Akashi yang masih sedikit kesal tak langsung pulang ke rumah, ia malah mencuri kesempatan untuk singgah sebentar di sebuah Bazar yang sedang dirayakan di pusat kota. Jadi, ia memutuskan buat berkeliling disana dan membeli makanan panasaran yang dulu sering dibelikan oleh Nijimura kepadanya .
Dan tanpa sengaja, ia malah bertemu Kuroko dan Kagami yang juga tengah berkeliling dengan beberapa bungkusan makanan ditangan Kagami. Jelas saja, kuroko langsung menyapa Akashi saat itu juga.
"Tidak kusangka kita bertemu disini ya, Kuroko." Akashi tersenyum saat berpapasan dengan Kuroko dan Kagami.
"Benar sekali, Akashi-kun. Kebetulan aku sudah janji untuk menemani Kagami-kun untuk membeli jajanan pasar hari ini," ucap Kuroko.
"What's up, Akashi!" sapa Kagami yang agak kerepotan dengan jajanan yang sedang dipegangnya.
"Kelihatannya kau kerepotan membawa makanan itu, Kagami."
"Biar saja, Akashi-kun. Padahal aku udah menasehati Kagami untuk tidak tidak terlalu rakus. Jadi, apa yang Akashi-kun lakukan disini?" tanya Kuroko.
"Tidak ada, aku hanya sedang bosan saja." Akashi menjawab seadanya.
"Kalau emang kau sedang bosan, mari bermain basket dengan kami! Kita bisa pakai tanah kosong bekas lapangan Basket yang ada di sebelah pasar ini," saran Kagami yang malah bersemangat.
"Tidak bisa, Kagami-kun. Kita tidak punya Bolanya dan Akashi juga sedang sibuk jalan-jalan, bukan malah membuang tenaga untuk menghadapimu." Kuroko menasehati Kagami.
"Berhenti menasehatiku, Kuroko. Memangnya kau tidak mau tahu kekuatan baru akashi rupanya? Kan ada untungnya kita tahu tentang kekuatan baru ini, buat jaga-jaga nanti kalau kita bertemu Akashi dipertandingan manapun." Kagami melototi Kuroko, tapi malah dibalas pukulan sayang oleh Kuroko dibagian perut Kagami.
"Kau berbicara terlalu kuat, Kagami. Akashi sudah mendengar rencana busukmu itu," ucap Kuroko lagi.
Sungguh perdebatan diantara kedua orang ini benar-benar menggelitik perut Akashi, ia sampai tak bisa berhenti tersenyum pada keduanya.
"Ya sudah, kalau gitu aku akan menerima ajakanmu untuk bermain basket denganku sekarang." Akashi menghentikan perdebatan diantara kedua sahabat yang menjadi cahaya dan bayangan itu.
"Serius? Lalu, bolanya?" tanya Kagami.
"Tidak usah khawatir, kita bisa beli sekarang bola basketnya. Mungkin saja didekat sini ada toko sport," jawab Akashi santai tanpa memikirkan bahwa pastinya ia akan memerlukan uang untuk membeli bola tersebut.
"Kau memang terbaik deh, Akashi!" puji Kagami yang semakin lebih bersemangat. Akashi hanya tersenyum saja dan mengajak keduanya untuk mencari toko Sport demi membeli bola basket.
"Ngomong-ngomong, apa disana juga ada ring basketnya?" tanya Akashi.
"Ada dong, Akashi. Kalaupun tidak ada, nanti kita bisa menggunakan Ring Bayangan saja." Kagami asal bicara saja, Kuroko sampai geleng-geleng kepala mendengarkan ocehan Kagami.
Untungnya Mereka berhasil menemukan Toko Sport yang tidak terlalu jauh dari kawasan tersebut, jadi mereka gak buang-buang tenaga untuk mencari Bola Basket. Namun entah bagaimana disengaja atau tidak, mereka malah bertemu secara tidak terencanakan sama sekali dengan Aomine dan Midorima yang sedang memilih-milih sepatu.
Dimana hal tersebut adalah sebuah pemandangan yang sangat langka, sebab tak biasanya Midorima dan Aomine bisa jalan barengan seperti itu. Bahkan saling memberikan masukan satu sama lain terhadap sepatu yang ingin dibelikan.
"Hei, Kuroko! Akashi! Dan kau pemijam sepatu," tunjuk Aomine yang sedang menyapa teman-temannya itu, terlihat ia sama sekali tidak kaget pada pertemuan tersebut.
"Peminjam sepatu?" tanyanya kaget, tak pernah sedikitpun mereka benar-benar terlihat akrab sepenuhnya. Rasanya hari yang terlewati akan terbuang sia-sia, bila tidka diselingi dengan pertengkaran setiapkali berpapasan satu sama lain.
"Bisa tidak kau panggil namaku saja, lagian kenapa juga aku harus kesal setiap berpapasan dengannya." Kagami sampai mengerutkan dahi, ia agak sedikit kesal melihat Aomine.
"Terserahku dong, bagiku itu julukan yang sudah tepat untukmu. Kau juga sudah meminjam sepatuku sebanyak dua kali loh," ucap Aomine seraya menunjukkan dua jarinya didepan mata Kagami.
"Momo yang memberikannya padaku, aku tak minta ya. Kau ini benar-benar tukang ungkit barang ya, apa kau masih belum terima dengan kekalahanmu dua hari yang lalu dariku?"
Dan seperti biasanya, Kuroko langsung cekatan untuk menghentikan perdebatan kedua cahayanya itu sebelum berkelahi beneran.
"Tenanglah, teman-teman! Kita sedang dikeramaian sekarang, jangan buat masalah." Kuroko mendorong Kagami untuk menjauhi Aomine.
"Kau harusnya tidak mempermasalahkan hal itu, Kagami-kun. Kau itu datang kesini untuk membeli Bola dan bermain basket dengan Akashi-ku. Jadi, jangan buat masalah atau Akashi bakal berubah pikiran nantinya." Kuroko mencoba mempengaruhi Kagami agar menghentikan tingkah kekanak-kanakannya, ia mengingatkan kembali tujuan Kagami sebelumnya.
Aomine yang mendengarkan hal itu merasa tidak terima, ia sudah lama memiliki keinginan untuk menghadapi Akashi secara individu. Tapi malah Kagami yang dapat kesempatan, biasanya juga Akashi selalu sibuk untuk berhadapan duel dengan mereka.
"Akashi, batalkan saja bermain basket dengannya. Bermainlah samaku," tukas Aomine yang masih kesal pada Kagami, sebab dua hari yang lalu itu Kagami berhasil mengalahkan Aomine dalam permainan Petak Umpet yang diadakan oleh Momo. Dan membuat Aomine kesal seharian karena berhasil dikalahkan oleh Kagami dengan permainan sesederhana itu.
"Enak saja kau, Aomine. Akashi sudah janji padaku, atur saja jadwalmu lain kali. Soalnya hari ini aku dan kuroko sudah atur jadwal duluan," ketus Kagami yang membuat mereka jadi pusat perhatian kembali.
Dan selagi mereka sedang adu mulut berdua, Kuroko mengajak Akashi dan Midorima untuk meninggalkan Toko itu usai membeli sebuah bola basket baru. Ketiganya tak ingin capek-capek menghentikan Kagami dan Aomine lagi, mereka sudah pantas dijuluki sebagai Tom and Jerry nya Vorpal Sword.
"Baru kali ini aku melihat seorang Kuroko menyerah, aku bisa membayangkan betapa sulitnya menjadi bayangan untuk mereka berdua selama ini." Akashi menoleh kepada Kuroko yang ada disebelah kirinya, sedangkan Midorima berada disebelah Kanan Akashi dan tengah sibuk memegang sebuah panci yang bagian bawahnya sudah menghitam. Dan tampaknya Midorima tak jadi membeli apapun dari toko tersebut, alasannya karena tak ada sepatu yang cocok untuk stylenya.
"Benar sekali, Akashi-kun. Tapi kita tidak perlu khawatir, nanti juga mereka bakal menyusul kok." Kuroko yang biasanya tidak pernah pasrah seperti ini malah tampak jauh lebih pasrah dalam menengahi Kagami dan Aomine.
"Baiklah, aku mengerti Kuroko." Akashi tersenyum. Lalu ia menoleh kepada Midorima.
"Ah Iya, Shintaro. Kami agak kaget melihatmu bersama Aomine. Apa yang kalian lakukan disini? tanya Akashi.
"Dia menemaniku membeli sepatu baru, kau tahukan kalau Aomine punya selera Sepatu yang bagus. Jadi, aku mengajaknya karena membutuhkan saran untuk kepentinganku itu."
"Kau sendiri kenapa malah bersedia bermain Basket dengan mereka? Bukannya kau tidak suka bermain diluar jam latihan dan ditambah lagi kau selalu sibuk akhir-akhir ini, tapi aku malah bisa melihatmu berada disini sekarang."
"Aku hanya merasa bosan saja, lagian tidak ada salahnya kan belajar menghindari kebiasaan sehari-hari."
"Baguslah, kalau begitu bermainlah denganku! Abaikan saja mereka, pasti mereka takkan selesai berkelahi sampai merasa kelelahan. Jadi, kau bisa menghabiskan waktu bermain denganku." Midorima mengajukan keinginannya.
"Benar, Akashi. Biar aku jadi wasit kalian," tawar Kuroko.
"Baiklah, lagipula kau punya hutang janji kemenangan padaku." Akashi tersenyum puas, ia berusaha untuk tidak terlalu antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Teen FictionSemua ini berawal dari tragedi yang terjadi dalam program kamp pelatihan musim panas yang diselenggarakan oleh Akashi Masaomi untuk Tim Volly dan Basket kepada Akashi Seijuro yang merupakan putra kandungnya dan Ushijima Wakatoshi yang telah menjadi...