[84]

553 80 7
                                    

Hari semakin larut. Sang-Yeon dan kucingnya tadi pulang jam sembilan malam sementara ga tau ini kenapa Young-Hoon malah memutuskan untuk ikut menginap. Hak-Nyeon sebagai pemilik rumah sih ga keberatan, tapi dia juga dari tadi perhatiin gerak-gerik Kevin.

Kevin biasa aja sih, masih kerja dengan laptopnya. Yang dari tadi ajak Hak-Nyeon ngobrol malah Young-Hoon, suprisingly.

"Anak kucing udah pada tidur, Kak?" tanya Hak-Nyeon, sampai di topik tentang tiga anak kucing gemes yang tidur di kamar lain.

"Udah tadi abis dibuatin susu sama Kevin langsung tidur semua. Kecapean main dari siang juga."

"Bagus deh, semoga nyenyak semua."

Young-Hoon setelahnya pamit, dia mau duduk di ruang tamu soalnya ada beberapa kerjaan yang harus dicek sekarang.

"Kalian kenapa masih pada kerja, Kak. Istirahat dulu aja, ya? Ada kamar satu lagi pakai aja."

Kevin berhenti mainin kursornya sementara Young-Hoon ga jadi buka pintu kamar. Baru aja Young-Hoon mau respon Hak-Nyeon, Kevin tau-tau rapiin laptop dan semua berkasnya di atas meja.

"Gue rapiin dulu deh kamarnya biar bisa buat tidur," katanya.

Kevin langsung keluar, tanpa bilang apa-apa ke Young-Hoon. Hak-Nyeon cuma senyum kecil lihat ekspresi pria tinggi itu.

"Kak Young-Hoon juga tidur di kamar aja, ya? Ruang tengah dingin kalau malam. Kak Kevin ga apa-apa kok."

Sepanjang ditemani Kevin, Hak-Nyeon cukup tau dan bisa ambil kesimpulan bahwa hati Kevin sedikit melunak walaupun belum bisa menerima sepenuhnya.

Young-Hoon ngangguk pelan lalu pamitan ke Hak-Nyeon dan keluar kamar.

Lampu ruang tengah masih menyala, tapi ga ada orang di sini. Young-Hoon melangkahkan kakinya lalu duduk di salah satu sofa. Dia ambil tablet dari tas kerjanya lalu mulai fokus bacain beberapa surel. Sesekali dia juga cek ponselnya.

Sementara Kevin udah masuk ke kamar satunya. Dia tadi ingat kata-kata Hak-Nyeon tentang di mana dia simpan selimut dan bantal tambahan.

Dengan santai Kevin rapiin tempat tidur. Tapi setelahnya dia malah duduk di sofa, diam sejenak.

Tempat tidurnya besar, bisa untuk dua orang, tapi Kevin ga mungkin tidur di samping Young-Hoon.

Dia ga mau tidur dengan kenangan buruk terpatri di kepalanya.

Jadilah Kevin menyulap sofa jadi tempat tidurnya, lengkap dengan bantal dan selimut yang tadi dia ambil.

Waktu terus berjalan, bahkan ga terasa kalau Young-Hoon udah dua jam di ruang tengah sendirian. Kerjaannya selesai dan matanya mulai mengantuk.

Awalnya Young-Hoon ragu untuk ikut masuk ke kamar. Tapi berbekal kalimat dari Hak-Nyeon tadi, akhirnya Young-Hoon coba masuk ke kamar itu.

"Kevin mana ...?" gumamnya, jelas aja karena saat dia buka pintu, ga ada siapa-siapa di atas tempat tidur.

Tapi Young-Hoon langsung merasa lega lantaran dia lihat Kevin ada di sofa.

Dalam hatinya dia merasa ga enak, kenapa harus Kevin yang tidur di sofa?

Dia coba memberanikan diri untuk jalan ke arah Kevin. Wajah tidurnya ga berubah dari dulu, pikir Young-Hoon.

"Vin ...?" panggilnya pelan. Dia tepuk pelan pipi Kevin juga.

"Hm ...?" gumam si manis, masih memejamkan mata. "Ada apa?"

Tanpa sadar Young-Hoon mengusap rambut Kevin. "Kamu pindah tidurnya di kasur, ya? Ga enak kan tidur di sofa. Aku aja yang di sofa, ya?"

Redamancy || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang