16. Who is he?

36 3 0
                                        

Hai, semuanya, Assalamualaikum.
Terima kasih sudah mampir lagi di sini.
Hayu divote dulu, takut lupa.
Karena vote dari kamu itu bikin semangat.
Terima kasih banyak-banyak.

Selamat membaca.

ㅠㅠㅠㅠㅠ

"Ka, lo ke sini pake apa?" tanya Luann baru teringat.

"Emmmmmh, motor lo sih, hahah."

"Si Kuyang, itu kan baru gue benerin, belum gue pake malah," kesalnya menepuk kepala bagian belakang Arka.

"Lagian motor bagus-bagus kagak dipake, iya kan?" tebak Arka menantang.

"Iya, sih, cepet bawa motornya, keburu cewe lo tabrakan," cetus Luann.

"Bangsut, lo bisa gak, bacotnya yang beneran dikit, ucapan kan termasuk doa kecil?" ingat Arka lemah, takut kekasihnya kenapa-kenapa.

"Jadi lo udah sayang ama dia?" tanya Luann serius.

"Luannku yang ganteng, gue ama dia udah lebih 1 tahun ya, jadi gak mungkin kalo gue gak sayang ama dia," ujarnya penuh penjelasan.

"Iya, bagus dah, dan lo udah gak ada rasa sama Aletha, kan?"

"Lo tenang aja, kalo Aletha gak nyaman ama lo, biar gue aja yang gantiin," godanya tertawa kecil.

"Awas aja lo kalo berani," ancam Luann, memperhatikan jalanan dan memeluk Arka.

"Ah, jangan meluk gue, jiji tau!"

"Takut gue." Luann menyembunyikan wajah di punggung Arka.

"Ah, jangan gitu." Arka menepis kepala Luann dengan bahunya.

"Ah, sakit," rengeknya menyentuh kening.

"Bodo amat, geuleuh aing!" umpat Arka tidak suka dipepet Luann.

"Gue takuuuuut," rengeknya lagi lebih manja.

"Luann, Bangke, gue tabrakin sekalian, ya?" ancamnya menoleh ke belakang.

Wajah keduanya jadi dekat. "Aaaaah, Luann, gue bilang jang deket-deket!" peringat Arka.

"Ya elah, salah mulu gue," pasrahnya murung.

"Diem-diem lo situ." Arka mulai fokus dan menambah kecepatan.

Luann yang dasarnya takut kecepatan apa lagi naik motor, karena jika motor jatuh langsung ke aspal, sedangkan mobil akan tertahan, tetapi kalau kecelakan parah ya mobil nampaknya lebih mematikan.

Skip.

Sudah lumayan cukup jauh keduanya menyusul, tapi belum ketemu juga. Arka sambil mengingat-ingat, ke manakah gerangan biasanya balapan?

Dengan tebakan yang mudah-mudahan benar, Arka membelokkan arah dan menuju jalanan yang sepi. Di depan terlihat banyak sekali lampu dan geberan motor.

Apa yang dipikirkan Arka benar, keduanya ada di antara kerumunan geng motor yang tengah balapan. Ia memarkirkan motor.

"Turun lo, Jablay," titah Arka kesal, sejak melaju Luann tak melepaskan pelukannya.

"He'em." Suara Luann malah dicemprengin agar terdengar seperti perempuan jadi-jadian.

"Geuleuh, Markonah." Arka turun setelah mengumpatnya.

Keduanya berjalan mencari Ezra dan Aletha.

"Sayang, ternyata kamu di sini?" Arka langsung menggenggam tangannya.

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang