33

118 11 3
                                    

Akashi dan Ushijima sedang sibuk menuliskan sesuatu di halaman buku mereka, tampak jelas saat ini mereka duduk diatas meja belajar di dalam Ruang perpustakaan pribadi keluarga Akashi.

Entah apa yang saat itu ditulis oleh keduanya, namun yang jelas kedua meja belajar mereka saling berhadapan satu sama lain dan ada beberapa kali Akashi melirik kepada Ushijima yang sibuk menuliskan sesuatu di bukunya.

"Kau sudah siap, Oniichan?" tanya Akashi yang rasanya sedikit membuat Ushijima merasa geli, tak biasa rasanya ia dipanggil Kakak seperti itu oleh siapapun karena memang selama ini posisinya adalah anak tunggal.

"Belum, kau sendiri sudah siap?" tanya balik Ushijima.

"Sudah, bisa gak kau lebih cepat membuatnya karena aku tidak tahan buat menunggu orang lain." Akashi mengatakannya dengan tenang, tetapi Ushijima malah menjadi geram saat mendengar perkataan Akashi barusan yang terasa tidak sopan.

"Lebih baik kau minum saja obatmu dulu dan berikan salep dilukamu selagi menungguku, aku janji akan menyelesaikannya begitu kau kembali."

"Kau benar, Oniichan. Kalau begitu aku permisi sebentar ya," ucap Akashi yang langsung pergi dari sana tanpa keberatan sama sekali, tapi satu hal yang membuatnya sedikit kesal ialah ini adalah pertama kalinya ia diperintahkan oleh orang asing seperti Ushijima.

Makanya ia langsung membanting keras pintu ruang perpustakaan saat keluar dari sana, Ushijima sendiri hanya bisa mengelus dada saja melihat tingkah Akashi. Dilain sisi, ia merasa senang telah memprovokasi Akashi yang menjadi kesal karenanya.

Dengan senyuman yang lebar, Ushijima menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus menulis seperti tengah mendapatkan inspirasi untuk apa yang ingin dituliskannya dalam lembar kertas tersebut, "Dasar...."

"Hufftt...." Ia menghembuskan nafasnya, mencoba membaca kembali tulisan dibuku dengan sedikit keraguan. Seketika saja telinganya sedikit memerah dan matanya tertuju pada buku Akashi yang ada di hadapannya saat ini, ia ingin sekali melirik apa yang tengah dituliskan Akashi sekarang.

"Tidak masalah kalau aku meliriknya sebentar," gumam Ushijima mencoba membela diri sendiri, ia langsung berdiri dari kursi dan meraih buku milik Akashi secepat kilat.

Dan tanpa rasa takut ketahuan, Ushijima langsung membuka halaman buku yang sudah ditandai tersebut. Dimana betapa terkejutnya Ushijima saat melihat isi dalam buku tersebut yang tak lain berisi peraturan Persaudaraan yang dibuat Akashi untuk Ushijima.

Saking tidak masuk akalnya, Ushijima spontan berdiri dan tampak kesal. Matanya melotot tajam seperti ingin melompat keluar dan bersiap memakan orang.

"Bisa-bisanya anak itu membuat aturan aneh seperti ini, apa dia ingin mempermainkanku?" tanya Ushijima yang tengah bergumam sendiri.

"Apa-apaan lagi nih! Lihat saja kau nanti, akan kubuat jauh lebih aneh darimu." Ushijima langsung mengembalikan buku Akashi pada tempatnya, lalu ia mengganti kertasnya dengan kertas yang baru seraya tak berhenti bergumam kesal.

Dengan tangan yang lebih lihai dan segala bentuk pemikiran absurd kini ia tuliskan kedalam lembar kertas tersebut, sepertinya ia mulai berniat untuk mengerjai Akashi saat ini.

Bahkan suara handphonenya yang kini mulai berdering pun tak digubris olehnya sama sekali, saking fokusnya Ushijima menuliskan aturan yang akan ia berikan pada Akashi nanti.

Namun, bunyi deringan handphone yang terus-menerus menghubunginya mulai membuatnya geram dan terpaksa mengangkat panggilan tersebut saat itu juga seraya masih fokus menulis.

"Ada apa?" tanyanya tanpa memperdulikan siapa orang yang sedang menghubunginya saat ini.

"Ini aku, Oikawa. Apa kau sibuk hari ini? Aku ingin bertanding denganmu, aku masih belum puas dengan pertandingan di kamp pelatihan musim panas waktu itu."

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang