"Kupikir kau hanya kasar dengan orang lain saja, tapi nyatanya kau juga bisa berbuat kasar dengan teman-temanmu." Ushijima yang saat itu berjalan disebelah Akashi hanya bisa melirik saja, ia sendiri masih kepikiran dengan perbuatan Akashi terhadap Aomine dan Kagami saat di kafe tadi.
Akashi hanya membuka gerbang rumah yang sudah sepi dan berjalan masuk tanpa menanggapi perkataan Ushijima untuk sesaat, lalu ia menendang batu kerikil yang ada dihadapannya.
"Berhenti ikut campur, lagian aku tidak melakukan apapun. Aku hanya menghukum mereka untuk Push Up sebanyak 100 kali saja kali ini," ucap Akashi.
"Itu karena aku yang memprovokasimu, coba kalau aku tidak langsung datang ke belakang Kafe buat memprovokasimu. Kau sudah memukul mereka dan membuat memar diwajah mereka," ungkap Ushijima mengenai kejadian selama di Kafe tadi.
"Dan karena Provokasimu juga, makanya aku menghukum mereka." Akashi berhenti seraya mendongakkan kearah Ushijima yang ada disampingnya, "Atau lebih tepatnya karena kehadiran Ushijima-San, makanya mereka berkelahi seperti tadi."
Ushijima tertawa geli, "Jadi, kau menyalahkanku sekarang? Teman-temanmu yang justru tampak aneh, ngapain juga menatapku setengah jam-an dan mencuri Burger milikku. Bahkan, si tubuh besar malah sibuk makan dan seenaknya mengadu padamu, belum lagi si kacamata yang malah lebih ahli memprovokasimu dan si rambut kuning dan si pendek yang bukannya menengahi pertengkaran malah diam saja tanpa bergerak sedikitpun dari kursinya. Apa kau tidak sadar kalau semua teman-temanmu itu sangat aneh?" tanya Ushijima seraya menggerakkan kedua tangannya kesana-kemari.
"Tidak, mereka sama sekali tidak aneh. Justru kaulah yang aneh, Ushijima-San. Mengapa kau harus mengkritik keanehan teman-teman ku disaat kau sendiri punya teman seperti Satori Tendou yang jauh lebih aneh, tapi kau sama sekali tidak mempermasalahkannya ataupun merasa risih berada didekatnya? Dan lebih aneh lagi, kau tidak keberatan berada didekat orang kejam sepertiku?" tanya balik Akashi seraya berjalan pergi membiarkan Ushijima tak bisa membalas perkataannya.
"Oke, Kau menang Akashi. Bisa kita berbaikan sekarang?" tanyanya.
"Sejak awal aku tidak berniat bermusuhan denganmu, Ushijima-San.Kau saja yang mengeluh tentang teman-temanku."
"Kau lebih menyebalkan daripada memikirkan strategis untuk mengalahkan lawan dalam Voli," keluh Ushijima yang langsung mengejar langkah Akashi. Sejenak Akashi hanya tersenyum sekilas saja, sebelum akhirnya ia kembali memperlihatkan wajah tenangnya yang suram saat mendapati keberadaan sang Ayah tengah duduk di Sofa tamu.
Ushijima dan Akashi langsung membungkuk kepada Masaomi, lalu memberikan sapaan selamat malam secara serempak. Masaomi sendiri ikut berdiri dan mendekati kedua putranya itu.
"Kalian melewatkan makan malam keluarga dan pulang terlalu malam, lain kali jangan diulangi lagi." Masaomi menepuk pelan bahu kedua putranya dengan kedua tangannya.
"Baik, Masaomi-San. Maafkan kami," ucap Ushijima yang berusaha sopan kepada Masaomi.
Masaomi tersenyum, "Ya sudah, kau bisa kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk tidur. Besok juga kau harus sekolah dan latihan Voli."
Ushijima hanya mengiyakan saja, tetapi kakinya belum juga bergerak seperti sedang menunggu Akashi. Masaomi yang menyadarkan itu langsung memberitahu Ushijima, "Kau duluan saja, nak. Ada yang perlu Papa bicarakan dengan adikmu," beritahu Masaomi.
"Baik," respon Ushijima yang langsung pergi, meski merasa khawatir bila Akashi mendapatkan hukuman dari sang Ayah. Makanya, Ushijima memilih menunggu didepan kamar Akashi sampai adiknya itu kembali. Dan saking khawatirnya, ia sampai bela-belain berdiri didepan pintu dengan posisi menyandar hingga hampir tertidur disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Teen FictionSemua ini berawal dari tragedi yang terjadi dalam program kamp pelatihan musim panas yang diselenggarakan oleh Akashi Masaomi untuk Tim Volly dan Basket kepada Akashi Seijuro yang merupakan putra kandungnya dan Ushijima Wakatoshi yang telah menjadi...