18. Kado VS ATM Card

21 0 0
                                    

Hai, hai, hai permirsa
Jangan lupa vote dan komen ya.
Arigatou gozaimasu, minna
Sarangheyo.

ㅠㅠㅠㅠㅠ

"Jangan biarkan dia ganggu rencana gue buat dapetin Luann, inget lo juga dapetin dia karena gue."

"Ya."

Hazan masuk ke dalam dan mulai mengemudi dengan baik dan benar. "Kamu mau dengerin musik?" tanyanya.

"Gak."

Hazan tersenyum dengan sikap Aletha, inilah yang membuat ia menjadi pengagum rahasia.

Sampai di tempat kerja, Aletha Jalan duluan, Haza berbisik sebelum Aletha masuk ke ruangannya. "Jangan pernah pergi dari aku, atau kamu akan kesakitan." Kemudian Hazan pergi ke ruangannya sendiri.

"Bangsat, argh," rintih Aletha ketika ia memuluk dinding dengan tangan kanannya.

Ia merasa heran, karena semalam ia tak jatuh, dan sekarang lengan kanannya sakit. Penasaran, ia membuka kemejanya, dan melihat lengan atasnya.

Ia tidak sadar ketika mandi tadi, ternyata ada bekas jahitan. Aletha heran tapi tidak menemukan jawaban.

Seseorang masuk ke dalam secara tiba-tiba. Luann dengan gagah melangkah ke dalam langsung menuju Aletha dengan kemejanya yang terbuka sebelah, Tanpa berkomentar ia memeluknya.

"Maafin aku, malem gak bisa nolongin kamu," bisiknya dengan pelukan yang semakin erat.

"Argh, lepasin, apa-apaan sih kamu." Ia mendorong Luann dengam sisa tenaga.

"Kenapa kemeja kamu?" Luann tidak marah, malah langsung memeriksa keadaannya.

"Gak papa," sahut Aletha tanpa malu, padahal sedikit dadanya terlihat, ia memasangkan kembali kemejanya.

"Ada yang sakit?" Luann menompo lengan kanan Aletha.

Seserang masuk ke dalam dan melihat ini, dan dari matanya terlihat seperti Luann tengah berciuman dengan Aletha.

"Ya ampun, masih pagi ini, Pak," ucap Manager Tara.

Luann segera berdiri. Keduanya terlihat canggung. "Pak Tara, ada apa ke sini?" tanya Luann tenang.

"Saya mau ada meeting sama Aletha."

Aletha segera merapikan kemejanya dengan benar. "Sebentar, Pak, saya carikan berkasnya," ucapnya setelah kemejanya rapi.

Manager Tara tersenyum melihat keduanya. "Tapi kalian cocok," katanya.

"Makasih, Pak."

"Kok makasih?" serobot Aletha menatap tajam Luann.

"Ya, karena Manager Tara setuju."

"Setuju apa?" Aletha masih lemot otaknya.

"Hubungan kita?"

"Gak ada hubungan lain antara kita selain atasan dan bawahan, ingat itu," tekan Aletha tegas.

"Ahah, jangan begitu, barusan kalian ngapain?" goda Manager Tara, ingin menjadi saksi atas hubungan keduanya.

"Bapak jangan salah paham, saya dan Pak Luan gak ngapa-ngapain," tandas Aletha, berdiri dan melangkah keluar setelah menemukan berkasnya. "Mari, Pak," sambungnya yang meninggalkan keduanya di dalam.

Manager Tara menunjukkan jempolnya, lalu pergi. Di luar, semua karyawan sudah bersiap dengan peresmian wakil presdir, tapi sayang sekali, acara ini tidak bisa dihadiri oleh Manager Tara dan Aletha yang harus ke luar kota untuk meeting.

That Night (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang