34. Percakapan Bersama Ezra

10 0 0
                                    

"Emh, bagus sekali, terus anak pertamanya umur berapa?" Aletha mulai kepo.

"Mama gak nanya, keburu muak ngomong ama papa kamu."

"Ma, lihat aku." Aletha menjajarkan kedua wajah.

"Dengerin ya, Ma, aku sayang sama mama, dan biarin papa bahagia sama pilihannya, Mama juga harus bahagia dengan pilihan Mama kelak, aku akan dukung siapun lelaki yang berhasil buat Mama bahagia sampi lupa cara bersedih," tutur Aletha tulus dari hati.

"Makasih ya, Nak." Mama memeluknya.

"Kalo Mama mau tinggal sama aku juga boleh," tawar Aletha ikhlas jika mama mau.

"Gak usah ah, Mama mau di sini aja ngurus toko kamu."

"Oh ya, penjualan di toko gimana?"

"Lancar-lancar saja."

"Hahaha, aku ngajakin Mama tinggal di Jakarta, padahal ada toko di sini, hahah, lupa aku, Ma." Aletha menertawakan dirinya sendiri.

"Kamu udah makan?" tanya mama setelah benar-benar termotivasi.

"Belumlah, Ma, jam berapa ini."

"Oh ya, masih jam kerja, lupa Mama. Ya udah, mau makan apa?" Mama melangkah ke daput diekori Aletha.

"Emh, mie pedes enak kali, Ma?"

"Kamu ini, malah minta makan pedes, kan belum makan, kan?" Mama sedikit kesal.

"Ya, emang belum makan sih, tapi aku pengen makan yang pedes-pedes, kan enak gitu siang-siang."

"Terserah, ambil aja sono di toko, ambil kuncinya di kamar," titah mama sedikit cemberut.

"Emang gak buka toko?" Aletha menaikan kedua alis.

"Mana bisa sih, lagi banyak pikiran gini."

"Ah, kalo gini mah rugi bandar, potong jadi ini mah," goda Aletha sambil ngeloyor ke kamar.

"Heh, Mama gak digaji sama kamu ya!" serobot mama kesal.

Aletha kembali dengan 2 bungku mie pedas samyang yang merah. "Ya ampun, gak kenyang satu kamu?" mama menggeleng samar.

"Maksudku buat mama 1, masa aku makan banyak, muncrut aku nanti."

"Ah, jangankan dua, makan 1 aja bolak-balik toilet kamu," ingat mama.

"Emang sih, makanya aku gak makan 2, mama 1 ya?" tawar Aletha tapi agak memaksa.

"Ah, gak mau, gak kuat Mama," tolaknya cepat.

"Dih, si Mama, enak ini."

"Gak, yang ada mama gak bisa ngomong makan itu."

"Menghilangkan stress, Ma."

"Menghilangkan stress, yang ada menambah penyakit."

"Hahaha!" Aletha malah tertawa puas.

Aletha memanaskan air di panci. "Mama ngapain di sini, kalo gak makan?"

"Emang diem di dapur harus makan?"

"Ya makanlah, ngapain diem di dapur lagian, mending buka toko sono, rugi saya kalo kamu gak buka toko, hahaha." Aletha mendorong pelan bahu mama.

Mama hanya diam dan menatap ankanya yang kurang akhlak. "Hahaha, becanda, Ma Ya Allah."

"Mama bingung mau makan apa," kata mama kembali duduk yang sempat dibangunkan Aletha.

"Ya elah, perkara makan segala bingung."

"Hah, dahlah, mau tidur aja." Mama melangkah menuju kamarnya.

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang