66

74 6 0
                                    

Sejak mengambil Izin libur kemarin, Akashi memutuskan untuk berangkat sekolah hari ini. Ia tak mau lagi menambah waktu liburnya yang bisa merusak prestasinya disekolah. Lagipula ada para perawat yang akan menjaga Ushijima selama di Rumah Sakit, selagi Akashi berada disekolah dan Sekretaris Kenta yang harus kembali bekerja dengan urusannya yang masih bertumpuk.

Dan semenjak menerima telepon kemarin yang memintanya untuk mengadakan rapat pertemuan organisasi tiap sebulan sekali. Jelas saja, ia mempunyai alasan yang kuat untuk datang kesekolah ditambah lagi ia juga tak mau mengorbankan hari tersebut dengan cuma-cuma. Sebab, baginya menjaga Ushijima bukanlah sebuah prioritas utama. Ad banyak hal yang harus dipikirkan oleh remaja yang memiliki jabatan sebagai Ketua OSIS dan Kapten Rakuzan secara sekaligus di usianya yang masih muda itu.

Sama halnya seperti saat ini, ia berusaha untuk membuang segala kekhwatiran dan hal yang bersangkutan dengan Dunia luar didalam rapat pertemuan dengan anggota OSIS dan para Ketua beserta Bendahara dari berbagai organisasi. Dimana pertemuan kali ini benar-benar hal yang sangat krusial, sebab membahas tentang Masalah Dana yang akan dicairkan oleh sekolah untuk buku pembendaharaan setiap organisasi.

"Apa aku tidak salah dengar, Akashi? Kau itu jangan membuat keputusan seenaknya dong," keluh Kapten dari organisasi Sepakbola Rakuzan.

"Anda tidak salah dengar, Senpai. Kami sengaja memberlakukan peraturan baru tersebut untuk mengurangi pemborosan keuangan sekolah, lagipula tidak adil rasanya untuk membiarkan Organisasi yang tidak aktif mendapatkan bantuan dana sekolah yang sama rata dengan Organisasi yang sudah mengharumkan nama baik sekolah. Apa bedanya itu dengan yang namanya Korupsi?"

"Benar itu, aku setuju sama yang dibilang Ketua Osis. Kami yang berasal dari Organisasi Badminton merasa tidak terima kalau usaha dan kerja keras kami dibayar setara dengan kalian," timbal Kapten Badminton yang merasa Pro terhadap  peraturan baru Osis. Disusul juga oleh beberapa Organisasi lain yang mulai berani angkat bicara dengan meluap-luapkan ketidaksukaannya pada beberapa Organisasi yang memang jarang sekali aktif dan berulang kali mengalami kekalahan.

"Tim Voli tidak setuju dengan keputusanmu, kau bukan hanya mencuri salah atau pemain terbaik kami saja. Tapi kau juga mau mengintimidasi organisasi yang bersifat lemah hanya karena kau sedang berada di organisasi yang paling difavoritkan oleh semua siswa kelas satu."

Sora terlihat tidak senang pada peraturan yang dibuat oleh Osis hari ini, bukan karena dirinya ada dibagian organisasi yang lemah. Tapi, ia hanya tidak suka cara Akashi memandang Tim lain seperti klub yang jauh lebih lemah dibandingkan Klub Basket.

"Anda boleh memberikan pendapat anda, Sora Senpai. Tapi tetap saja anda tidak punya wewenang untuk menolak aturan yang sudah disepakati bersama oleh OSIS dan Pembina sekolah. Lagian Tim anda juga berada di posisi yang aman selama ini, tidak seharusnya Anda terlalu repot untuk menolak keputusan tersebut dengan alasan yang personal seperti barusan." Akashi menghapus Papan tulis putih yang ada disebelahnya, lalu ia gunakan Spidol Merah untuk menuliskan sebuah kalimat yang bisa dibaca oleh seluruh peserta rapat yang ada disana. Dia tak membiarkan Sora untuk membalas perkataannya, ia bahkan langsung berbalik badan kearah Papan tulis tanpa melihat raut wajah geram dari Sora.

"Kompetisi dan Kualitas,"" tanya Kapten dari organisasi Paskibra.

"Ya, anda bisa membacanya. Kami sengaja membuat aturan yang baru mengenai Dana dengan tujuan untuk membuat kalian menjadi lebih aktif dan bersaing satu sama lain buat mengharumkan nama baik sekolah kita." Akashi tersenyum secara bergiliran menatap mata para Kapten.

"Semakin tinggi usaha Tim Anda untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah, maka semakin tinggi juga kualitas yang tim anda miliki. Dan untuk seluruh Kapten Klub yang sangat saya hormati hari ini. Anda perlu sadari satu hal, Tak perlu takut untuk menolak aturan yang baru ini, kecuali kalau memang Klub anda memiliki Kualitas dan performa yang jelek." Akashi tersenyum, ia taruh kembali Spidol itu dimeja dan menatap satu persatu para Kapten yang ada dihadapannya.

"Kualitaslah yang menentukan keberhasilan Sebuah Tim dalam memenangkan kompetisi Juara. Anda bisa tanam itu didalam pikiran anda," sambung Akashi yang langsung menoleh kepada Sekretaris Osis.

"Berikan daftar nama-namanya padaku, Sakura-Senpai!" perintah Akashi.

"Ini, Akashi-kun." Sakura langsung menyerahkan selembar kertas yang telah di ketik olehnya sebelum pertemuan rapat ini.

"Kertas ini berisi nama-nama Kapten yang menjabat sebagai kapten dari seluruh organisasi yang ada di Rakuzan, aku ingin kalian menandatangani kertas ini sebagai bentuk persetujuan yang mutlak dan resmi." Akashi memperlihatkan bagian isi kertas kepada semua orang yang ada disana.

"Kalau kami masih bersikukuh untuk menolak dan enggan menandatanganinya, apa yang bakal terjadi?" tanya Kapten Sepakbola.

"Saya tidak suka berandai-andai, tapi yang jelas saya atas nama Anggota OSIS bakal memastikan bahwa Anda takkan sanggup untuk menolak aturan baru ini." Perkataan Akashi yang langsung membungkam mulut sang Kapten.

"Dasar bocah Diktator!" ejek Kapten Sepakbola yang merasa muak bila terus beradu argumen pada Akashi. Tapi Akashi sama sekali tidak ambil pusing, ia takkan lagi berbuat berlebihan selama mereka masih mengikuti aturannya. Dan selama dirinya tidak dianggap remeh dalam permainan basket, ia takkan terlalu marah.

"Silahkan tanda tangan! Lalu, kalian bisa menghampiri Bendahara Osis untuk pengajuan Dana setelah pertemuan rapat ini." Akashi masih terus memperlihatkan wajah tenangnya, selagi menunggu para Kapten menandatangani surat tersebut.

"Ucapan anda terlalu kasar dan berlebihan, Akashi." bisik sang Wakil Ketua OSIS yang sudah ada disana sebelumnya.

"Tidak perlu kasihan pada hati nuranimu, kita hanya perlu pandai-pandai dalam menempatkan emosi dimanapun kita berada."

"Ya, aku tidak bisa memungkiri kalau perkataan frontalmu itu bisa membuat para kapten jadi ketakutan. Pantas saja kau bisa jadi ketua OSIS," puji Wakil Ketua OSIS yang memiliki tingkatan kelas seusia Akashi, ia tersenyum puas seraya menepuk bahu Akashi dengan bangga.

"Aku malah bingung alasan kenapa kau bisa terpilih jadi Wakil Ketua Osis," tukas Akashi yang langsung mencairkan suasana diantara para anggota OSIS.

"Wah! Kau memang kasar sekali kalau sudah membicarakan Fakta, Akashi. Aku bangga padamu, Juniorku!" ungkap Bendahara OSIS yang berada satu tingkat diatas Akashi. Dan seumur-umur berdirinya Rakuzan, ia adalah satu-satunya Bendahara yang berstatus Gender Laki-laki. Padahal biasanya Jabatan tersebut kerap dipegang sama Perempuan.

"Jaga perilakumu, Senpai! Kita sedang rapat sekarang, tidak baik memperlihatkan sikap aslimu dihadapan para Kapten Organisasi dan jajarannya seperti ini." Akashi kembali mengomentari anggotanya yang lain.

"Baik, Ketua ku." Bendahara Osis langsung menurut, tapi tangannya sudah mendarat di kepala Wakil kepala OSIS yang sedang bergantian mentertawakannya.

Mereka sepertinya mengisi kebosanan dengan berbisik-bisik satu sama lain, selagi menunggu para Kapten dan Bendahara Organisasi sedang membuat keputusan untuk menandatangani kertas tersebut. Walau bagaimanapun, mereka pastilah membutuhkan dana sekolah untuk mengisi keuangan dalam rumah tangga organisasi mereka. Apalagi Sepakbola dan Voli yang harus membeli Bola baru sebagai persediaan, belum lagi Badminton yang juga harus menjahit seragam baru untuk lomba yang akan mendatang. Jangan lupakan organisasi yang bersifat non-olahraga, seperti Tari, Teater, Web Design dan Animasi, Paskibra, Pramuka, PMR dan lainnya yang juga memerlukan dana untuk Kas Besar mereka selama satu tahun kedepan.

****
Menurut kalian bagaimana sikap Akashi sebagai ketua OSIS? Apakah kalian setuju dengan kebajikannya tersebut?

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang