Prologue (6)

5.2K 913 220
                                        

"Akhirnya berhenti juga."

Dari setengah jam yang lalu sebenernya Hak-Nyeon mau pulang, tapi tiba-tiba hujan lebat datang dan karena dia ga bawa payung jadi terpaksa nunggu di lobi bawah gedung fakultasnya.

Hak-Nyeon gendong tasnya lalu melangkah keluar. Banyak genangan air, tapi udara jadi sejuk banget sekarang.

"Miaw."

Baru juga beberapa langkah masuk area parkir, Hak-Nyeon bisa denger suara kucing di sekitar sini.

Hak-Nyeon suka banget kucing, jadi suka penasaran aja kalau dengar suara kucing di sekitarnya. Apalagi ini meongannya kecil gitu, kayak anak kucing.

Setelah ngikutin arah suaranya, ternyata asalnya ada di belakang sebuah mobil merah, jaraknya tiga mobil dari mobilnya sendiri.

"Astaga, tega banget ...."

Di situ ada sebuah kardus. Di dalamnya ada tiga ekor anak kucing kecil yang kedinginan. Mereka bertiga tadi kehujanan.

Hak-Nyeon ngeluarin sesuatu dari tasnya. Dia selalu bawa handuk panjang kecil untuk olahraga gitu.

"Siapa sih yang naruh kalian sembarangan di sini duh."

"Miaw."

Yang bulunya cokelat ternyata yang daritadi bersuara, badannya gemetar juga. Dua yang lainnya diam aja. Yang satu belang cokelat putih yang satu full putih.

Hak-Nyeon ngeringin tubuh tiga-tiganya. Tapi begitu dia meriksa yang duanya lagi, ternyata mereka udah mati.

Sedih, ga tau kenapa Hak-Nyeon sedih padahal itu bukan kucing dia dan Hak-Nyeon baru nemuin mereka.

"Kamu ikut aku, ya? Nanti saudara kamu yang dua aku kuburin di halaman rumah supaya masih bisa kamu liat."

"Miaw."

Dia buru-buru jalan ke mobilnya karena kasian si cokelat ini kalau ga keburu dikeringin badannya takutnya mati juga.

Hak-Nyeon jalanin mobilnya. AC mobil dia atur setinggi mungkin supaya ga terlalu dingin. Tiga kucing ini masih berbalut handuk yang tadi plus satu baju kaus cadangan yang selalu Hak-Nyeon bawa.

"Kamu lucu deh, aku jarang liat kucing bulunya cokelat begitu," kata Hak-Nyeon.

Si kucing cuma ngeliatin Hak-Nyeon. Kayaknya udah ga gemetar lagi.

"Miaw."

"Sabar ya, kalau ga macet sih lima belas menit sampai rumah."

"Miaw."

"Kamu ngerti ya kalau orang lagi ngomong."

"Miaw."

"Hahaha, lucu banget sih."

Sepanjang jalan Hak-Nyeon jadi banyak ngobrol soalnya ditanggepin terus sama si kucing. Walaupun ga ngerti juga karena cuman meongan, tetep aja Hak-Nyeon berasa lagi ngobrol.

Akhirnya dia sampai juga di komplek rumahnya. Mobilnya masuk ke pekarangan tepat di depan pintu garasi.

Hak-Nyeon gendong tasnya dan juga tiga anak kucing ini. Dia bawa masuk lalu langsung jalan ke dapur.

Dia ambil handuk baru untuk ngeringin yang cokelat dulu sampai bener-bener kering baru yang dua lainnya. Setelahnya Hak-Nyeon ambil satu karton susu di dalam kulkas.

Sambil nunggu susunya jadi suhu ruangan, Hak-Nyeon cari-cari tuna kalengan di lemari bahan makanannya. Seingetnya ada deh yang kecil.

"Miaw."

Redamancy || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang