"Rei, kamu udah baikan?"
Rei hanya bisa mengangguk lemah. Ia terus berbaring dengan selimut sebatas dada dan selang infus yang terpasang di tangannya.
Semua orang terkejut, sungguh. Mereka tidak yakin jika ini terjadi pada Rei.
"Wonyoung, lo punya utang cerita sama kita semua." anak-anak perempuan menagih Wonyoung sementara para lelaki mendekati Haruto.
"Lo nggak seharusnya nyembunyiin ini dari gue, to."
Yeonkyu kecewa berat dengan kenyataan yang lagi-lagi menipunya. Dia pikir alasan itu benar. Tapi lihatlah sekarang, bahkan tidak ada yang bisa ia percayai dari kenyataan itu sendiri.
"Kenapa bisa gini?" Junhyeok memijat pelipisnya pelan sembari melayangkan pertanyaan. Dia dan beberapa orang berdiri di dekat pintu, sedikit bersembunyi.
"Gue juga nggak tau. Dokter Changmin juga nggak bilang apa-apa di depan gue sama Wonyoung. Tapi dia bisa bolak-balik kesini sampe 5 kali cuma dalam sehari. Gue pikir, jadwalnya ngasih obat nggak sampai sepadat itu." jelas Haruto setahunya.
Berada disana terus-menerus tidak berarti dia jadi tahu segalanya.
Nyatanya, orang yang lebih dewasa menyembunyikan banyak hal dari mereka yang dianggap masih anak-anak untuk memahami masalah seperti ini.
"Gue mulai khawatir sekarang," Bin menyudutkan diri ke pojok ruangan sambil menunjuk ke arah bangsal Rei.
Gadis itu bangkit dibantu Wonyoung, lalu dipapah oleh beberapa anak perempuan menuju ke kamar mandi.
Saat itu juga, netra mereka menangkap ada yang ganjil. Tubuh Rei kurus sekali, kakinya sekarang benar-benar tidak berisi. Tulang betisnya mulai terlihat jelas.
"...Jangan bilang, Rei pake wig lagi?" Yeonkyu beralih pada Haruto, meminta jawaban. Haruto berdeham pelan dan mengangguk."Begitu tau banyak yang mau jenguk, dia langsung minta Wonyoung buat ngerias mukanya biar nggak keliatan pucet."
Huek! Huek!!
Bin makin menyudutkan dirinya,"Gue merinding sekarang."
Yeonkyu sekali lagi menatap Haruto. Wajahnya terlihat tegas, tatapannya pun menajam.
"Bisa nggak sih lo cerita nggak setengah-setengah???" Junhyeok pun nampaknya sudah kehabisan kesabaran.
Mereka membuat Haruto kikuk, menggaruk tengkuk sambil menatap lantai dengan tatapan ragu.
"Kondisi Rei kayaknya makin kritis. Sejak selesai terapi, dia malah nggak membaik sama sekali. Kayaknya, dampak terapinya lebih buruk dibanding dampak dari kankernya sendiri." Wonyoung akhirnya bercerita, mewakili Haruto.
Sementara teman-temannya mendengarkan. Tidak banyak, sebab sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing karena hari sudah mulai petang.
Mereka yang masih ada disana cuma yang merasa sudah dekat dengan Rei. Termasuk Sio, yang merasa harus tahu karena merupakan ketua kelas.
"Udah dua hari ini dia sering muntah-muntah, rambutnya langsung rontok dan berat badannya berkurang drastis. Dia juga nggak bisa banyak gerak, Rei selalu ngeluh badannya sakit, terutama di bagian leher."
Wonyoung melanjutkan ceritanya. Dia bahkan absen sekolah untuk merawat sahabatnya, dan untung, kedua orangtuanya sudah memberi izin.
Dan dua hari ini, Wonyoung tertekan hebat karena harus menghadapi ketakutannya seorang diri. Karena itulah, tadi pagi dia berani cerita pada Won Bin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you[✓]
Fanfiction❝Kayak yang orang bilang, apa peduli gue tentang rasa sakit saat gue punya elo?❞ starring with-Rei • Yeonkyu • Junhyeok 04gengz Update every saturday! August, 6th - 2022 March, 25th - 2023