59

65 6 0
                                    

Penampilan fisik Akashi mulai berubah, ia langsung berdiri dan melepaskan Eyes Patchnya seraya tidak berhenti tertawa. Hingga tidak menyadari kehadiran Chef Tsubasa dan Ushijima yang datang memasuki Pintu.

Akashi tersenyum puas, ia langsung menyambut hangat kehadiran mereka yang benar-benar memperlihatkan dirinya yang berbeda.

"Halo..," sapa Akashi seraya membungkuk dihadapan Chef Tsubasa, tak biasanya seorang Akashi melakukan hal tersebut yang jelas mengagetkan Chef Tsubasa yang sedang membawa sebuah nampan.

Tapi rasa kaget itu segera ditepis Chef Tsubasa, ia membalas senyuman Akashi seperti telah terbiasa akan hal ini. Dengan tenang, ia berjalan maju dan meletakkan nampan itu diatas meja mini yang ada di sebelah Akashi.

"Tuan Akashi menyuruhku membawakanmu makan malam, silahkan dimakan tuan muda."

"Ya, apa aku harus mengucapkan terimakasih padamu?" tanyanya, tapi sebelum Tsubasa menjawab apapun malahan langsung dipotong oleh Akashi.

"Sepertinya harus deh, kalau begitu terimakasih banyak." Akashi langsung duduk dan mulai menyantap makan malam yang dihidangkan untuknya itu, sejenak ia melupakan rasa sakit dibahunya.

Sementara itu, Ushijima berbisik pelan kepada Chef Tsubasa tetapi matanya tidak berhenti melirik kepada Akashi.

"Aku mendengarkan pembicaraan Anda di dapur kemarin, apa ini yang kalian maksud?" tanya Ushijima yang malah membuat Tsubasa kaget tidak main, tak seharusnya Ushijima bisa mengetahui hal tersebut. Namun karena sudah terlanjur basah, ya tidak ada salahnya mengajaknya menyebur sekaligus.

"Saya terkejut bahwa anda sama sekali tidak histeris ataupun ketakutan mengetahui hal ini, jadi anggap saja saya tidak perlu lagi menyembunyikan apapun pada anda." Chef Tsubasa menepuk bahu Ushijima.

"Kalau begitu, Dimana Akashi yang asli?" tanya Ushijima yang suaranya agak sedikit kuat sampai bisa terdengar ditelinga Akashi yang sedang melahap makan malamnya.

"Didalam diriku, Wakatoshi. Kau Tenang saja, dia hanya terlelap kok." Akashi yang kini telah berganti kepribadian menjadi Eijun hanya menoleh dengan seringai yang menyebalkan.

"Aku ingin mengenalmu lebih jauh, sepertinya kau akan menjadi saudara favoritku. Bagaimana menurutmu, Wakatoshi?" tanya Eijun yang kembali menyantap suapan mie nya.

"Aku tidak bisa berkata apa-apa, penampilanmu benar-benar berbeda. Dan, kau juga bisa melihat jelas dengan kedua matamu? Bagaimana itu terjadi?" tanya Ushijima.

"Aku tidak akan memberitahumu apapun, itu tidak menarik." Akashi menyudahi makannya, ia berdiri dengan seringai yang licik. Sepertinya Akashi a.k.a Eijun ini sangat senang tersenyum setiap waktu.

"Bagaimana kalau aku menawarkanmu syarat menarik, sebagai gantinya aku akan memberikanmu informasi apapun sebagai Bayarannya."

"Syarat apa?" tanya Ushijima.

"Aku sudah memikirkannya dari lama, bagaimana kalau aku menjadi Setter utama dalam pertandingan persahabatanmu melawan Karasuno nanti?" tanyanya balik yang membuat Ushijima terkejut. Ia tidak habis pikir bagaimana sosok yang ada dihadapannya itu terkesan meremehkan olahraga yang sangat dicintainya itu.

"Kau itu pemain Basket, bukan Voli. Berhenti meremehkan cabang olahraga lain, kesannya kau malah merendahkan kemampuanku dan timku." Ushijima tidak lagi bersikap ramah.

"Tenanglah, Wakatoshi. Aku tidak meremehkanmu, aku tahu kau hebat makanya aku ingin bermain denganmu. Aku ingin menjadi Akashi yang akan selalu kau butuhkan, bukankah kita saudara?" tanyanya.

"Lagian kau tidak perlu khawatir, aku bisa kok menjadi Setter yang diandalkan seperti halnya aku bisa menjadi Playmaker dalam Basket. Kalau kau tidak percaya, kau bisa mengujiku besok. Kebetulan besok juga hari weekend, kita bisa mengajak temanmu untuk mengujiku. Aku tak bisa membayangkan wajah tercengang mereka melihat kehebatanku," ucapnya yang terdengar sedang memuji diri sendiri dan tertawa bangga.

Ushijima yang cukup lelah dengan apa yang dilihatnya saat ini menjadi terpancing emosi, ia mendekati Akashi dan mencengkram leher kaos yang digunakan Akashi dengan tatapan marah. Suaranya menjadi lebih berat, urat dilehernya juga terlihat karena berusaha menahan amarahnya.

"Kau ini siapa sebenarnya?" tanya Ushijima yang hanya dibalas tawa kejam oleh Akashi.

"Aku ini Akashi Seijuro," jawab Akashi.

"Hentikan kepura-puraanmu, aku benar-benar tidak menyukaimu sama sekali. Kembalikan adikku," tegas Ushijima yang sudah tidak tahan dengan sikap Akashi a.k.a Eijun yang ada dihadapannya.

Eijun sendiri yang tadinya tersenyum bangga mulai mengerutkan wajahnya, ia tidak senang dengan perkataan Ushijima barusan dan mulai mencengkram kepalan tangan Ushijima yang saat ini Mencengkram leher bajunya.

"Kau sama sekali tidak melihatku, ini sama sekali tidak bisa diterima." Akashi terus mencengkram tangan Ushijima yang langsung dilepas Ushijima saat itu juga karena terasa nyeri karena terkena cakaran dari Akashi di punggung tangannya.

"Bermainlah denganku besok, aku akan tunjukkan betapa hebatnya Akashi Seijuro versiku. Aku akan membuatmu mengakui keberadaanku, " tegas Akashi yang memancarkan tatapan penuh kepercayaan diri. Lalu ia berjalan meninggalkan ruangan itu tanpa merasa takut, padahal sebelumnya ia sudah berjanji pada sang Ayah.

Tampaknya Akashi yang satu ini benar-benar bertolak belakang dari sosok Akashi yang asli, ia jauh lebih buruk dibandingkan Akashi yang selama ini dikenal oleh Ushijima. Saking buruknya, Ushijima sampai bertanya-tanya apakah ibunya telah salah besar telah menikahi orang yang berasal dari keluarga semengerikan ini.

"Anda tidak apa-apa, tuan Ushijima?" tanya Chef Tsubasa.

"Tidak apa-apa, aku hanya kaget saja. Aku hanya merasa kesal saja, aku sama sekali tidak tahu apapun tentangnya." Ushijima memukul dinding yang ada didekatnya, tampak jelas ia sedang memperlihatkan kekecewaan yang mendalam.

"Tuan muda Akashi memang tertutup sejak kecil, ia benar-benar mewarisi sikap Ayahnya... Maksud saya tuan Akashi Masoami," ungkap Chef Tsubasa.

"Tapi disamping itu, ia adalah orang yang baik dan perhatian. Bahkan ia tak pernah letih untuk mengkhawatirkan teman-temannya yang ada di Teiko ataupun Rakuzan, sikap yang diwarisi oleh mendiang Nyonya kepada tuan muda Akashi. Anda tidak salah kok bila tidak mengetahui apapun tentang tuan muda Akashi, semua itu butuh proses." Chef Tsubasa menepuk-nepuk pelan punggung Ushijima untuk menenangkannya.

"Tapi saya ini kakak laki-lakinya, ini semua salah saya. Entah kenapa saya hanya merasa semua ini kesalahan saya," geram Ushijima pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu, kenapa anda tidak coba untuk memperbaikinya saja untuk menebus semua kesalahan yang anda perbuat?" tantang Chef Tsubasa yang merasa kalau menenangkan Ushijima dengan terus-menerus meyakinkanku tidak bersalah takkan bekerja.

"Anda benar, Pak. Mungkin saya harus memperbaiki segalanya kembali. Kalau sebelumnya Papa saya tidak mampu memperbaiki rumah tangganya, maka saya harus bisa melangkah jauh lebih baik darinya. Saya harus bisa memperbaiki saudara saya dan ikatan persaudaraan saya sendiri." Ushijima mulai memantapkan niatnya, ia tak lagi merasa putus asa dan menyesal kali ini.

Dengan penuh tekad, ia berterimakasih sebesar-besarnya kepada Chef Tsubasa yang telah membantunya untuk berpikir jernih kembali.

****
Bagaimana pendapatmu kalau Akashi mencoba jadi Setter Voli?

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang