➳ f o u r t e e n ✧

32 6 0
                                    

"Hari ini, Miss. akan memberikan kalian selembaran kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus kalian jawab menggunakan bahasa Inggris. Haha, calm down, kids, It's just for fun! Jangan terlalu dibawa serius."

Miss. Tzuyu segera membagikan kertas-kertas berukuran 4A pada mereka semua. Dan ternyata, semua pertanyaannya sama saja.

"Who's you love in our schoo!? Give me the reason!" Bin menggaruk-garuk kepalanya membaca pertanyaan ketiga.

Jawabannya pun hampir sama dengan Yeonkyu.

Intinya, my friend. Sebab meski banyak yang menyukai mereka, tapi tak ada satu pun yang mereka sukai kembali.

Sementara Wonyoung serta Rei bersemangat penuh untuk yang satu ini.

"Che-o-n-jun-hye-ok...!" eja Rei sambil menuliskan jawabannya tanpa ragu-ragu.

Yeonkyu yang mendengarnya menoleh pada Rei dan tersenyum kecil. Gadis itu cukup lucu menurutnya.

"What-apa,...apa tujuan yang sangat ingin kamu capai di akhir semester ini? Give me the reason.."

"Bikin si doi peka? Haha." Yeonkyu bergurau, lalu kembali menoleh pada punggung Rei bergantian dengan Junhyeok di ujung kelas yang lain.

Kemudian Yeonkyu segera membereskan jawabannya dan berjalan menuju ke meja guru bahasa Inggris mereka.

"Oh Great! Yeonkyu, you're the best youngman! Kamu memprioritaskan tugasmu, and finished it quickly!" puji Miss. Tzuyu setelah menerima kertas Yeonkyu.

Kemudian ia menatap salah satu murid kesayangannya itu,"Kamu boleh keluar kelas buat istirahat."

"Thank you Miss.."

Yeonkyu melenggang pergi keluar. Tak lama, disusul Junhyeok.

"I'm so sorry, kids," Miss. Tzuyu menatap Junhyeok prihatin."You can't exit because you not yet answered this question." larangnya dan mengembalikan kertas itu pada Junhyeok.

Pertanyaan nomor tiga tidak dijawabnya. Itu menyebalkan menurut Junhyeok. Tapi bagi Miss. Tzuyu, itu hanyalah sebatas pertanyaan yang mesti ia jawab apapun jawabannya.

Akhirnya, mau tak mau Junhyeok kembali ke kursinya menunggu hingga jam istirahat datang.

Rei yang mau keluar bersama Junhyeok pun ikut-ikutan menunggu dan mengumpulkan kertas tadi diakhir bersama Wonyoung dan Bin juga.

"Rei, hari ini mau makan apa?"

"Eum, apa ya?"

"Rei, woy Rei! Bukan Wonyoung!!"

Wonyoung langsung menoyor kepala Bin kesal."Ya makanya gue ditanyain juga dong!"

"Dih? Ngiri lo??"

Wonyoung lagi-lagi menoyor dan mendorong bahu Bin. Maksudnya, biar peka lelaki itu.

Bin sendiri melengos, mendengus keras."Apa sih?! Kdrt mulu perasaan lo sama gue!" ketusnya.

"Idih, kdrt pala lo tiga!" Wonyoung berjalan lebih dulu. Meninggalkan Bin dan Rei yang tak paham lagi dengan moodnya hari ini.

"Dia kenapa sih?" tanya Bin aneh.

Rei tertawa kecil.

"Kayak gak biasa aja kalian berantem."

"Iya sih, tapi hari ini ada yang beda. Apa ya?" gumam Bin.

"Junhyeok!" melihat Junhyeok tak jauh di depan, Rei tanpa pamit segera mengejarnya. Bin menghela nafas panjang.

"Kan...ditinggal lagi, gue..."
















































"Bentar lagi 17-an kan?"

"Iya, ngapa?"

Jungwon yang sedang mengotak-atik handphonenya menoleh pada Jeongwoo."Mau nyumbang dana lo buat pesta olahraga kita?"

Jeongwoo terkekeh.

"Kagaklah, gak punya duit gue."

"Idih," Jungwon langsung pasang tampang julid,"Anak rektor terkenal kok kismin. Gaya elit, duit sulit." cibirnya.

"Kan kelas 12 lagi banyak biaya won. Belum lagi masalah kemah, mana ngusung-ngusung konsep ala anak luar lagi. Duit mulu anjing, pusing gue mikirinnya."

"Halah, sok mikir."

Jeongwoo yang terlalu jengkel sontak langsung memiting leher kecil Jungwon.

Dengan gemas, lelaki itu mencebik."Julid mulu kerjaan lo, heran gue!"

"Hahahaha—anjir, sakit leher gue woy!" teriak Jungwon, berusaha melepaskan diri dari Jeongwoo yang badannya lebih besar dari Jungwon itu.

"Aduh!"

Keduanya sontak menoleh ke depan. Mereka melihat Rei dan Junhyeok. Jeongwoo pun langsung melepaskan Jungwon.

Tapi saat Jungwon hendak mendekati mereka untuk membantu Rei yang terjatuh—tersandung, Jeongwoo menahannya dan mengisyaratkan Jungwon agar mereka diam memperhatikan.

Setelah Rei terjatuh, Junhyeok nampak terhenti dari langkahnya, ia menoleh ke belakang.

Padahal, sedari tadi Rei sudah memanggil-manggil namanya.

Orang-orang yang berlalu lalang pun berbisik. Membicarakan betapa mengerikannya sosok tunangan seperti Junhyeok.

Sementara pemuda itu tersenyum miring."Tau apa kalian tentang gue?" bisiknya lirih.

Tanpa berkata apapun, Junhyeok langsung pergi begitu saja. Tapi Rei mendengar saat ia bergumam,"Liat? Lo yang bikin gue kayak gini, terlihat buruk dimata orang lain. Seharusnya lo berhenti."

Andai semudah itu berhenti, pasti sudah Rei lakukan.

Mereka berdua sama-sama lelah. Semua kisah tanpa kejelasan ini menyiksa. Rei benci menjadi dirinya yang sekarang, tapi Rei sangat mencintai Junhyeok.

"Terus gue harus gimana?" lirih Rei, berusaha untuk bangkit, namun kesulitan.

Jungwon kembali ditahan saat hendak menolong Rei, Jeongwoo mengisyaratkan agar ia tetap diam. Sebab disana sudah ada Yeonkyu yang kini membantu Rei.

"Anjir, apaan lagi nih?!" terka Jungwon pusing.

Jeongwoo menggeleng kecil."Konspirasi."

"Menurut lo Yeonkyu suka sama Rei?"

"Sejujurnya, gak keliatan sih. Tapi apa iya? Yeonkyu gak mudah suka cewek."

"Sok tau." cibir Jungwon. Jeongwoo makin gemas dan seketika menjitak kepala Jungwon.

"Gue gorok juga lama-lama lidah lu ya won!"

Jungwon langsung menutup mulut dengan kedua tangan lantas berlari dari sana meninggalkan Jeongwoo.

"Woy semprul! Jangan tinggalin guee!!" seru Jeongwoo, ikut berlari mengejar Jungwon.

Sementara Yeonkyu dan Rei, entah kemana perginya mereka.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang