak menoleh dan menatap Haruto,"Rei gak boleh kecewa lagi, dan biar gak kecewa, dia gak boleh berharap." ucapnya.

Kemudian Haruto menundukkan kepalanya dalam, dia memainkan gelas milik Jeongwoo dan tersenyum sendu.

"Lagian, gue percaya sama Yeonkyu."












































































Rei diperlakukan dengan baik oleh Chaewon. Setelah diberi baju ganti, gadis itu dijamu dengan makanan dan minuman yang hangat.

Benar-benar hangat.

"Dimakan ya? Biar badan kamu gak dingin lagi," ujar Chaewon sambil tersenyum manis.

Rei ragu-ragu mengangguk. Sebelah tangannya sudah memegang erat cangkir berisi cokelat panas.

"Ma-makasih, kak."

Chaewon mengangguk, masih dengan ulasan senyumnya. Ditatapnya sosok gadis di depannya itu. Ngomong-ngomong, Chaewon dan dia belum saling berkenalan.

"Oh iya, aku Chaewon, kakaknya Yeonkyu. Kamu?"

"Rei, kak. Temen sekolah...Yeonkyu,"

Setelah itu, mendadak Rei bersin. Dia langsung membuang muka. Cewek itu bersin hingga beberapa kali membuat Chaewon khawatir.

Chaewon segera menghampirinya yang duduk di sofa seberang.

"Rei, kamu gak papa?" tanya Chaewon sambil memegang pundak Rei.

Rei menggeleng—tidak bisa menjawab dan kembali bersin lagi. Setelah bersinnya selesai, Rei sontak menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

Wajahnya memerah. Chaewon pun menyentuh permukaan dahinya. Suhu tubuh Rei langsung meningkat drastis.

"Kamu sakit," gumamnya.

Chaewon buru-buru memanggil para pelayan, menyuruh beberapa orang menyiapkan air untuk mengompres, dan yang lain mengambilkan nasi, paracetamol, serta membuat teh manis.

Sisanya ia minta untuk membantunya memapah Rei hingga sampai ke kamar Chaewon, lalu Rei di baringkan disana.

"Di-dingin..." lirih Rei. Chaewon menatapnya iba, lalu menaikkan selimutnya hingga sebatas leher.

"Cepet sembuh ya Rei."

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang