7. First meet

76 3 13
                                    

Halo, hai, apa kabar?
Di tumah masih pake galon?
Sama berati, hehehe.
Sebelum baca vote dulu ya, hiii.

ㅐㅐㅐㅐㅐㅐㅐㅐ

"Buset, lo kerusupan setan laper ya?" tanya Ezra melihat Aletha makan tanpa jeda.

"Laper gua, Ra, dari pagi belum makan."

Manager Tara sudah tiba di kantor, kebetulan Luann melihatnya hendak masuk ke dalam ruangan, tapi ia tidak melihat Aletha di belakangnya, ia pun bertanya, "Pak, asisten Bapak ke mana?"

"Ke mini market sebentar, mau beli peralatan perempuan katanya."

"Ah, baiklah. Tapi gimana meeting sama Pak Jaser?"

"Dia tetep gak mau bayar sewa tempat, dan akhirnya dibatalkan saja," sahut Manager Tara kecewa.

"Biarin, dia emang dari dulu bikin masalah terus sama kita. Jangan ada urusan lagi sama Jaser," titah presdir yang kebetulan lewat.

"Baik, Pak." Ketiganya melanjutkan tujuan masing-masing.

"Oh, jadi dia ke mini market, beli apa ya, gue jadi kepo?" batin Luann sambil melangkah menuju mobilnya.

Melaju ia dengan kecepatan tinggi, hingga sampai di mini market terdekat dengan gedung Yaz Magdala. Masuk ke dalam untuk mencari Aletha.

Sudah berkeliling cukup lama, tapi ia tak menemukan bebenguk Aletha, dengan kecewa ia keluar dari sana. Kembali masuk ke mobilnya, melaju sambil berpikir sejenak. "Kalo dia udah pergi, pasti makan dulu gak, sih? Kan dari siang tadi dia belum makan, pasti belum makan, kan dia meeting sampe sore?"

"Hm, okay, mungkin dia di sana." Luann melihat kafe dekat dengan gedung terakhir ia meeting.

Masuk sambil melempar pandang ke berbagai titik, usahanya tidak menghianati hasil, ia berhasil menemukan bebenguk Aletha yang tengah makan tanpa sendok.

Luann menggeleng pelan melihat kelakuan Aletha yang tidak jaim sama sekali. Padahal ia mengenakan pakaian kantor, setidaknya ia makan dengan anggun jika di tempat seperti ini.

Ia duduk dan memesan kue dan kopi untuk menyaksikan Aletha di sebelah sana. Kedudanya sudah selesai makan, Ezra melihat bill.

"Anjir, mahal banget!" jeritnya spontan.

"Ih, bikin malu lo, gak usah teriak juga kali," ingat Aletha, membekap mulut Ezra.

"Lo makan banyak banget sih, abis duit gue, beneran gua kagak bohong, gue abis kirim nyokap gue," ungkap Ezra.

"Iya deh, iya, gue bantuin bayar." Aletha merogoh kantong celananya.

Ia melotot.

"Kenape, kenape, lupa bawa dompet?" sindir Ezra yang sudah tertebak.

"Anu, emh, ah, gue kan emang jarang bawa-bawa dompet, Ra." Aletha mengakuinya.

"Huh, makan aja setelebug, duit kagak bawa lo," cerca Ezra kepalang emosi.

*Setelebug = sebanyak-banyaknya.

"Nih, Mba." Luann datang menyodorkan kartu kreditnya, membuat keduanya tercengang.

"Makasih." Mba pelayan pun pergi.

"Makasih Pak Wapresdir," ucap Aletha sambil memberi hormat, membungkukkan badannya sedikit (bow).

"Santai aja, bayar makanan segitu gak bakal bikin saya bangkrut," ucapnya santai.

"Hahah, maaf Pak, merepotkan," kata Aletha menahan cengir.

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang