51

75 7 0
                                    

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu, tapi kita akan membahas ini sekembalinya aku dari USA." Akashi mengangguk sembari menggenggam erat telepon genggam barunya itu.

"Baik, sekali lagi aku minta maaf. Aku akan usahakan untuk memperbaiki hubunganku dengan Mama," ucap Akashi.

"Baguslah kalau kau paham. Kalau begitu segeralah berangkat sekolah, kau bisa terlambat nanti."

"Baik, sampai jumpa dirumah Pa." Akashi mengakhiri panggilan dengan Masaomi, lalu ia memasukkan handphonenya kedalam kantong celana dan bergegas keluar kamar . Tak lupa juga ia gendong tas ranselnya dan menutup rapat pintu kamar.

Kebetulan di meja makan sudah ada Nyonya Ushijima yang tengah menunggu kedatangannya, tepat disebelah wanita itu juga ada Ushijima yang sedang menyantap masakan dengan lahap.

"Mama kira kamu bakal telat, sini makan buruan! Mama gak mau kamu telat," ucap Nyonya Ushijima seolah sudah melupakan kejadian yang terjadi empat hari yang lalu atas sikap kurang baik dari Akashi.

Akashi hanya mengangguk saja tanpa mengatakan sepatah katapun, ia mengambil posisi duduk dihadapan Nyonya Ushijima dan melirik sekilas kepada Ushijima yang terlihat acuh pada Akashi.

"Aku minta maaf atas perlakuan burukku, Ma. Aku pikir tindakan waktu itu benar-benar memalukan, tak sepantasnya aku melampiaskan kemarahanku padamu." Nyonya Ushijima yang mendengarkan permintaan maaf Akashi hanya bisa tersenyum dengan semangat.

"Mama gak marah kok sama kamu dan Mama sudah maafin kamu. Mama juga minta maaf sudah mengadu pada Papamu, tapi Mama janji bakal memastikan kalau Papamu gak akan memarahimu sama sekali."

"Terimakasih, tapi aku sudah terbiasa kok menerima kemarahan Papa atas kesalahanku. Jadi, tidak perlu repot-repot."

"Ya sudah kalau memang itu mau kamu, sekarang kalian makan saja dulu ya. Mama mau nyiapin bekal makan siang kamu mulai hari ini, supaya kamu latihannya bisa semangat."

"Tidak perlu," tolak Akashi mentah-mentah secara spontan, lalu buru-buru ia memelankan suaranya setelah melihat ekspresi kaget ibu tirinya.

"Aku akan makan dikantin sekolah, lagipula selama ini aku tidak pernah membawa bekal. Jadi, Mama tidak perlu membuat bekal padaku. Mungkin Ushijima-San lebih membutuhkan bekal dari Mama," ucap Akashi sambil melirik kepada Ushijima yang masih berpura-pura tidak memperhatikan keberadaan dua orang tersebut.

"Wakatoshi sudah dewasa, ia tidak akan membutuhkan bekal makan siang. Nanti juga Wakatoshi bisa makan siang bareng dikantin dengan Tendou-kun.Kamu tidak usah mengkhawatirkannya, ya kan nak?" tanya Nyonya Ushijima pada anaknya dengan senyuman mengembang.

Ushijima menoleh kepada ibunya, "Ya, sepertinya akhir-akhir ini aku juga sering melewatkan makan siang karena latihan yang berat. Jadi, percuma saja dibawakan bekal."

Ushijima tersenyum pada ibunya, tapi matanya seperti tengah menatap kosong tanpa memikirkan apapun. Lalu ia bangkit dan berpamitan pada ibunya saat itu juga.

Akashi yang merasa kepergian Ushijima benar-benar membuat ruang makan itu menjadi canggung memilih memutuskan untuk ikut menyudahi sarapannya dan berpamitan juga. Ia juga tak mau lagi secara spontan menghujani Nyonya Ushijima dengan kalimat kasar bila membiarkan dirinya hanya berdua saja disana, lagipula ia merasa sedikit risih dengan kebaikan yang secara sepihak diberikan Nyonya Ushijima.

Akashi mengejar Ushijima, tapi ia tak berniat menghentikan langkah Ushijima dan memilih berjalan dibelakang seperti yang dahulu pernah dilakukan Ushijima padanya.

"Sudah beberapa hari ini kita saling mengacuhkan, apa kau benar-benar membenciku?" tanya Akashi.

"Tidak tahu," jawab Ushijima tanpa ragu.

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang