98

79 5 5
                                    

Ushijima membaringkan dirinya di ranjang, begitu pulang dari latihan voli seharian dilapangan klubnya yaitu orange country stunners.

Dia memejamkan kedua matanya dalam keheningan ruangan yang memberikan kenyamanan baginya secara pribadi. namun tiba-tiba ketenangan itu terusik oleh panggilan telepon dari sahabatnya, satori tendou.

Dimana tendou adalah satu-satunya orang jepang yang masih berkomunikasi dengan ushijima sejak kepindahannya ke california. walaupun terkadang ushijima sering mengacuhkan panggilan telepon dari tendou yang terkadang membahas topik tidak penting sama sekali bagi ushijima.

"Ada apa?" tanya ushijima saat menerima panggilan telepon dari satori tendou.

"Wakatoshi-kun? apa kau sudah melihat pertandingan basket interhigh antara rakuzan dan yosen hari ini?" tanya satori dari seberang panggilan telepon yang benar-benar tidak pernah sekalipun mengontrol mulutnya. bukannya ia tak mempedulikan kebencian ushijima dengan akashi, tapi ia merasa bahwa kabar ini penting untuk disampaikan kepada ushijima yang masih berstatus sebagai abang tiri dari akashi.

"Tidak. kalau kau menelponku hanya untuk itu, kau cuman membuang-buang kuotamu saja. lebih baik kuakhiri saja panggilan ini, tendou." Ushijima langsung mematikan panggilan tersebut dan melemparkan handphonenya ke ranjang. Ia sudah tidak memiliki minat lagi untuk beristirahat dan merebahkan diri di ranjang kembali.

Dia memutuskan bangkit dari ranjang dengan posisi duduk dan meraih buku pelajaran yang ada di dalam ransel kuliahnya. Ia memutuskan untuk menyibukkan dirinya sendiri dengan membaca buku yang membuatnya tidak perlu memikirkan segala sesuatu tentang Akashi lagi. Dimana setiap kali ia memikirkan Akashi, maka ia akan mengingat tentang kejadian masa lalu mengenai kematian Ayahnya, ibu tirinya dan adik-adik tirinya.

Dan tampaknya buku tersebut membuatnya kembali rileks lagi. Dia juga sudah mulai melupakan perkataan Satori sebelumnya dan kembali memasuki fase ketenangan yang selalu membuatnya nyaman.

Hingga tiba-tiba suara ketukan pintu kamar asrama kampusnya segera membuyarkan ketenangannya kembali. Dengan perasaan malas dan agak kesal, ia langsung mencampakkan bukunya di ranjang dan berjalan menuju pintu dengan hembusan nafas panjang .

Dan begitu ia membuka pintu kamar asrama, ia tertegun sesaat melihat kehadiran Yuki yang duduk di kursi roda dengan keadaan yang masih saja sama dengan sebelumnya seolah tak memiliki harapan untuk hidup, walaupun sudah menerima satu ginjal dari Akashi. Dia tampaknya ditemani oleh Sekretaris Kenta yang membawanya melalui penerbangan dari Jepang ke California.

"Yuki ingin berbicara denganmu mengenai Seijuro, Ushijima." Sekretaris Kenta memulai pembicaraan duluan saat Ushijima membuka pintu kamar asramanya. Ia bahkan tak berniat basa-basi dahulu kepada Ushijima sebelum menyampaikan niatnya yang bela-belain datang kesini.

"Aku tidak ingin berbicara dengan siapapun malam ini, termasuk orang yang bertanggungjawab atas pembunuhan keluargaku. " Ushijima berniat menutup pintu kamar asramanya tanpa perlu repot-repot membiarkan emosinya membara sejak ia berusaha membunuh karakter emosionalnya sendiri untuk memperoleh ketenangan yang selama ini diinginkannya.

"Tunggu! Kalau kau masih marah atas perbuatan Paman Kenta dan Ayahku, kau bisa melampiaskannya padaku saja. Tapi aku mau kau dengarkan aku terlebih dahulu!" ucap Yuki yang mencoba menahan Ushijima untuk tidak benarkah menutup pintunya.

Ushijima hanya menghela nafas saja dan membuka kembali pintunya, bukannya ia terpedaya oleh perkataan Yuki. Tapi ia tak suka dengan penilaian Yuki terhadap dirinya saat ini.

"Aku bukanlah Akashi Seijuro yang selalu menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Dan aku bukanlah orang yang membuang emosi dan tenagaku untuk membalas dendam dan menyakiti orang lain hanya untuk memuaskan rasa sakit hati dan kehilanganku. Jadi, aku tak berniat menyakitimu ataupun Sekretaris Kenta. Dan lebih baik tinggalkan saja aku dan kembalilah ke Jepang! Karena usahamu telah sia-sia dan aku tak tertarik berurusan kembali dengan apapun yang menyangkut Akashi." Ushijima blak-blakan kepada Yuki dalam menyampaikan poin penting mengenai hal-hal yang dipikirkannya saat ini. Ia hanya ingin menyelesaikan pembicaraan ini dengan cepat.

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang