Prologue (3)

5.8K 989 160
                                        

Tadi setelah jam makan siang emang Young-Hoon rapat lama banget, sampai sekarang jam enam dia baru keluar ruangan. Dari kenyang ketemu lapar lagi, beneran nguras otak banget di dalam tadi.

Young-Hoon naik lift untuk balik ke ruangannya. Seingetnya kerjaan tinggal sedikit lagi sama harus kirim beberapa surel. Ga terlalu lama lah untuk bisa pulang.

Ponsel Young-Hoon getar di dalam sakunya. Karena dia naik lift sendirian jadi langsung diangkat telponnya.

"Halo, Pak. Baru selesai rapat. Iya, saya ke sana sekarang."

Dari awal tujuannya lantai lima, letak ruangannya, Young-Hoon pencet tombol lift ke lantai enam.

Yang tadi nelpon Sang-Yeon, minta Young-Hoon mampir sebentar. Kalau di lingkup kantor emang dia manggilnya sopan pakai pak. Kalau hangout bareng atau lagi berdua aja manggil kak biasa.

Young-Hoon jalan sepanjang koridor. Dia papasan dengan beberapa staf lain. Pejabat yang agak tinggi kedudukannya emang di lantai enam semua ruangannya berdampingan sama Sang-Yeon.

Dia sampai di paling ujung, di lobi ruangan Sang-Yeon. Young-Hoon laporan dulu ke sekretaris Sang-Yeon sampai akhirnya boleh masuk.

Dia ngetuk pintunya sekali lalu langsung masuk.

Sang-Yeon penampilannya lebih santai. Dia duduk di sofa, jasnya udah dibuka. Kayaknya kerjaannya udah selesai dan tinggal santai nunggu jam pulang.

"Kenapa, Kak?" tanya Young-Hoon.

Sang-Yeon minta dia duduk di sampingnya. Young-Hoon awalnya ga sadar, tapi kok ini ada kayak kandang di atas meja?

"Itu apaan?" tanya Young-Hoon.

Sang-Yeon buka kandangnya. Young-Hoon bisa denger suara meongan kucing yang pelan tapi lucu banget. Satu kucing kecil lalu keluar dari kandang.

"Lucu, kan?" tanya Sang-Yeon.

Young-Hoon ngangguk.

Yang keluar ini Chang-Min. Tadi waktu dia makan siang sempet Sang-Yeon kasih susu yang emang Sang-Yeon simpan di laci kantornya karena Sang-Yeon sering bawa kucingnya ke sini. Setelah Sang-Yeon perhatiin, Chang-Min lebih aktif dari Chan-Hee. Chan-Hee cuma diam ngeliatin dia sementara Chang-Min mau main sama Sang-Yeon, gigitin jarinya.

"Yang ini namanya Chang-Min. Dia kembar sama yang di dalem tuh. Chang-Min adiknya," jelas Sang-Yeon.

Sekarang Chang-Min ada di gendongan Sang-Yeon. Young-Hoon cuma ngeliatin. Gemes banget sih beneran.

"Mau coba gendong?" tawar Sang-Yeon.

Young-Hoon mau aja sih, tapi dia ga ada pengalaman gendong kucing. Ralat, dia ga punya pengalaman dengan hewan apa pun.

Chang-Min sekarang berpindah ke tangan Young-Hoon. Gemes banget dia langsung duselin hidungnya ke jari Young-Hoon. Kecil banget, sekali tepuk gepeng kali.

"Umur berapa ini kecil banget," ucap Young-Hoon.

"Empat hari katanya. Baru lahir. Kucing cepet gedenya kok ga bakal kerasa liat aja nanti tau-tau bisa lari," kata Sang-Yeon sambil ketawa.

Young-Hoon merhatiin Chang-Min di tangannya. Chang-Min mulai gigitin jari Young-Hoon. Tapi mungkin karena masih kecil kali ya ga sakit, malah agak geli.

"Ini dia laper apa gimana?" tanya Young-Hoon.

"Awalnya gue kira laper, tapi setelah dikasih susu juga dia tetep aja gigitin tangan gue. Kayaknya hobi," jawab Sang-Yeon. "Kakaknya itu malah anteng banget."

Sang-Yeon ngeluarin Chan-Hee, gendong dia biar deketan sama Chang-Min.

Si dede mukul-mukulin tangannya tapi respons kakaknya cuma ngeong aja. Lucu banget.

"Lucu ini mereka berdua gedenya pasti hobi berantem," tebak Sang-Yeon.

Sang-Yeon fokus ngelus kepala Chan-Hee sementara Young-Hoon cuma diam ngeliatin Chang-Min.

Terus dia dipanggil ke sini cuma buat mainan anak kucing gitu? Di ruangan direkturnya? Kok lucu.

"Hoon, gue boleh minta tolong, ga?"

Sang-Yeon dari tadi tuh mikirin gimana cara bilangnya. Mereka emang temenan, tapi Young-Hoon tuh orangnya datar banget. Sang-Yeon ga tau nanti reaksi Young-Hoon bakal gimana kalau tau anak kucing ini bukan sembarang kucing.

"Apa, Kak?"

"Lo ... mau ga ngurus salah satu dari mereka? Gue ga bisa ngurus mereka berdua sekaligus."

Young-Hoon ngerutin kening. "Mereka kan kecil Kak, well kalaupun tumbuh besar juga ukurannya tetep aja kecil. Emang repot banget ya lo?"

Kalau kucing normal sih ngurus lima juga Sang-Yeon mampu.

"Mereka beda, Hoon. Gue ceritain ini tapi tolong lo percaya ya, karena gue ga lagi bercanda."

Young-Hoon bukan tipe manusia receh untungnya jadi kalau udah diminta serius ya dia akan serius.

Jadilah Sang-Yeon ceritain dari awal apa itu Meow, caregiver, yayasannya Joshua, semua informasi dasar yang perlu diketahui seseorang untuk bisa mengerti dunia Meow.

"Jadi ... nanti setelah dua minggu dia berubah jadi ... manusia?" tanya Young-Hoon.

Sang-Yeon ngangguk. "Iya. Mereka bukan kucing biasa. Satu caregiver ga bisa ngerawat lebih dari satu kucing. Faktor utamanya ya sistem heat tadi.

"Mereka kalau heat bakal makan waktu seharian penuh. Lo tau kan gue sering banget dalam enam hari kerja punya waktu libur tambahan selain Minggu? Ya karena itu jadwal heat kucing gue yang sebelum-sebelumnya."

Young-Hoon balik ngeliatin Chang-Min. Kucing sekecil ini bakalan berubah jadi ... manusia?

"Gue ga tau boleh ngomong ini apa engga walaupun gue atasan lo, tapi dengan lo ngerawat kucing ini, hidup lo akan jauh lebih berwarna. Mereka ajaib, mereka bisa bikin lo selalu senyum. Itu bagus banget buat lo yang jarang senyum apalagi ketawa, Hoon."

Bener juga, pikir Young-Hoon.

"Mereka polos, jadi kalau lo mau kucing lo nurut ya lo juga ngedidiknya ga boleh kasar. Harus disayang bener-bener. Mereka beneran kayak anak kecil yang akan niruin segala kelakuan orangtuanya.

"Jadi ... mau, ya?" Sang-Yeon beneran ga tau lagi harus minta tolong siapa, menurutnya Young-Hoon ada bakat kok jadi caregiver.

"Gue kan sibuk, Kak."

"Awal-awal emang agak susah, tapi begitu mereka makin dewasa udah bisa dilepas sendiri kok. Apalagi wujudnya manusia kan, lo akan berasa punya adik di rumah yang bisa diajak ngobrol. Tapi ya itu paling lo harus luangin waktu satu hari waktu mereka heat.

"Kalo lo beneran mau, gue urusin semuanya dari laporan ke yayasan sampai nanti ngatur libur lo. Nanti gue juga kasih lo penjelasan lanjutan karena yang tadi cuma basic jadi caregiver aja."

Sekali lagi Young-Hoon ngeliatin Chang-Min. Ternyata si kecil lagi natap dia juga.

Akhirnya Young-Hoon ngangguk. "Oke, gue coba. Tolong dibimbing aja ya nanti karena gue ga pernah ngurusin hewan ... atau orang lain."

"Iya tenang aja, makasih ya Hoon."

Demi apa pun Sang-Yeon lega banget sekarang.

Chan-Hee ternyata tidur lagi, sesekali duselin hidungnya di tangan Sang-Yeon.

"Btw lo mau Chang-Min apa Chan-Hee? Gue ngikut lo aja," kata Sang-Yeon.

Young-Hoon ngusap kepala Chang-Min. "Dia aja nih, yang suka gigit-gigit. Kayaknya nanti gedenya bakal lucu."

Sang-Yeon ketawa, ngangguk aja. Pokoknya terserah Young-Hoon lah.

Dua minggu kurang lagi dua kucing ini akan dapat wujud manusianya. Sang-Yeon yang udah biasa ngurusin kucing sih ya santai aja.

Beda sama Young-Hoon yang mikirin bakal gimana nantinya. Dia beneran ga pernah ngerawat apa pun atau siapa pun jadi rasanya penasaran tapi takut sekaligus.

Redamancy || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang