75

62 6 0
                                    

Akashi masih terus mengejar Ushijima, mereka terlihat asyik berlarian disekitar meja makan yang membuat suasana pagi itu jadi terkesan ramai. dan jauh dari pandangan mereka, tampak jelas Chef Tsubasa dan pelayan lainnya tidak bisa tersenyum lega melihat keadaan Aakshi yang sudah membaik .

"Kau benar-benar tampak menggemaskan sekarang, Akashi! wajahmu sangat hitam," ledek Ushijima yang membuat Akashi bertambah kesal dan semakin mempercepat langkahnya.

"Kau sangat menyebalkan, Wakatoshi!" teriak Akashi yang saking kesalnya, ia malah memanggil nama asli Ushijima.

Ushijima langsung terkejut, telinganya berubah memerah. "Kau bilang apa? Wakatoshi?"

"Iya, aku panggil Wakatoshi. Kenapa? Kau tidak terima karena aku memanggilmu tidak sopan?"  Akashi malah menunjukkan raut wajahnya yang cukup mengesalkan.

"Aku ini lebih tua darimu, kau harusnya memanggilku Oniichan,Oniisan ataupun Ushijima-San!" keluh Ushijima.

Akashi mengernyitkan dahinya, "Tak biasanya kau perduli soal itu, apa kau sekarang sudah merasa punya hak sebagai kakakku?"

"Iya, aku adalah kakak laki-lakimu sekarang. Jadi, tolong panggil aku dengan sopan." Ushijima malah terlihat lucu dimata Akashi, ia mulai semakin terang-terangan dan tidak terlalu kaku seperti sebelumnya.

"Tidak Mau," tolak Akashi yang sebenarnya ingin membuat Ushijima bertambah kesal, Lagian siapa suruh menjahili Akashi pakai Penghapus Papan Tulis.

"Kecuali aku bisa membalas baik perbuatanmu, aku akan memanggilmu Wakatoshi mulai sekarang." Akashi menaikkan sebelah alisnya, ia mendorong Kursi makan yang sudah dihidangkan menu sebelumnya dan meletakkan Penghapus bewarna hitam itu disebelahnya.

Ushijima masih berdiri dengan jarak yang agak jauh dari posisi Akashi sekarang. Dia mulai mencoba menimbang kembali tawaran Akashi, tapi malah berakhir gumaman pelan yang terdengar seperti keluhan.

"Apa kau akan berdiri terus disitu atau ikut makan, Wakatoshi?" tanya Akashi seraya menuangkan lauk di piringnya.

"Wakatoshi lagi?" tanyanya yang bertambah kesal dan spontan menyerah pada egonya.

"Oke, aku menyerah!" ucap Ushijima seraya menaikkan kedua tangannya sejajar dengan kepala, ia berjalan mendekati Akashi dan duduk disebelah Adiknya itu.

"Lakukan dengan cepat atau aku akan berubah pikiran," ungkapnya lagi seolah membiarkan wajahnya untuk dijadikan bahan kejahilan Akashi.

Akashi tersenyum penuh kemenangan, ia ambil Penghapus Papan tulis itu dan di letakkannya di kedua pipi Ushijima sampai menghitam seperti dirinya. Ushijima hanya bersikap pasrah saja sambil memejamkan matanya. Ia hanya bisa berpikiran untuk segera membersihkan wajahnya sesegera mungkin.

"Sekarang kita telah impas, Ushijima-San."Akashi meletakkan kembali penghapus itu dimeja yang posisinya agak sedikit menjauhi makanan. Lalu, entah ada angin apa saat ini. Ia menaruh beberapa lauk keatas piring Ushijima dan mendekatkan teko berisi Susu di hadapan Ushijima.

Ushijima sampai tertegun melihat kebaikan Akashi, tidak biasanya anak itu bersikap baik seperti ini. Palingan juga Ushijima yang kerap memberikan perhatian lebih pada Akashi.

"Makanlah cepat! Kita harus segera bersiap-siap sekolah hari ini, bukannya lusa ada pertandinganmu dengan Karasuno? Jadi, kau harus menambah energi untuk menunjukkan penampilan terbaikmu dihadapan pelatih dan bisa segera dimainkan ke lapangan. Aku tidak akan buang-buang waktu untuk datang, kalau hanya bisa melihatmu dicadangkan karena masih terluka." Akashi tersenum tatkala menoleh kepada Ushijima, ia bisa melihat senyuman Akashi kali ini  membuat matanya menyipit dan hampir terpejam.

"Tentu saja aku akan membuatmu bangga pada permainanku." Ushijima tersenyum seraya menyuapkan sumpit berisi nasi kedalam mulutnya. Akashi juga tampaknya tersenyum-senyum seperti Ushijima, ia merasa cukup senang bisa memiliki seseorang yang bisa diandalkan sebagai bagian dari keluarganya saat ini.

Hingga tak sengaja, ia menjatuhkan sebuah garpu yang tersenggol oleh sikunya ke lantai. Ia langsung mengambil garpu itu tanpa banyak keluhan, tapi sepertinya Ushijima yang melihat adiknya sedang membungkuk dibawah meja untuk mengambil kembali Garpu yang terjatuh tampak berinisiatif tatkala melihat sudut meja yang bisa saja membentur kepala Akashi, bila adiknya itu tidak berhati-hati. Meskipun kemungkinan itu sangat kecil sekali, sebab Akashi adalah tipe manusia yang sangat Teliti dan sempurna dalam segala Hal.

Tapi sepertinya Ushijima memilih mengikuti kata hatinya dibandingkan logikanya, ia langsung berinisiatif meletakkan tangannya di antara sudut meja saat Akashi menaikkan badannya dari kolong meja untuk duduk kembali. Tanpa mengatakan apapun, Ushijima segera menarik tangannya usai memastikan Akashi telah baik-baik saja dan melanjutkan makannya kembali.

Akashi sampai tersenyum melihat tindakan Perhatian Ushijima barusan, rasanya cukup menyenangkan bila melihat Ushijima yang Protektif. Apalagi ia masih bisa mengingat betapa baiknya Ushijima yang menjaganya semalaman saat sakit, ia sampai merasa malu untuk berterus-terang bahwa ia sangat berterimakasih telah dikirimkan seorang kakak yang baik seperti Ushijima.

Namun sepertinya perhatian Ushijima tidak sampai disitu saja, bahkan saat ia masih merasa malu atas tindakannya yang perhatian seperti beberapa saat lalu. Ia masih saja sempat-sempatnya memperhatikan Akashi yang menyingkirkan beberapa kentang dari piringnya yang membuat Ushijima langsung tertarik untuk bertanya secara blak-blakan.

"Kau tidak suka kentang?" tanya Ushijima.

"Ya, aku tidak suka kentang yang direbus.". Akashi menjawab seraya menganggukkan kepalanya, ia masih sibuk menyingkirkan kentang itu tanpa sempat menoleh kepada Ushijima.

Dan seperti sebelumnya, Ushijima spontan meletakkan seluruh kentang yang telah disingkirkan Akashi kedalam piringnya dan membantu Akashi menyingkirkan sisa beberapa kentang yang masih bercampur pada nasinya. Kebetulan saat ini mereka sedang makan Sup Ayam spesial dari Indonesia buatan Chef Tsubasa.

"Lain kali, letakkan saja lauk yang tidak kau suka padaku. Aku akan memakannya untukmu, kau tidak boleh membuang makanan seenaknya kayak gini." Ushijima secara refleks mengatakan hal tersebut, padahal perhatiannya lagi tertuju pada kentang yang sedang dirinya singkirkan dari piring Akashi.

Akashi hanya diam saja melihat Ushijima, ia tidak tahu juga mau berekasi seperti apa untuk membalas kebaikan Ushijima. Selang tak beberapa lama, Ushijima usai menyingkirkan kentang itu dari Akashi.

"Kau sudah bisa makan sekarang," ucapnya.

"Terimakasih," balas Akashi yang kembali melanjutkan sarapannya. Hingga melihat kedua telinganya Ushijima mulai merah padam. Dan cukup menggelitik perutnya saat ini.

"Telingamu kembali memerah, apa kau merasa malu setiapkali bersikap perhatian padaku?" tanya Akashi yang malah bermaksud menggoda Ushijima.

Ushijima sampai kehilangan fokus untuk makan, "Berhenti menggodaku, Akashi Seijuro."

"Kau mulai kelihatan kesal sekarang, Ushijima-San. Kau benar-benar cepat berubah ya, padahal sebelumnya kau bersikap manis padaku." Akashi malah keasyikan menggoda kakak laki-lakinya itu.

"Akashi Seijuro!" Ushijima menatap tajam pada Akashi, bukan karena ia marah tapi karena ia merasa jauh lebih malu dibandingkan sebelumnya.

"Baiklah, Ushijima-San. Kau tidak perlu kesal seperti itu, lagian aku tidak pernah mengatakan bahwa aku tidak menyukai perhatianmu." Akashi yang giliran mengeluh, ia kembali fokus pada makanannya. Berbanding terbalik pada Ushijima yang merasa senang atas sikap Akashi yang mulai menghargai segala perhatiannya. Ia langsung mengacak- acak rambut Akashi, "Kau juga harus belajar untuk bersikap manis padaku, Akashi."

***
Wah udah so sweet belum perhatian  kedua saudara ini?🤭

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang