Suasana rumah yang tadinya dingin dengan aura yang mencekam, kini perlahan-lahan mulai tampak bewarna dengan hiasan pernak-pernik yang lebih kekinian. Hal ini jelas terjadi sejak Akashi Masaomi, Ayah kandung Akashi Seijuro memutuskan menikah lagi dengan Nyonya Ushijima yang merupakan Ibu dari Ushijima Wakatoshi.
Rumah yang tadinya terasa dingin, kini mulai menghangat dan lebih hidup semenjak Nyonya Ushijima mengambil alih peran ibu sekaligus istri dalam keluarga tersebut, Walaupun peraturan-peraturan dan tradisi dari keluarga Akashi masih tetap berjalan pada semestinya.
Sepertinya pernikahan yang terjadi diantara dua orang dewasa itu mulai merubah sikap dan kepribadian Tuan Masaomi menjadi lebih baik lagi, ia bahkan tak lagi terlalu keras kepada Akashi Seijuro dan mulai menunjukkan sikap keperduliannya kepada keluarga. Dimana pada akhirnya, ia memutuskan membuat dan mendanai program Pelatihan Kamp Musim Panas untuk kedua putranya sebagai bentuk pembuktian atas dukungannya terhadap minat dan bakat yang dimiliki kedua putranya itu. Meskipun sebenarnya ide gilanya itu sama sekali tak bisa diterima dengan akal sehat oleh anaknya tersebut, sebab bagaimana mungkin sebuah kamp pelatihan musim panas yang nantinya akan dihadiri oleh beberapa sekolah pilihan tersebut tidak hanya diikuti oleh satu cabang olahraga saja melainkan nantinya akan diikuti secara bersamaan oleh Olahraga Volly dan Basket di lokasi yang sama.
Jelas saja Akashi Seijuro sangat menentang program ini, ia berusaha berkali-kali menolak keinginan Ayahnya itu. Namun tetap saja, kalau sang Ayah sudah bersikeras pasti tak ada satupun alasan yang bisa lagi digunakan oleh Akashi Seijuro untuk membantahnya. Dia benar-benar terlihat sangat lemah bila dihadapkan dengan sang Ayah dan kelemahannya inilah yang membuatnya tak bisa tidur selama beberapa hari ini karena tak mampu menolak keinginan sang Ayah.
Dan seperti biasanya, ia selalu berjalan mengendap-endap kedalam Ruangan bersantai keluarga Akashi untuk memainkan Piano miliknya. Piano klasik yang biasanya Akashi gunakan tatkala saat ia memiliki banyak pikiran ataupun sedang merasa jenuh. Untungnya saja rumah Akashi yang sangat luas dan besar takkan sampai membuat suara kebisingan dari Piano terdengar di seluruh Rumah, jadi Bunyi Piano yang dimainkannya setiap malam tersebut takkan sampai membuat Sang pemilik rumah terbangun dari tidurnya.
"Apakah bermain Piano ditengah malam seperti ini adalah bagian dari Hobimu juga?" tanya Ushijima yang baru saja berjalan masuk kedalam ruangan santai, sepertinya Ushijima baru saja usai membaca salah satu majalah iklan dan berniat untuk mengembalikannya kedalam rak buku yang ada diruangan bersantai keluarga tersebut.
Akashi menghentikan permainan Pianonya, "Bagaimana denganmu, Ushijima-San? Apakah membaca majalah iklan adalah satu-satunya Hobimu, selain olahraga lari dan Volly?"
"Benar, tapi sepertinya aku telah usai membaca dan ingin segera tidur sekarang. Kau juga harus tidur, karena bergadang akan menurunkan fungsi obat dan mengganggu Hormon pertumbuhanmu. Aku tak bisa membayangkan kalau harus berjalan bersamamu, orang lain pasti mengira aku sedang menculik seorang anak kecil." Ushijima mengatakannya dengan wajah yang datar, ia benar-benar tak memiliki sedikitpun aura ketakutan dari sosok Akashi Seijuro.
Bahkan dengan tenangnya, ia berjalan pergi dari sana usai menyusun kembali majalah dalam rak buku. Tanpa ia sadari, kalau saat ini Akashi tengah memberikan senyuman tidak sukanya kepada Ushijima.
Akashi menekan kuat tombol keyboard Piano untuk menghentikan langkah kaki Ushijima, ia memberikan tatapan mata tajam pada Ushijima yang hanya membalas tatapan Akashi dengan penuh kedataran.
"Kau tak sepantasnya berani memandang rendahku, Ushijima-san. Aku memang bukan lagi Akashi yang dulu, tapi aku takkan segan-segan menusukkan gunting kewajahmu bila kau merendahkanku sekali lagi!" ancam Akashi.
"Aku hanya mengatakan apa adanya, bahkan siapapun pasti menyadari kalau tubuhmu itu pendek, ditambah lagi tak akan ada yang percaya kalau kau adalah seorang atlet Basket," ucap Ushijima yang terkesan berterus-terang dengan apa yang dipikirkannya, ia memang tak pernah sekalipun membohongi hatinya dan selalu blak-blakan setiapkali berbicara. Sikapnya inilah yang membuat dirinya terkesan tak berwibawa dan terkesan angkuh.
"Memangnya tinggi badan akan menjamin seorang atlet memiliki kemampuan yang hebat? Apa perlu aku berikan contoh nyata tentang salah satu Atlet pendek yang telah berhasil mengalahkan tim Vollymu itu? Ah, kalau gak salah namanya Hinata ya." Akashi Seijuro tertawa puas, ia langsung bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri tubuh tinggi Ushijima.
"Aku harap Tim Vollymu bisa memenangkan pelatihan Kamp musim panas konyol itu nantinya,"ucap Akashi yang langsung berjalan melewati Ushijima, tepatnya seusai ia menunjukkan mata emperor menyala dan aura mematikannya kepada Ushijima malam itu.
Tanpa sekalipun ia menduga-duga, kalau Ushijima mengikuti langkahnya dan mendorong pintu kamar Akashi dengan keras. Wajah tak suka Ushijima tampak terlihat malam itu, sepertinya ia tak senang atas ucapan Akashi yang merendahkan timnya beberapa saat yang lalu.
"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku sama sekali tidak mengerti tentangmu, karena itulah aku tidak menyukaimu sama sekali. Kau harusnya tahu kalau aku sangat membenci sesuatu yang tidak kumengerti, jadi lebih baik berhenti membual dan mengancamku!" tegas Ushijima yang langsung membalikkan badannya untuk segera pergi dari sana, tapi sayangnya belum sempat ia pergi menjauh tiba-tiba sebuah benda tajam menyayat pipi kanannya. Kini, ia bisa merasakan ada darah yang menetes sedikit dibagian pipi kanan tatkala saat ia menyentuh sayatan kecil di pipinya itu.
Kini ia mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh adik tirinya itu, ia tak habis pikir kalau Akashi bukanlah tipe kepribadian yang hanya sekedar membual saja dan ia juga baru menyadari telah berurusan dengan orang segila Akashi Seijuro.
"Aku bukan orang yang senang membual, Ushijima-San. Jadi, berhentilah memandang rendah diriku." Akashi tersenyum puas, ia bisa merasakan wajah terkejut Ushijima saat itu.
"Kalau begitu selamat tidur, Ushijima-San." Akashi sama sekali tak berniat meminta maaf, sebaliknya ia malah menutup pintu kamarnya dengan rapat dan meninggal Ushijima yang masih terdiam di depan pintu kamarnya Akashi.
Cukup lama Ushijima tertegun disitu, ia masih tak habis pikir betapa menyeramkannya sang adik itu yang telah hampir tiga Minggu ini hidup bersama dengannya. Dan kini, ia malah dikagetkan dengan sebuah luka sayatan dipipi yang benar-benar mengagetkannya.
Bahkan lamunan tak percaya itu masih terus berlanjut saat disekolah, ia masih saja memikirkan peristiwa tadi malam ditengah-tengah jam latihan Vollynya. Jelas saja, hal ini merubah ritme permainan Vollynya yang membuat Tendo menegurnya saat itu juga.
"Wakatoshi-kun, Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan? Kenapa hari ini kau tidak bersemangat?" tanya Satori Tendo dengan wajah imutnya.
***
Hai guys, maaf ya kalau misalnya ada kesalahan kata dalam kisah ini. Dan karena author gak tahu nama ibunya Ushijima, jadi author buat aja namanya Nyonya Ushijima. Jangan lupa beri like dan komentar usai membaca ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Teen FictionSemua ini berawal dari tragedi yang terjadi dalam program kamp pelatihan musim panas yang diselenggarakan oleh Akashi Masaomi untuk Tim Volly dan Basket kepada Akashi Seijuro yang merupakan putra kandungnya dan Ushijima Wakatoshi yang telah menjadi...