50. Berubah

9 0 0
                                        

Nguuuk, nguuuk, nguuuk.

Ponsel Luann bergetar di atas meja, tangan kekar itu mengambil dan melihat siapa yang menelepon.

"Ya, Pa?"

"Kamu di mana?"

"Di ... emmmh, sebentar." Luann menyelimuti lengan Aletha.

"Di mana?"

"Papa kepo, ah."

"Kamu pulang gak?"

"Gak, tapi besok tolong bawain baju ganti aku ya, heheh."

"Kamu di mana?"

"Ya ampun, Pa maksa, deh."

"Jawab."

"Ya, ya, aku di rumah Aletha."

"Hahah, ya udah semangat." Papa menutup telpon. Tanpa diketahui oleh Luann, ternyata di kediamannya tengah ada pertemuan perjodohan lagi ulah mamanya.

Mama mengundang satu sahabat lain dengan anak perempuan mereka berniat untuk menjodohkan Luann, tetapi mendengar Luann baru bangun tidur dan tengah di rumah seorang hadis perjodohan ini benar-benar gagal.

Luann menatap wajah Aletha yang terlelap. "Sayang, maafin aku ya, rasa ini terkadang gila jika tahu kamu bersama laki-laki lain," bisik Luann kemudian mengecupnya.

Ia kepikiran pada nasib Ezra, ia pun menelepon Arka.

Nguuuk, nguuuk, nguuuuuk.

"Emh, apaan sih anjing ganggu tidur gue aja?"

"Lo di mana?"

"Nanya gue di mana? Udah tau gue masih di kamar, nanya lagi lo."

"Gak usah ngegas juga kali, lo masih di sini?"

"Di kamar sebelah gue."

"Gue kepikiran Ezra, lo apain dia? Gak disiksa, kan?"

"Tenang, gak usah khawatirin dia, kan gue pacarnya anjing, ngapain lo, hah?"

"Kok lo ngegas sih, kan gue nanya baik-baik. Gue khawatir karena lo lebih gila dari pada gue."

"Ahahah, aman, dia lagi tidur."

"Okay, bye." Luann menutup sambungan.

Kembali menatap wajah malang perempuannya. Air mata tiba-tiba menetes di mata Aletha, ia pun menyekanya perlahan dengan ibu jari.

Aletha terbangun dari tidurnya mendapati diri dalam keadaan seperti ini membuatnya sesak. Ia berusaha duduk walau masih lemah.

"Argh, sakit." Aletha memijit perutnya perlahan.

"Mana yang sakit?" Luann ikut duduk juga.

Selimut yang menutupi tubuh keduanya melorot. Setengah tubuh Luann dan Aletha terlihat. Luann mengambil kemeja Aletha yang ada di samping ranjang kemudian memakaikannya pada Aletha.

"Gak perlu, gue udah gak malu kaya gini di depan cowo yang gak ada otak kaya lo," ucap Aletha dingin.

Namun Luann masih berusaha memakaikan kemeja pada Aletha yang sudah pasrah. Selesai mengancingkan semuanya Aletha melangkah ke pintu.

Ia membuka pintu, tapi tak bisa.

Ceklek

Ceklek

Ceklek

"Buka!" titah Aletha tegas.

Brug brug brug!

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang