➳ f i f t y ✧

25 5 0
                                    

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang tiba juga.

Semua anak kelas 12 di sekolah Rei kini berkumpul di sebuah stasiun kereta. Mereka akan pergi ke lokasi perkemahan dengan kereta dan bus. Dan di salah satu sudut, ada Rei yang duduk bersama Yeonkyu, Wonyoung, Jihan dan Jungwon.

Rei sibuk dengan cookies yang dibawakan Yeonkyu, dibuat khusus oleh Chaewon untuk Rei. Wonyoung mau minta aja nggak dikasih.

"Ini lo bawa apaan sih???" tanya Jihan, nggak abis pikir. Alias, heran banget lihat koper besar yang digeret Wonyoung.

Jungwon sendiri ikut geleng-geleng kepala."Lo nggak bakalan menahun disana, Nyong. Satu bulan aja enggak!"

"Diem deh pasangan julid!!" ketus Wonyoung.

"Gue tuh prepare banyak barang nih! Asal lo tau aja ya, semua barang yang gue bawa tuh pasti berguna buat di tempat kita kemah nanti!" lanjutnya dengan dongakan kepala angkuh.

Jihan dan Jungwon sama-sama mencibir, kompak banget pasangan ini.

Sedangkan Rei cuma ikut geleng-geleng kepala. Bahkan Yeonkyu tidak terdengar akan menimbrung sama sekali.

"Kamu bakalan kuat Rei?" tiba-tiba, cowok itu bertanya. Rei yang ditanya begitu jadi kikuk."Ku-kuat kok! Emang bakalan kenapa? Kita kan gak jalan kaki kesananya!"

Yeonkyu tersenyum kecil, lalu ikut duduk di samping Rei."Perjalanannya kira-kira makan waktu 4 jam-an. Aku khawatir kamu capek meski kita gak jalan selama itu."

"Tenang," Wonyoung menimbrung."Masuk angin pas perjalanan??? Gue bawa obatnya! Nih, minyak angin nih!" serunya mengeluarkan minyak kayu hitam.

"Mabok perjalanan?? Nih, antemo nih!"

"Laper??? Nih, camilan banyak!!"

Bangga sekali Wonyoung berhasil menunjukkan isi barang bawaannya dalam koper besar itu. Dia sampai nggak sadar bagaimana ketiga orang kecuali Rei, kini menatapnya aneh.

"Otaknya kelipet ya gara-gara gagal pdkt sama Won Bin?" bisik Yeonkyu begitu saja di telinga Rei.

Rei lantas menahan tawanya sendiri lalu memukul tangan cowok itu."Huss! Sembarangan!!"

"Hoy ayo!! Keretanya udah datang!!" Sio berteriak, mengomando teman-temannya untuk segera mendekati pintu-pintu gerbong.

Rei sempat celingukan sebentar, sebelum akhirnya melihat Haruto dengan Jeongwoo dan Baekseung. Namun, matanya juga ikut mendapati sosok Junhyeok dan Hwi.

Padahal, nggak sengaja dia cari.

Rei langsung mengalihkan perhatiannya."Yeonkyu, kita duduknya sebelahan aja ya?" pintanya melas, tiba-tiba sekali.

"Iya, boleh kok." jawab Yeonkyu dengan senyuman manis. Tanpa diminta pun, Yeonkyu memang akan melakukan itu.

"Lah terus gue gimana?"

Wonyoung menunjuk wajahnya sendiri.

"Menjomblo aja." cetus Jihan sambil melangkah masuk ke dalam kereta bersama Jungwon. Kedua pasangan itu langsung duduk berdua, bersebelahan.

Wonyoung berdecih. Mau nggak mau, dia duduk sendiri dan memilih duduk di barisan yang nantinya akan diisi oleh Rei dan Yeonkyu.

Tepat setelah kedua orang tersebut duduk, ada Yoon yang awalnya mau ikut duduk di samping Wonyoung.

"Awas-awas-awas!!" tapi Bin menyerobot. Tanpa peduli pada wajah garang Yoon, cowok itu langsung duduk di kursi sebelah Wonyoung."Gue duduk disini, Yoon." setelahnya ia malah nyengir lebar.

"Huh!" Yoon mendengus lalu akhirnya mencari kursi lain.

Dan seketika, suasana jadi canggung.

Tetapi di kursi sebrang, Jungwon, Jihan, Baekseung dan Sullyoon malah bersiul, menggoda.

"Bin, neng wonni-nya marah tuh," celetuk Baekseung, sksd banget emang.

Jihan langsung menimpali."Bin, lo tuh jangan begitu. Kalo emang cewek udah ngasih lampu ijo, lo jangan malah ngikut tanda putar balik!"

"Diem, Han. Ribet banget mau ngode doang." tukas Sullyoon, heran.

Ternyata Bin malah enggan mendengarkan ocehan mereka. Cowok itu memasang earbuds di telinganya lalu melipat kedua tangan di dada dan memejamkan matanya.

Sedangkan Wonyoung mengalihkan pandangan ke arah lain sembari berdecak kecil. Matanya memandang lurus ke luar jendela kereta yang mulai berjalan.

Dia harap perjalanannya cepat berakhir.






















































Perjalanan pergi memang tidak pernah terasa singkat. Sudah turun dari kereta pun, mereka semua harus pergi naik bus lagi.

"Rei, jangan lepas tangan aku ya, kita duduk sebelahan lagi." ujar Yeonkyu, sambil menurunkan tasnya dari kabin.

Ketika Rei mengangguk, seseorang berceletuk,"Enak ya jadi Rei? Tasnya dibawain Haruto, terus kemana-mana dijagain sama bodyguard."

Sekilas, tapi bikin nggak nyaman. Rei menundukkan kepalanya, menatap ke bawah dengan perasaan sedih.

"Jangan dengerin mereka. Nggak papa kok." Yeonkyu membuat Rei mendongak, cowok itu tersenyum, mencoba menyalurkan senyumannya agar menular pada bibir kecil itu. Tetapi itu tidak membuat Rei membaik.

Rei hanya membalas senyum seadanya, lalu malah melangkah lebih dulu tanpa membalas genggaman tangan Yeonkyu.

"Rei!"

Sialnya, diluar ada banyak orang. Yeonkyu terpisah dari Rei. Tingginya yang nggak menjulang seperti Haruto atau Jeongwoo membuat Yeonkyu kesulitan disaat seperti ini.

Tapi sebenarnya, Rei sekarang bersama Yoon dan Juria dari kelas 12-1. Begitu melihat Yoon mengobrol bersama gadis itu, Rei buru-buru menghampirinya. Ketiganya masuk ke salah satu bus tanpa Yeonkyu ketahui.

"Kita duduk disini aja." ajak Juria, menunjuk barisan kursi yang menyediakan 3 seat untuk diduduki."Ayo!"

Rei menghembuskan nafas setelah duduk tepat di sebelah jendela. Dari bus yang lumayan tinggi, akhirnya ia melihat Yeonkyu.

Cowok itu kelihatannya sedang sibuk mencari-cari dirinya."Aduh Rei...kok lo bodoh amat sih?" rutuknya pada diri sendiri.

Menarik ponsel dari saku midi dress-nya, Rei membuka aplikasi chatting kemudian mengabari Yeonkyu jika Rei sudah berada di salah satu bus sehingga Yeonkyu tidak perlu khawatir atau mencarinya lagi.

Setelahnya, Rei kembali menghembuskan nafas. Ketika melihat jendela dan memperhatikan sosok Yeonkyu, cewek itu bisa melihat raut wajah kecewa yang ketara tidak disembunyikan Yeonkyu.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang