14. Kakiku Kenapa?

51 1 0
                                    

Hola, como tale-tale vu
Makasih udah mau lanjut baca.
Yuk di vote dulu sebelum pemvotingan ditutup.
Oke, silahkan membaca.

ㄱㄱㄱㄱㄱ

"Aku laper."

"Iya, aku udah pesenin makan. Tuh, udah dingin kali makanannya," tunjuk Arka dengan matanya.

"Ha? Berarti kamu udah lama, dong?"

"Ya, menurut kamu, siapa yang selalu on time dan siapa yang dandannya dua abad?" sindir Arka dengan mulut julidnya.

"Biasa aja dong itu mulut." Ezra mencomot bibir Arka.

"Bener, kan? Tapi aku heran, kok ada perusahaan yang nerima kamu kerja, apa jangan-jangan gaji kamu habis dipotong?" tebak Arka sekaligus mengejek.

"Yang?" panggil Ezra.

"Mau dicubit apa ditonjok?"

"Ha?"

"Mulut lo banyak bat ngomong, ah," geram Ezra sambil mulai makan.

"Iya, maaf, salah mulu aku."

"Emang kamu salah."

"Ya, aku kan udah minta maaf."

"Tetep aja salah."

"Ya, cowo emang selalu salah," akunya pasrah.

"Hey, cowo itu ditakdirkan untuk salah, dan perempuan selalu benar, udah apa, terima takdir," jelas Ezra PD.

"Sekalipun cewe itu salah?"

"Ya Allah, masa harus dijelasin?" Tatapan Ezra lurus menatap mata Arka.

Ezra nenarik napas kemudian berkata, "gini ya, aku mau tanya, kamu pernah ketahuan selingkuh, berarti itu nyakitin, kan?"

"Iya," jawabnya takut.

"Yang selalu disakitin cewe apa cowo?"

"Cewe," jawabnya ragu.

"Yang selalu dikhianati cewe atau cowo?"

Arkan menjawab, "cewe."

"Yang selalu dibohongin cewe atau cowo?"

"Cewe juga pernah," bantah Arka.

"Ya, tapi aku gak pernah bohongkan sama kamu, dan kamu pernah bohong sama aku, kan?"

"Iya, pernah," jawabnya takut-takut.

"Jadi, yang selalu dibohongin cewe atau cowo?"

Arkan menjawab, "cewe."

"Yang selalu ngebohong cewe atau cowo?"

Arkan menjawab, "co-wo."

"Yang selalu menghianati cewe atau cowo?"

Arkan menjawab ragu, "cowo."

"Yang selalu menyakiti cewe atau cowo?"

Arkan menghela napas kemudian menjawab lagi, "cowo."

"Jadi, konsep yang pertama, wanita selalu?"

Arkan dengan cerdasnya menjawab, "benar."

"Konsep yang kedua, pria itu?"

Dengan berbaik hati Arkan menjawab, "salah."

"Konsep yang ketiga, kalau wanita salah, pria lebih?"

Arkan menjawab pasrah, "salah."

"Maka yang keempat, Wanita tidak pernah?"

Arkan mengalah, kemudian menjawab, "salah."

"Nah, jadi paham, kan?" tanya Ezra yang berhadapan langsung dengan wajah Arkan.

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang