➳ t w e n t y ✧

33 5 0
                                    

"A-apaan ini?!" seru Wonyoung tak percaya.

Yang dilihatnya adalah perwakilan kelasnya juga kelas lain yang akan bermain 'jalan santai berpasangan'. Dimana Rei justru bersama Junhyeok, karena Yeonkyu tak kunjung kembali.

"Haruto sama Jaehee, Baekseung sama Youngeun, dan Jungwon sama-"

"APA-APAAN INI WOY?!?" seru Wonyoung menyela Bin. Bin sampai terlonjak di tempatnya duduk. Pemuda yang hobi membuat mini vlog itu kemudian mengarahkan kameranya ke Wonyoung.

"Liat gaes, ini adalah contoh maung yang mengamuk saat melihat gebetannya lagi lomba berpasangan sama cewek lain."

"WON BIINNNNNN!!"

Dari lapangan, Rei melihat mereka dengan senyuman kecil. Gadis itu menatap Bin dan Wonyoung yang kini ribut kecil.

Sesekali gadis itu melirik ke arah Junhyeok dan pada lengan keduanya yang saling bertaut. Rei tersenyum tipis.

Yeonkyu, makasih. Makasih banget,

Dan dari balkon kelasnya, Yeonkyu menatap kedua orang itu dengan intens. Menimbang kembali, apakah yang ia lakukan sudah benar atau justru tidak.

Dia beruntung di bawah sana tak ada yang akan bisa dengan mudah mengetahui keberadaannya.

"Jangan nyusahin!" ketus Junhyeok sebelum perlombaan dimulai.

Rei tersenyum sambil mengangguk patuh.

"Udah siap semua ya?

Oke, kita mulai dari hitungan mundur..

..3

2..

..1!!" seorang penanggung jawab perlombaan sekaligus wasit, meniup peluit yang ada di lehernya dengan kencang.

Para peserta langsung bergerak bersama-sama. Yang memimpin semula adalah Haruto dan Jaehee, tapi karena Haruto justru hanya fokus memperhatikan sepupunya yang berjalan pelan dibelakang bersama Junhyeok, alih-alih melangkah dengan benar, Haruto tersandung kaki Jaehee dan keduanya jatuh bersamaan.

"LO GIMANA SIH?!" semprot Jaehee kesal. Mana susah lagi bangunnya.

Junhyeok dan Rei berhasil melewati mereka, mendahului. Tapi masih ada pasangan Jungwon dan Baekseung dari kelas 12-1 dan 12-4.

Di ujung tribun tempat kelas 12-3 menonton, mereka bersorak heboh menyuruh kedua perwakilan untuk segera bangun. Jeongwoo menepuk keningnya keras.

"Kan, harusnya gue aja yang maen kalo gitu!" sungutnya sebal.

Lalu melarikan pandangan, dia justru mendapati sosok Wonyoung yang sedang ribut bersama Bin. Kali ini, mereka memilih untuk menyemangati Rei agar menang.

Jeongwoo tersenyum tipis. Akhirnya, ia menopang dagu dan memperhatikan si doi dengan seksama.

"Surga dunia,"


"JUNGSEO! JUNGSEO! JUNGSEO!"

Ketua kelas 12-1 mengangkat tangan, mengarahkan anak kelasannya untuk lebih kompak meneriakkan nama shipper yang baru mereka buat untuk pasangan Jungwon-Minseo yang kini tengah berlomba di lapangan.

Kebetulan, di tribun itu, mereka duduk bersampingan dengan anak-anak kelas 12-2. Wonyoung melirik sinis pada mereka semua.

"Apaan sih?! Jungsa jungso, cocok aja kagak!" misuhnya.

Bin tertawa keras,"Aduh, yang cembokur beda ya??"

"Diem lo! Liat tuh, Rei di depan sama Junhyeok!! HHUUUUUU, REEEIIII SEMANGAATTT!!" teriaknya tak mengindahkan Bin yang masih setia dengan wajah mengejek.

Hwi selaku anak 12-1 sebenarnya sudah memperhatikan Wonyoung sejak tadi. Pemuda itu sedikit keheranan saat melihat Wonyoung sewot dengan anak kelasnya.

Tapi, tak urung dia juga tertawa. Kelas 12-2 jadi bahan tontonan, hiburan untuk kelas-kelas lain. Habisnya, cuma dikelas mereka ada dua orang macam Wonyoung dan Bin yang heboh abis.

"TUH GAES! LIAT TEMEN GUE, LIAAATT!!" seru Bin sambil merekam Rei dan Junhyeok di lapangan.

Dari balkon kelas, Yeonkyu juga lumayan antusias. Junhyeok dan Rei bisa cukup kompak, mereka bahkan mengalahkan tim Baekseung-Youngeun.

Dan entah dapat dari mana, Wonyoung mengangkat sebuah banner panjang dengan nama Rei dan Junhyeok yang dibatasi oleh sebuah emoticon love berwarna merah.

Ah jinjja, Sio malu mengakui kalau Wonyoung teman sekelasnya.

"Dikit lagi!" gumam Rei dengan terengah-engah.

Junhyeok cukup sadar jika gadis itu sudah memaksakan diri. Jauh dalam lubuk hatinya, ada sedikit, hanya sedikit... kekhawatiran yang nyata.

Hingga puncaknya-Rei menginjak tali sepatunya yang tidak terikat dengan baik. Hal ini membuatnya tersandung meski tak sampai jatuh. Junhyeok reflek memegangnya namun sepatu kanan Rei terlepas, tertinggal.

Junhyeok sudah berdecak, dia mulai sebal dengan keadaan yang mungkin akan berakhir buruk.

Gak, gak boleh gini batin Rei sambil melirik ke belakang dan wajah Junhyeok secara bergantian.

Tapi dia tidak bisa berbohong. Pandangannya mulai berkunang-kunang dan Rei sedikit tidak fokus pada apa yang ada didepannya.

Nafasnya mulai terasa sesak, tidak beraturan. Keringat bercucuran keras di dahinya.

"Bi-bisa berhenti sebentar gak, Jun? Gu-gue capek..." gumam Rei.

Beberapa anak OSIS bersiaga di tempat mereka. Haruto bahkan langsung berhenti berlomba dan berusaha keras membuka simpul kain yang terikat di kakinya.

Junhyeok berhenti dan berdecak sebal. Pemuda itu berjongkok secara tiba-tiba membuat Rei tersentak dan jatuh sekaligus. Jungwon yang semula akan melanjutkan perjalanan untuk berbalik ke arah start jadi termenung.

"Jungwon, kita harus lanjut." Minseo sampai memperingatinya.

Setelah berhasil membuka simpul kain yang mengikat kakinya dan Rei, Junhyeok pergi begitu saja. Meninggalkan Rei sendirian di tengah lapangan.

Kericuhan tak lagi terdengar, semua pengisi tribun hening. Rei hanya bisa menunduk guna menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca juga air mata yang tahu-tahu sudah menetes di pipi.

Rei menyekanya perlahan.

"Mau istirahat dulu gak?"

Jungwon baru saja sampai start yang membuat kelasnya jadi pemenang, sementara Haruto masih pusing karena kepanikannya yang tidak membantu sama sekali, saat Yeonkyu muncul.

Di tangan kirinya ada sebelah sepatu Rei yang terlepas. Pemuda itu segera memakaikannya pada si pemilik.

"Mau kekantin atau ke UKS?" tanya Yeonkyu, membungkuk dan memunggungi Rei.

Suasana masih hening, ingat itu. Sebagian orang tidak menyangka jika hal ini akan terjadi.

"Yeonkyu..." Rei memasang wajah sedih yang tidak sengaja terbuat. Yeonkyu menoleh dan tertawa melihat lengkungan bibir itu jatuh ke bawah dengan mata yang berbinar karena air mata.

"Ayo gue gendong," Yeonkyu berisyarat agar Rei naik ke punggungnya.

"Tapi gue berat,"

"Tenang aja, gue kuat kok."

Dengan hati-hati, Rei pun naik ke punggung Yeonkyu. Pemuda itu bangkit setelahnya, meninggalkan lapangan dan membawa Rei di punggungnya. Rei menyembunyikan wajahnya karena malu.

Tak lama setelah mereka menghilang, sorak-sorai kembali terdengar. Kali ini cuitan terlontar untuk adegan yang baru saja terjadi.

Sio, Sullyoon dan Jihan tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Wah gila-cinta segitiga!"

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang