Nguuuuk, nguuuk, nguuuk.
Ponsel Luann bergetar. "Sial!" umpatnya geram, ia melangkah ke depan pintu.
***
Ezra keluar dari kamar melihat Luann tengah menerima telpon, otak jailnya bekerja dengan cepat. Berlari ke ruang tengah mengambil remot kemudian Ezra menyalakan TV dengan musik DJ yang keras.
Luann tidak bisa emosi saat ini, ia menerima telpon penting, ia pun melangkah ke luar apartement. Aletha mengikuti Luann dari belakang, ternyata Luann harus pergi ke sebuah tempat.
Aletha kembali lari ke apartement-nya. Masuk ke kamar dengan wajah gembira. "Ra, cepet keluarin dia, mumpung si Najis pergi, cepet-cepet," kata Aletha terburu-buru.
"Oh, okay." Ezra menunjukan okay dengan tangannya.
"Alah, gak ada waktu bercanda anying, ini mepet." Aletha menepis tangan Ezra kemudian membuka lemari.
Ketika dibuka Alga tengah mangap karena pusing akibat alkohol. Ditariknya kuat oleh kedua manusia ini, menggeretnya bagaikan koper tak lupa Aletha memasangkan sepatu kemudian Ezra mendapatkan tugas untuk membawanya turun ke bawah dan pergi.
Aletha segera merapikan rumah yang nampak kapal pecah. Di bawah Ezra sedikit ketakutan, mungkin saja Luann tiba-tiba muncul, kan?
Segera ia turun melewati tangga darurat. Akhirnya perjuangan tidak sia-sia, keduanya sudah ada di parkiran.
"Eh, Gila, mobil lo mana?" tanya Ezra sewot.
"Di sana," tunjuk Alga yang berusaha berdiri tegap.
Ezra menatap ke arah yang ditunjukan Alga, matanya tak menangkap mobil, tapi Luann yang berjalan cepat hendak ke dalam gedung.
Ezra segera melepaskan tangan dan lari mendahului Luann, tapi langkah lelaki memang lebih besar dari pada perempuan, Ezra tertinggal dan Luann sudah masuk ke dalam lift.
Ezra harus menyiapkan tenaga untuk berlari menggunakan tangga. "Okay, gue siap," tekadnya kemudian hitungan ketiga ia mulai berlari ke atas.
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Sampai di depan pintu Aletha, ia memencet pin kemudian masuk ke dalam.
"Hah, hah, hah, cape anjing, aer mana aer?" Ezra berjalan terhuyung ke dapur.
Ting tong.
Bel terdengar. "Aduh anjing, kayanya dia udah nyampe, deh?" tebak Ezra pada Aletha yang menemaninya minum di dapur.
"Dia siapa?" Aletha tak paham.
"Si Najis tadi ada di bawah pas gue mau anter Alga ke mobil, gue kagak sempet anter dia, tapi gue langsung lari ke sini, hah, hah, hah," jelasnya masih ngos-ngosan.
"Oh," sahut Aletha santai.
Kakinya membawa Aletha untuk membuka pintu.
"Luann, kok lo balik lagi?" tanya Aletha dingin, merasa bebannya sudah lenyap.
"Gue sengaja pergi, lo berdua abis usir dia, kan?" Luann masih saja buruk sangka.
"Dia siapa lagi sih, anjir kesel gue ama lo. Dah ah, gue balik aja, males berurusan ama iblis jahanam kaya lo," ucap Ezra di depan wajah Luann.
"Heuh, Arka, cepetan bawa ke sini!" teriak Luann tiba-tiba.
Ezra yang melangkah hendak ke luar melihat Arka membawa bebenguk Alga.

KAMU SEDANG MEMBACA
That Night (Tamat)
RomansaSeorang perempuan yang kehilangan harta berharganya setelah kehilangan kesadaran. Beranggapan bahwa itu hanyalah mimpi belaka. Namun anehnya mimpi itu selalu berkeliaran di benaknya. Entah siapa lelaki yang ada dalam mimpi itu. Tidak ada yang tahu s...