➳ f i f t y t h r e e ✧

19 7 0
                                    

Yeonkyu keluar dari tendanya. Api unggun besar akan di buat, tapi kali ini semua murid disuruh berkeliling sekitar untuk mencari kayu dan ranting yang bisa membantu api agar menyala.

Di luar, dia menemukan Jungwon dan Haruto. Jungwon kelihatannya lagi nggak sehat, bahkan Haruto di belakangnya dengan telaten memijat tengkuknya.

Yeonkyu pun menghampiri mereka."Si Jungwon kenapa?"

"Masuk angin." jawab Haruto."Terus sekarang mau dibawa kemana?"

"Katanya pengen istirahat di pondok aja."

"Nggak," Jungwon menepis, dia malah menunjuk ke tenda yang dihuni Jihan."Si Wonyoung kemarin bawa minyak angin kan? Gue minta dipijitin Jihan aja disana."

Sontak aja, kepalanya malah dapat toyoran indah dari Haruto."Bisa banget ya lo modusnya?! Dah lah Kyu, kita tinggalin aja nih anak." tukas Haruto.

Yeonkyu tertawa pelan dan membiarkan Haruto menariknya meninggalkan Jungwon yang mencebik kesal.

Haruto dan Yeonkyu pun menerima instruksi dari guru mereka untuk pergi mencari kayu bakar di sekitar. Tetapi, mereka tidak dibiarkan pergi sendirian dan dianjurkan untuk berkelompok.

"Yeonkyu," Junhyeok tiba-tiba memanggil Yeonkyu. Ia menghampiri kedua cowok tadi."Gue mau ngomong sama lo."

Haruto melipat kedua tangannya di dada, menunggu Junhyeok untuk kembali berbicara sembari memperhatikannya. Tapi Junhyeok pun menatap sinis cowok itu.

Sampai-sampai, akhirnya Haruto jengah sendiri."Kenapa lo liatin gue kek gitu?? Ada dendam ha?!"

"Gue cuma mau ngomong sama Yeonkyu, ngapain lo masih disitu." Junhyeok membalas dengan sengak.

"Lo ngomong ke Yeonkyu, sama aja ngomong ke gue. Ayo bilang!"

"Lo nggak paham privasi ya??"

"Woy, mau malem nih! Yang lain udah pada ke hutan!" protes Yeonkyu lalu berjalan meninggalkan mereka berdua dengan gelengan kepala.

Junhyeok langsung mengikutinya, meninggalkan Haruto yang mendengus dan berjalan ke arah yang berlawanan dari mereka.

Yeonkyu akhirnya pergi bersama Junhyeok. Keduanya saling mendiamkan satu sama lain dengan tangan masing-masing sibuk mencari dahan atau ranting-ranting pohon yang kering. Mencari sebanyak mungkin.

"Lo harus jagain Rei." Junhyeok pun bersuara setelah beberapa menit. Matanya tetap tertuju pada permukaan tanah, masih mencari ranting pepohonan di tengah gelapnya keadaan.

"Itu permintaan gue, dan sebagai ucapan terima kasihnya, gue janji gak bakalan ada di sekitar Rei lagi. Sampein juga maaf gue. Gue udah jadi sahabat yang buruk buat dia."

Yeonkyu membalas dengan acuh."Kenapa nggak lo bilang sendiri? Lo kayak gini, jelas banget pengecutnya."

"Karena gue pikir, dia nggak akan mau liat muka gue lagi. Jadi dari pada gue bikin Rei nggak nyaman, mending kayak gini." tukas Junhyeok kembali.

Cowok itu membelakangi Yeonkyu lalu tersenyum sendu."Kalo boleh jujur, gue cemburu liat kalian sekarang. Tapi disatu sisi gue seneng, karena Rei bahagia sama lo."

"Karena kalo sama gue," Junhyeok menghembuskan nafas. Mengumpulkan kayu dalam pelukannya lalu mulai melangkah menjauh."Mungkin Rei nggak akan pernah bahagia."

"Woy! Lo mau kemana?!"

"Balik. Gue duluan. Dan makasih karena mau dengerin gue ngomong, tolong sampein apa yang gue bilang tadi ke Rei." Junhyeok berbicara agak keras, sebab langkahnya kini sudah membawanya cukup jauh dari Yeonkyu.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang