CHAPTER FILLER : ULANG TAHUN AKASHI

115 7 1
                                    

Dahulu kala, disebuah rumah sakit bergengsi yang sangat terkenal dengan kelengkapan medisnya, tengah disibukkan oleh kelahiran seorang bayi mungil yang telah membuat gempar seluruh staf di ruang persalinan.

Tampaknya kelahiran bayi mungil itu telah mengundang perhatian semua orang, bahkan ia telah dijuluki sebagai emas yang paling sempurna di muka bumi ini semenjak masih dalam kandungan ibunya.

Dan tepat disebelah wanita muda yang tengah berusaha keras untuk mengeluarkan bayi dalam perutnya itu, terdapat seorang pria gagah dengan setelan rapi yang memperlihatkan bahwa dirinya adalah orang penting. Saat ini, ia tengah sibuk menemani istrinya yang tengah berjuang keras melahirkan bayi mereka, bahkan ia sampai tak memperdulikan keringat yang terus mengotori setelan jas miliknya tersebut.

Hingga tak beberapa, usai beberapa jam mereka berjuang setengah mati dalam ruangan persalinan. Semua rasa kekhawatiran dan perasaan lelah itu terbayarkan oleh suara isak tangis dari bayi mungil yang masih diselimuti oleh darah segar milik sang ibu.

Wanita itu tersenyum puas, sesaat ia melupakan rasa sakit dan perasaan letihnya. Dengan senyuman hangat yang terpancar dari wajah pucatnya, ia menatap sendu penuh kebahagiaan kepada sang suami.

"Bayi kita sudah lahir, Masaomi."

Lelaki yang disebutkan bernama Masaomi itu tersenyum dibarengi oleh anggukan berkali-kali, "Terimakasih sudah melahirkan bayi yang sempurna untukku, Laila."

Masaomi mencium kening istrinya, sebelum akhirnya kedua orang dewasa yang telah menjadi orang tua itu menggendong perlahan-lahan bayi mungil tersebut.

Singkat cerita, waktu semakin berlalu begitu cepat. Begitu juga halnya dengan sang bayi yang telah tumbuh menjadi anak yang paling membanggakan kedua orangtuanya. Anak itu diberi nama Akashi Seijuro, seorang anak laki-laki manis yang dipaksa tumbuh dalam lingkungan bangsawan dan harus hidup dengan penuh tekanan dari sang Ayah yang menghujaninya dengan berjuta-juta harapan, tak lupa juga anak itu ikut tumbuh dengan kasih sayang dan cinta seorang ibu yang tak pernah letih menggenggamnya dengan kehangatan yang membuat siapapun akan merasa iri.

Namun sepertinya kehangatannya itu tak berlangsung lama, seolah-olah takdir berniat untuk mentertawakan Akashi Seijuro. Belum sempat ia tumbuh dewasa, mendadak saja ibunya sakit dan membuat ia harus tumbuh lebih keras lagi di bawah kediktatoran sang Ayah. Untungnya, ia masih memiliki pasokan cinta sang ibu yang menjadikannya untuk tumbuh tetap waras didalam lingkaran kediktatoran sang Ayah.

Hingga akhirnya, Akashi mulai menyerah pada dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk masuk dalam kegelapan yang hampa dan mengalah pada rasa takut yang tak berhenti menghujaninya saat dirinya memasuki tahun-tahun tersulit dibangku SMP. Akan tetapi, kegelapan itu tak berlangsung lama. Tepat saat ia berada di bangku SMA kelas satu, sebuah kekalahan yang sangat menggelikan menyadarkannya arti hidup yang sesungguhnya dan membuat Akashi kembali menemukan cahaya yang mampu menuntun hidupnya kembali. Dan kini, ia mulai melupakan semua rasa takutnya dan kembali berjalan dijalan yang seharusnya.

Akashi menutup buku catatan miliknya, lalu ia menatap penuh hangat kepada seluruh Teman-temannya yang saat itu berada di ruangan yang sama dengannya.

"Dan salah satu dari cahaya itu adalah kalian, teman-temanku."

"Tulisanmu benar-benar menyentuh, Akashi-kun." Kuroko tampak terkagum mendengarkan isi hati Akashi yang dituliskannya dalam buku catatan. Kebetulan hari ini adalah ulang tahun Akashi, jadi mereka sengaja melakukan hal yang sedikit berbeda dibandingkan merayakan ulang tahun tersebut seperti biasanya. Atas saran dari Momo, mereka memutuskan untuk mengungkapkan isi hati satu sama lain dalam buku catatan dan dibacakan Secara bergiliran sebelum merayakan ulang tahun Akashi yang akan dilakukan tepat tengah malam nanti.

"Aku malahan gak menyangka kalau Akashi bisa mengatakan hal memalukan seperti itu," ungkap Aomine yang hanya bisa tertegun.

"Benar, kupikir Akashi akan mengeluh soal perilaku kita. Lalu, ia akan menghukum kita seperti biasanya." Kise membalas perkataan Aomine.

Tidak hanya kedua anggota Kiseki no Sedai itu saja, tampaknya Kagami dan Midorima juga ikut kaget dan memberikan reaksi yang menggelikan seperti Aomine.

Namun hal tersebut tak berlaku dengan Momo dan Kuroko yang merasa tersentuh dengan perkataan Akashi. Lalu bagaimana dengan Murasakibara? Jangan ditanya lagi, ia malah sibuk menyantap semua snack miliknya sejak awal dan ditambah lagi ia sama sekali tak mengerti apa yang sedang terjadi dan tampaknya kebodohannya semakin bertambah semakin hari. Murasakibara memang pantas dijuluki sebagai anak yang sedikit sulit menangkap apapun, ia bukanlah anak yang cerdas jika berhubungan dengan segala hal diluar basket. Tapi kalau sudah menyangkut basket, ia bisa berubah menjadi orang yang berbeda dan membuat semua gadis terpesona.

"Apa kata-kataku terlalu berlebihan? Atau tidak bagus ya dan malah seperti seorang penjahat? Kalau begitu aku perbaiki lagi semuanya," ucap Akashi yang malah menjadi ragu, ia kembali membuka lembar bukunya dan berniat mengoyakkan kertas tersebut bila tak segera ditahan oleh Aomine dan Kagami dengan cepat.

"Tidak perlu, Akashi. Kau tidak perlu memperbaiki ataupun menulis ulang lagi. Kami benar-benar tak ingin mendengarkanmu untuk menghabiskan waktu buat menulis dan membacakan lagi," ucap Aomine, ia tersenyum sekilas kepada seluruh Teman-temannya.

"Aomine benar, kau tak seharusnya menulis ulang karya terbaik seperti itu. Lagian telinga kami juga terasa tercounter oleh bacaan bukumu yang sudah menghabiskan 40 kali surat dengan isi hati yang berbeda-beda.

"Ini sudah 40 kali aku mendengarkanmu bercerita, kalau waktu diulang terus nanti kita gak sempat merayakan ulang tahunmu." Kagami melanjutkan perkataannya.

Dan membuat Akashi melotot tajam kepada Kagami yang membuat Kagami langsung merasa merinding bila merasakan auranya Akashi.

"Jadi, kalian berdua tidak mau mendengarkan isi hatiku?" tanya Akashi.

"Si kagami bodoh yang bilang tidak mau, aku mau kok. Aku malahan senang bisa menjadi cahayamu, Akashi." Aomine tersenyum seolah tengah mengambil jalan aman untuk menghindari kemarahan Akashi.

"Dasar Aomine bodoh, kau berkhianat!" teriak Kagami sambil berdiri kesal, lalu ia melirik kepada Akashi sambil tersenyum.

"Aku akan menyediakan telingaku ini untuk mendengarkan semua bait isi hatimu, Akashi. Silahkan dilanjutkan!" tukas Kagami yang memberikan hormat kepada Akashi dan kembali duduk, ia juga tak lupa menyenggol Kuroko seperti tengah meminta Kuroko untuk membantunya.

******
Ditunggu part 2 nya ya guys, maaf telat update dan Happy Birthday Akashi Seijuro 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang