➳ t h i r t y ✧

33 8 2
                                    

Yeonkyu duduk di kasurnya, melamun menghadap ke arah dinding kamar bercat cream yang menenangkan. Tangannya sibuk memainkan rubik yang tidak seperti biasanya, bisa dia selesaikan.

Mungkin karena Yeonkyu sama sekali tidak fokus. Permainan rubik yang biasa di selesaikan dalam lima menit sampai memakan waktu selama berjam-jam.

*Tok-tok!

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, tapi Yeonkyu tidak peduli. Seorang perempuan berambut pirang masuk ke dalam kamarnya. Dia menatap Yeonkyu yang kini masih duduk memunggunginya.

Perempuan itu berkacak pinggang."Kenapa lo gak pergi ke sekolah, Yeonkyu?"

"Urusannya sama lo apa?" balas Yeonkyu sinis.

Lawan bicaranya menghela nafas panjang.

"Gue kakak lo, Yeonkyu. Gue peduli sama lo, karena itu gue tanya."

"Lo bahkan bukan kakak kandung gue, Chaewon."

Yeonkyu meliriknya tajam,"Gak usah peduliin gue."

Perempuan bernama Chaewon itu mendekat, dia melangkah tepat ke depan Yeonkyu yang kini mulai memperhatikan rubik yang dia mainkan. Seolah, keberadaan Chaewon di depannya bukan sesuatu yang ingin dia lihat sama sekali.

"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Chaewon.

"Gak."

"Iya, lo lagi ada masalah. Pasti masalahnya besar."

Yeonkyu berdecak. Dia menaruh rubiknya pada nakas dengan hentakan kesal. Kemudian mendongak untuk menatap perempuan di depannya.

"Pergi." usir Yeonkyu tajam.

Tapi bukannya mendengarkan ucapan pemuda itu, Chaewon justru memilih duduk di samping Yeonkyu.

"Lo bisa cerita sama gue, Yeonkyu. Kalo ada yang bisa gue bantu, pasti gue bantuin. Kasian pelayan-pelayan diluar, mereka takut karena lo gak mau keluar kamar dan belum makan siang, bahkan ngelewatin sarapan."

Chaewon kembali menyambung,"Mereka takut dimarahin Papah."

"Jangan sok akrab sama gue!!" ketus Yeonkyu kesal. Dia menatap tajam pada Chaewon."Keluar, Yoon Chaewon!!!"

Chaewon memandangnya sendu.

"Papah juga nyariin lo, Papah mau-"

"Haha," Yeonkyu tertawa hambar."Ngapain dia nyariin gue? Dia bahkan gak pernah peduli sama apa aja yang terjadi sama gue. Kenapa masih repot-repot ngurusin gue??"

"Karena Papah gak gitu, Papah sayang sama lo!" tukas Chaewon.

"Omong kosong," balas Yeonkyu sarkas.

Dia membuang muka, menahan perasaan marahnya dan menghindari Chaewon untuk tidak kelepasan melampiaskan emosinya.

Chaewon menghela nafas lagi. Dia memang tidak pernah bisa memahami sosok adik tirinya itu. Terkadang bersikap baik, biasa lalu tiba-tiba jadi kasar seperti ini.

Tetapi, karena ini terjadi selama lebih dari lima tahunan, Chaewon sudah terbiasa. Gadis itu hanya menanggapinya dengan kesabaran dan senantiasa bersikap baik.

Dia tahu, Yeonkyu bukan anak yang suka berbuat jahat. Dia tahu Yeonkyu anak baik. Dan sekarang, Yeonkyu hanya sedang terombang-ambing dalam permasalahan remaja yang biasa terjadi.

He was grown up.

"Yaudah kalo gitu," Chaewon angkat tangan. Dia bangkit dari duduknya lalu mengusak surai Yeonkyu yang menolaknya dengan keras."Gue keluar."

Chaewon melangkah pergi dari kamar Yeonkyu. Namun, sayangnya, Yeonkyu justru merasa tak enak hati sejak kepergian perempuan itu.

Pemuda itu mengusak surainya sendiri dengan perasaan jengkel.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang