🪽Wings : 03🪽

121 56 11
                                    

Today playlist 🎼

🎶Kassy - Take My Hand
.
.
.
Tinggalkan jejak dan share yuk biar author makin hepi xixi🙇🏼‍♀️
.
.
Yuk baca sambil healing dengan kumpulan lagu heartwarming biar makin enak bacanya dan dapet feel storynya...open Spotify for listening.🙇🏼‍♀️💞

(⚠️Warning!! Bagi yang risih dengan korean song, silahkan abaikan saja dan dengarkan lagu yang sesuai dengan selera pembaca semua hihi karena cerita ini kebetulan bermukim di koreah hehe✌🏻)
.
.
.

"Akan menyenangkan jika kita bisa lebih dekat walau hanya sekejap~" -Kassy
.
.
.
.
HAPPY READING

******

Hera nampak berjalan pelan menelusuri rumah yang menurutnya sangat besar. Sangat sepi dan tidak ada satupun orang disana. apa pria itu benar-benar hidup sendiri? Sangat disayangkan.

Rumah dengan nuansa coklat itu seperti rumah kaca. Dominasi dindingnya yang dari kaca membuat cahaya matahari dengan leluasa masuk kedalam. Hera terus menelusuri ruangan itu hingga ia tepat berada di halaman depan rumah pria itu. Sangat bagus menurutnya, untuk ukuran orang tinggal sendirian rumah ini sangat terawat dan indah. Kakinya yang telanjang menapaki rumput hijau di pekarangan depan rumah. Ia mengulas senyum sambil terus berjalan bahkan melompat kecil. Rumputnya terasa dingin namun menyenangkan.

Selagi bermain, Hera tak sadar ada mata tajam yang daritadi memperhatikannya di ambang pintu depan. Siapa lagi jika itu bukan Han Seok? Pria itu hanya diam sambil bersedekap memperhatikan tingkah gadis aneh yang sudah tinggal tiga hari dirumahnya itu. Beberapa hari lalu Hera benar-benar diam dikamarnya tanpa melakukan apapun. Mungkin ia bosan.

Saat Hera berbalik mata jernihnya membulat kaget saat ia melihat si pemilik rumah sudah menatapnya dengan tatapan datar namun mencekam. Hera mendadak terdiam sambil meremas ujung-ujung jarinya. Apa pria itu marah?

Hera hanya bisa diam sambil menunduk tak berani menatap mata kelam pria itu, menimang-nimang apa yang akan terjadi nanti. Ternyata tidak seperti dugaannya.

"Masuk," satu kata itu meluncur dari mulut Han Seok sambil menatap gadis lugu itu. Hera yang mendengar perintah pria itu hanya berjalan dengan langkah kecil dengan wajah yang kebingungan. Pria itu sangat sulit untuk ditebak.

Mata Han Seok terus menatap gadis itu hingga benar-benar masuk kedalam rumah. Namun, matanya menangkap perempuan itu masih bertelanjang kaki tanpa alas sama sekali. Ia akan pikirkan itu nanti.

Han Seok duduk di pantri dapurnya dan diikuti oleh Hera. Hera nampak menanti apa yang akan dikatakan pria itu.

"Siapa namamu?" tanya Han Seok tiba-tiba membuat Hera menatap pria itu. Bagaimana cara ia akan mengatakannya? Apakah boleh manusia mengetahui namanya? Namun jika dipikir-pikir kenapa ia harus ragu? Toh ia sudah diusir dari kehidupannya di Nirwana.

"Hera," ujarnya parau dan nyaris seperti bisikan. Ia kesal dengan dirinya sendiri.

Han Seok hanya menaikkan sebelah alisnya, perempuan ini sangat aneh...apa ia tidak bisa bicara dengan benar?

"Kau tidak bisa bicara dengan jelas? Kau bisu?" tanya Han Seok membuat Hera tertohok seketika. Pria itu sangat to the point membuatnya tidak bisa membantah sama sekali. Ia sangat malu.

Hera hanya mengangguk pelan dan tidak mau menatap pria itu sama sekali....ia sangat malu. Ia hanya bisa menyusahkan dan merepotkan.

Melihat Hera yang hanya terdiam membuat Han Seok tiba-tiba bingung ingin berkata apa selanjutnya. Apa ia sudah menyinggung perasaan gadis itu? Namun ia langsung menghilangkan pikiran anehnya itu dan lanjut berkata lagi.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang