43

103 12 2
                                    

Ushijima berjalan tenang menyusuri sebuah jalan setapak yang mengarahkannya ke sebuah bangunan gedung kosong dibelakang SMP Teiko, bangunan itu tampak tua dan tak terawat, cat dindingnya juga telah mengelupas dan beberapa kaca jendela sudah retak.

Tak ada yang spesial di sekitar Gedung tersebut, sebab lokasinya yang sepi dan di kelilingi oleh lahan kosong milik pemerintah Jepang dengan sebuah Papan bertulisan Tanah akan dibangun perumahan.

"Kalian latihan saja duluan, kurang lebih dua jam lagi aku bakal kesana." Ushijima mengirimkan pesan suara singkat Kepada Tendou, ia merasa kalau urusannya dengan Ryo takkan terlalu lama dan ia juga memastikan untuk membuat Ryo kapok dan enggan lagi berurusan dengannya.

Langkahnya masih saja terlihat tenang, ia tak terlalu terburu ataupun melambat sama sekali. Tak ada sedikitpun perasaan gentar dalam diri Ushijima, malahan ia cukup tenang saat melihat sekumpulan orang berada di dalam gedung dengan wajah yang sangar dan setiap orang memegang benda berbahaya yang sangat menyakitkan bila mengenai dirinya sewaktu-waktu.

"Selamat datang, Ushijima-Senpai!" ucap Ryo yang berada dibarisan paling depan, ia tersenyum bahagia menyambut kehadiran Ushijima yang ada dihadapannya.

Ushijima hanya tersenyum balik, bukan senyuman ramah yang diberikannya melainkan senyuman meledek dengan kekanak-kanakan Ryo.

"Kau ingin mengeroyokku?" tanya Ushijima secara to the point.

"Enggak sih, harusnya aku mengeroyok Akashi hari ini. Tapi kau malah bersikeras menggantikan Akashi, jadi jangan Salahkan aku kalau kau harus terluka nantinya. Lagipula, kalau kau memang hebat pasti gak sampai babak belur dong nantinya."

"Memangnya kesalahan apa yang diperbuat anak itu sampai kau berbuat sejauh ini? Atau jangan-jangan kau saja yang kekanak-kanakan dan memang suka membully orang lain karena ketidakmampuanmu dalam permainan Basket?" tanya Ushijima kasar bila mengingat Akashi dan Ryo adalah pemain Basket. Memang sih tim Basket Shiratorizawa kurang bersinar dibandingkan Tim Voli nya dan kala pamor sejak kehadiran para Kiseki no Sedai.

"Diamlah kau, Ushijima Senpai! Kau sama sekali tidak tahu apapun tentang masa laluku," bentak Ryo.

"Memangnya ada apa dengan masa lalumu? Kejahatan apa yang sudah diperbuat Akashi?" tanya Ushijima lagi.

Ryo tersenyum, ia malah tertawa cukup lama dan terdiam setelahnya. Lalu, ia melemparkan sebuah map cokelat kepada Ushijima.

"Bacalah! Supaya kau tahu bagaimana orang yang kau bela telah menghancurkan hidup orang lain," sindir Ryo.

Tapi bukannya mengambil map itu, malahan Ushijima melipat kedua tangannya sambil tersenyum tipis.

"Aku takkan pernah mengutip sesuatu yang ada dibawah kakiku, kalau kau ingin aku membacanya maka berikanlah secara sopan dan baik."

Ryo berhenti tersenyum, ia langsung mengisyaratkan salah seorang anak buahnya Mizuki yang telah disewa untuk memberikan Map itu kepada Ushijima. Untungnya Mizuki tidak mengeluh tentang hal tersebut dan membiarkan Ryo bersikap seenaknya saat ini, selama Ryo membayangkan penuh mereka.

Ushijima melirik sekilas kepada Ryo, sebelum akhirnya ia menerima Map itu dan membuka isi Map yang berupa beberapa surat kesehatan medis milik Ryo sendiri.

"Kau bisa lihat sendiri, catatan medisku yang semakin memburuk. Kau tahu kenapa? Semua itu gara-gara perbuatan Akashi, ia telah membuatku menjadi manusia yang gagal." Ushijima hanya membiarkan Ryo berbicara, ia berusaha tetap bersikap netral saat ini sebelum membuat keputusan.

"Awalnya aku berusaha melupakan semua hal buruk yang menimpa hidupku,tapi sayangnya melupakan kejadian itu bukanlah perkara yang mudah. Apalagi beberapa bulan sebelum pertandingan SMP Teiko dan Shiratorizawa waktu itu, aku mendapatkan kabar dari Dokter yang menangani rehabilitasiku kalau aku tidak diperbolehkan lagi melalui olahraga apapun. Kau bisa melihat sendiri dicatatan medis itu, bukti nyata kalau aku mempunyai kelainan tulang yang cukup langka dan cedera yang kualami dahulu adalah awal dari terjadinya bencana ini. Aku bisa divonis lumpuh sewaktu-waktu bila masih tetap memaksakan diri bermain Basket, tapi masalahnya Basket adalah bagian terpenting dalam kehidupanku."

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang