Prologue (4)

5.4K 899 134
                                    

"Pak Kevin, nanti ke set sebelah, ya. Sepuluh menit lagi."

Kevin yang lagi edit-edit foto di ruangannya noleh sebentar ke pintu. Salah satu stafnya berdiri di sana.

"Ada apa, ya? Bukannya set sebelah udah ada yang handle?"

"Ada manajer yang mau ketemu Pak Kevin katanya."

Heran dong Kevin. Perasaan jadwal dia hari ini cuma dua, dan itu udah semua dari pagi sampai siang. Malam ini dia cuma kebagian editing.

Tapi ya udah lah, mungkin ada sesuatu yang penting, pikirnya.

Jadi begitu stafnya tadi keluar, Kevin langsung selesain fotonya yang terakhir lalu matiin laptop. Udah jam sembilan juga kayaknya dia harus pulang dan lanjut kerja di rumah.

Kevin keluar ruangan sekalian bawa tasnya biar nanti bisa langsung pulang. Dia jalan ke set yang tadi ditunjuk stafnya, sesekali nyapa beberapa orang yang kebetulan ketemu di lorong.

"Nah itu dia Pak Kevin dateng," kata stafnya yang lagi berdiri di depan seorang yang ga Kevin kenal. Manajer yang dimaksud mungkin.

Kevin salaman dan senyum ke manajer itu. Tapi manajernya cuma sendiri. Dia ga liat ada tanda-tanda orang lain yang kemungkinan jadi modelnya.

"Saya yang ada janji pemotretan sama Pak Kevin besok pagi, tapi karena takut anda kaget jadi saya ke sini duluan untuk briefing," katanya.

Stafnya minta Kevin dan manajer laki-laki ini duduk untuk ngobrol.

Kevin coba fokus ke orang di sampingnya ini.

Tapi, tunggu, kenapa tau-tau dia angkat kandang hewan ke atas meja?

"Um maaf, ini ...," ucapan Kevin menggantung waktu dia lihat orang ini ngeluarin seekor anak kucing dari situ.

Lucu banget, pikir Kevin.

"Saya tau model yang difoto di sini manusia semua, ya pokoknya itu, makanya saya mau kenalin anda ke dia dulu takutnya besok kaget karena Pak Kevin harus foto anak kucing."

Kevin iseng aja ngusap kepala kucingnya. Lucu banget dia dusel-dusel gemes di jari Kevin.

"Kenapa ga ke studio khusus pemotretan hewan aja? Di Seoul ada beberapa.

"Oh maaf saya sih ga keberatan tapi menurut saya kan hewan ga bisa diatur semudah manusia jadi ada baiknya di-handle sama orang yang lebih ahli dengan hewan," saran Kevin, natap si manajer tapi tangannya masih mainan sama si kucing.

Si manajer ngangguk, kayak yang udah paham pasti bakalan dapat respons begitu dari Kevin.

"Bener banget sih, Pak. Tapi ... sebenernya kucing ini bukan sembarang kucing."

Kevin ngerutin keningnya, senyum ke orang di hadapannya. "Maksudnya?"

Kucing di gendongannya dia balikin ke kandang. "Akan saya ceritain, tapi saya harap Pak Kevin percaya."

Jadilah orang ini ceritain dari awal apa itu Meow. Seperti kebanyakan agen yayasan lain lakukan ke orang awam calon caregiver.

Iya, manajer ini salah satu caregiver di yayasan yang dapat tugas untuk cari caregiver dari kalangan awam. Karena caregiver di yayasan beneran ga ada yang kosong, semuanya lagi punya kucing masing-masing termasuk si manajer.

Cerita ditutup dengan senyuman dari dia. "Magical things do exist, Sir. Mereka nyata, hidup di sekitar kita tapi manusia yang akalnya bekerja dengan sempurna malah ga peduli dengan alamnya sendiri."

Redamancy || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang