[37]

3.9K 734 69
                                    

"Kakak Hoon?"

Young-Hoon sadar dari lamunannya waktu pipinya ditusuk-tusuk pakai jari Chang-Min. Anak kucing manis itu masih natap kakaknya. Mereka berdua lagi makan siang di ruangan Young-Hoon, tapi sejak tadi Young-Hoon bukannya makan malah ngelamun.

Si kakak natap Chang-Min balik. Di kotak nasi Chang-Min masih ada sisa makanan. Makanannya baru dimakan separuh.

"Iya, Chang-Min?"

"Mau susu ...."

Tatapan Chang-Min masih tepat ke arah Young-Hoon. Manisnya anak kucing satu ini, Young-Hoon ga bisa kalau ga gemes.

Young-Hoon ngusap pipi Chang-Min. "Mau susu apa?"

"Toberi!"

"Stoberi, sayang."

"Teburi?"

"Hahaha kok makin ngaco."

Chang-Min ga ngerti, tapi dia ikutan ketawa waktu lihat kakaknya ketawa. Ih gemes banget beneran deh. Senyuman Chang-Min sama Chan-Hee itu paling ga bisa ditolak.

Young-Hoon berdiri lalu ninggalin Chang-Min sebentar. Dia ambil susu kotak dari kulkas, kalau bikin yang bubuk kelamaan kan apalagi Chang-Min masih makan.

Setelah kakaknya balik duduk lagi, dia langsung ngasih susunya yang udah dibuka ke Chang-Min. Si kecil minum dengan tenang lewat sedotannya.

Young-Hoon ngusap kepala Chang-Min. "Nanti nasinya dihabisin ya sayang," katanya.

Chang-Min ngangguk, "Iya Kakak Hoon."

Sekarang Young-Hoon baru mulai nyuap makanannya. Bingung dia juga dari tadi ngapain ternyata makanannya belum disentuh sama sekali.

Tapi baru juga ngunyah satu suapan, ponselnya di atas meja berdering.

Satu nama yang Young-Hoon ga sangka-sangka malah ternyata muncul.

"Iya, Vin?"

Iyap, Kevin yang nelpon.

"Ngapain sih ngirimin bunga sama kue ke sini? Gue bukan anak kecil lagi."

Oh, ternyata perkara kiriman dari Young-Hoon. Emang salah banget Kim Young-Hoon kalau berharap akan dapat ucapan terima kasih. Kevin ga akan ngelakuin itu—

"Makasih, tapi jangan kirim apa pun lagi ke sini."

Well, dilakukan pun ujungnya tetap ga enak.

Tapi Young-Hoon malah ketawa. "Not my promise."

"Kim Young-Hoon beneran—"

"Tolong jangan ditolak."

Hening agak lama. Young-Hoon belum dapat respons lagi dari Kevin, tapi dia bisa dengar suara obrolan samar dari sana. Mungkin Kevin lagi ngobrol sama kucingnya.

Sementara itu Young-Hoon noleh ke Chang-Min waktu anak kucing itu goyang-goyangin lengannya.

"Kakak Hoon udah," katanya, masih sambil jilatin sendoknya.

Young-Hoon ngusap kepala Chang-Min. "Pinter habis. Sebentar, ya."

"Iya!"

Manis banget sih. Kalau Young-Hoon ga ingat kucingnya ini tukang gigit mungkin Chang-Min beneran jadi definisi kucing paling manis. Sayang aja dia kadang bar-bar.

"Gue ada kerjaan. Sekali lagi makasih, tapi jangan kirim lagi."

Belum sempat Young-Hoon jawab, panggilannya udah diputus duluan. Dia menghela napas, segitunya Kevin ke dia. Kesalahan dia emang fatal banget sih, Young-Hoon tau diri. Tapi tetap rasanya sakit.

Redamancy || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang