18

179 15 1
                                    

Shin mendribble bola dan menggiringnya dengan mudah, ia juga tampak cukup lihai dan tak terkesan kaku pada saat menggiring bola tersebut. Hingga akhirnya ia mulai berpapasan dengan Akashi, sontak saja Shin langsung memindahkan bola yang sebelumnya berada di sisi kanan menjadi sisi kiri dan tak lupa juga ia mengganti posisi tangan kirinya untuk melakukan Dribbling dengan harapan agar Akashi kesulitan untuk melihat bola tersebut dikarenakan jarak pandang Akashi yang sangat terganggu karena mengandalkan satu Indera penglihatan saja, sebab memang kenyataannya Shin mampu melakukan gerakan Dasar basket dengan baik ditambah lagi ia memiliki kemampuan untuk menggunakan kedua tangan dalam hal Dribbling.

Dan benar saja seperti dugaan Shin, ia mampu melewati pertahanan Akashi dengan mudahnya. Tak ada satupun cara baginya untuk bisa menunjukkan rasa bangganya karena telah melewati Akashi selain sebuah senyuman yang seolah-olah meledek Akashi.

Namun, Akashi yang menyadari kalau dirinya telat untuk menggunakan Emperor Eyes tak hanya diam saja. Dia sendiri juga mulai menyadari kalau kepekaan dan konsentrasinya saat ini sedikit tumpul akibat terlalu lama bersembunyi dibalik kegelapan beberapa hari yang lalu. Dengan tekad yang menggebu-gebu, ia mengejar langkah Shin dan mencoba mencuri bola dari tangan Shin.

Akan tetapi, sayangnya Shin tidak sebodoh itu. Ia langsung mengoper bola tersebut kepada Hayama yang mampu melakukan Dribbling hanya dengan dua jari saja, Hayama secara cekatan menerima bola pemberian Shin dan membuatnya kini harus berhadapan dengan Akashi.

Akashi berusaha menghalangi Hayama untuk bisa maju, ia bahkan tampak serius dan mulai mengeluarkan kemampuan emperor Eyes-nya yang dengan mudah ia curi kembali bola tersebut digenggaman tangannya.

Tapi sialnya, belum sempat Akashi berlari menuju area lawan tiba-tiba saja bola tersebut dirampas oleh Mibuchi dari sisi kirinya ditambah lagi Nebuya yang bertubuh besar berusaha menahan Akashi agar tidak bisa mengejar langkah Mibuchi yang mulai menjauh darinya.

"Cepat masukan bola itu sekarang, Mibuchi!" perintah Shin yang tak bisa menyembunyikan senyuman kemenangannya di kedua sisi sudut bibir. Sementara itu, Akashi berusaha lepas dari genggaman Nebuya yang masih menjaga dirinya.

Jelas saja kini suara sorakan mulai bergemuruh di seluruh sudut lapangan basket, seolah-olah mereka sudah bisa menduga kalau pada akhirnya Shin dan rekan lainnya akan segera memperoleh poin pertama dan mengalahkan Akashi dengan mudahnya. Makanya, tanpa disuruh pun mereka semua langsung berteriak memberikan dukungan kepada Mibuchi yang bersiap-siap untuk melakukan Lay Up.

"Apa kau akan diam saja seperti ini, Akashi? Rasanya kau tidak seperti Akashi yang dulu pernah mengalahkan kami saat duel tiga lawan satu," gumam pelan Nebuya yang masih berusaha menjaga dan menahan Akashi, walau sebenarnya dilain sisi ia akan lebih senang melihat Akashi mampu membungkam mereka seperti saat itu.

"Mana omongan besar mu tadi, Akashi? Apa kau sanggup melihat ringmu di jebol oleh kami?" tanya Nebuya lagi yang berusaha memanas-manasi Akashi.

Akashi yang sangat tidak tahan dengan semua perkataan Nebuya dan suara teriakan yang terdengar seperti para pengkhianat itu semakin membuat emosinya tidak terkontrol, ia langsung menatap tajam kepada Nebuya yang membuat Nebuya terduduk lemas saat itu juga dengan tatapan linglung.

Lalu Akashi gunakan kesempatan yang tersisa untuk mengejar Mibuchi, sayangnya Akashi tahu kalau dirinya takkan sempat mengejar bola yang sudah melambung keatas dan siap memasuki Ring Basket. Dengan tatapan yang mulai memuncak penuh emosi, Akashi menatap tajam kearah bola tersebut dan entah bagaimana terjadi mendadak saja bola itu bergerak sedikit mengenai sudut ring yang membuat Mibuchi langsung berteriak Rebound.

"Rebound!" teriak Mibuchi, buru-buru Shin berlari mendekat untuk melakukan Rebound, begitu juga dengan Akashi yang berniat merampas bola tersebut dan membuatnya berhadapan secara tatap mata dengan Shin dan membuat Shin terpental jauh seperti kehilangan kontrol atas dirinya. Ia seolah-olah sengaja melompat jauh menuju belakang ring dengan kaki yang gemetaran.

Akashi yang merasa mempunyai kesempatan menguasai bola langsung meraih bola itu dan menggiring menuju ring lawan. Dengan tatapan yang masih dipenuhi amarah, ia melewati keempat anggota yang tersisa tanpa sedikitpun membiarkan siapapun merebut kembali bola yang ada ditangannya.

"Menjauh!" gumam pelan Akashi seraya memberikan tatapan tajam kepada keempat anggota lainnya, anehnya dalam sekejap satu persatu anggota lawan juga ikut terpental kebelakang saat beradu pandang dengan Akashi seolah-olah tubuh mereka tengah dikontrol seseorang.

Dan tak menunggu waktu lama, Akashi memasukkan bola kedalam ring dengan mudahnya tanpa sedikitpun hambatan sampai membuat semua orang yang ada disana tercengang dan bingung. Dimana pada akhirnya, bola tersebut berhasil masuk kedalam ring dan terjatuh kembali ke bawah bersamaan dengan Akashi yang juga terduduk dilapangan dengan hidung yang meneteskan darah.

Entah apa yang sebenarnya terjadi padanya saat ini, apa mungkin karena dirinya belum terlalu menguasai kekuatan absolute eyes tersebut atau memang absolute eyes sendiri membutuhkan energi yang sangat besar untuk mengontrol sesuatu baik itu manusia ataupun benda. Namun yang jelas Akashi merasa bersyukur berhasil mencetak angka kedalam ring Shin, ia benar-benar merasa lega saat ini seolah-olah ia baru menyadari beginilah perasaan yang dialami oleh rekannya selama pertandingan Winter Cup lalu.

"Kau berhasil menang melawan kami, Sei-Chan." Mibuchi mengulurkan tangannya kepada Akashi, walaupun jemarinya masih gemetaran akibat efek absolute eyes yang diberikan Akashi.

"Kekuatan macam apa itu, Akashi?" tanya Hayama yang merasa tertarik pada kekuatan baru sang kapten, lalu disusul oleh Nebuya yang juga masih merasakan efek dari absolute Eyes.

"Hidungmu berdarah, apa itu efek yang kau terima dari kekuatan anehmu barusan?" tanya Nebuya.

Akashi tak menjawab, ia menerima uluran tangan Mibuchi dan berdiri tegak kembali.

"Aku harus kembali, sisanya kuserahkan kepadamu untuk mengatur Menu latihan hari ini." Akashi menatap Mibuchi kembali, kali ini tatapannya terasa sangat ramah dan berbeda dari tatapan sebelumnya.

Mibuchi sampai tertegun sejenak, rasanya ia merasa kalau Akashi semakin lama malah semakin jauh untuk bisa dikejar oleh semua orang yang ada disini. Bahkan, ketiga raja tak bermahkota seperti mereka saja sudah ketinggalan satu langkah untuk bisa mengejar Akashi saat ini, meskipun mereka bisa melihat jelas kalau Kondisi Akashi tidak sebaik dahulu.

"Oh iya, anda yang ingin kusampaikan padamu." Akashi langsung berbisik sesuatu pada Mibuchi, sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan Mibuchi.

Sementara itu, Shin masih terduduk sembari menunduk di belakang ring. Ia terlalu malu dan besar mulut untuk mengatakan apapun. Dan Akashi juga tidak terlalu niat untuk mengungkit apapun lagi padanya, ia malah memutuskan untuk segera meninggalkan lapangan basket saat itu untuk melakukan latihan pribadi. Baginya, pertandingan ini mengajarkannya banyak hal, dimana pada akhirnya Akashi mulai belajar bhawa saat ini ia masih memiliki banyak kekurangan dan ketumpulan dari kemampuannya.

Dan begitu Akashi pergi meninggalkan lapangan, barulah Mibuchi berjalan mendekati Shin yang masih merasa malu dan meragukan dirinya sendiri. Mibuchi sendiri paham kalau Shin bukanlah orang jahat, ia hanya merasa putus asa karena sampai detik ini belum mampu memasuki Tim utama padahal dirinya adalah seorang Ace dibangku SMP.

"Bagaimana? Apa kau sudah mengerti tentang batasan dirimu yang tak pantas berkompetisi dengan Sei-Chan?" tanya Mibuchi.

"Aku tahu, aku hanyalah orang lemah yang tak seharusnya bertahan di Tim sebagus ini. Dia benar-benar orang yang hebat, aku... Aku hanyalah setitik benalu dimata kalian." Shin mengepal kedua tangannya, mencoba menahan perasaan kecewa yang sangat besar terhadap potensi dirinya yang tak bisa apa-apa.

"Aku setuju dengan yang kau katakan, tapi beruntungnya benalu sepertimu malah menjadi salah satu kandidat untuk menggantikan Mayuzumi Senpai." Mibuchi tampak tak senang mengatakannya, ia masih kesal kepada Shin yang tak sopan meremehkan Akashi.

Shin sendiri langsung tercengang mendengarnya, ia menatap Mibuchi tak percaya.

"Aku tidak berbohong, Sei-Chan yang mengatakannya padaku."

****
Wah² apa nih alasan Akashi memasukkan Shin jadi anggota Inti Rakuzan? Kira² kalian setuju atau tidak?


STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang