🪽Wings : 33🪽

58 34 0
                                    

"Han Seok....perkenalkan dia sahabatku, Yuri," Hera nampak menuntun Yuri untuk berjalan menuju ruang makan. Han Seok hanya diam tidak bertanya apa yang terjadi pada sahabat Hera. Han Seok hanya mengulas senyum ramah pada Yuri.

"Maaf sudah merepotkan kalian berdua, namaku Yuri," Gadis bermata putih itu nampak tersenyum canggung dan menatap lurus tanpa tahu siapa yang dia lihat. Pandangannya sangat buram sehingga ia tidak bisa melihat jelas wajah orang yang berbicara di depannya.

"Tidak apa-apa, terima kasih sudah menemani Hera selama ada disini," ujar pria itu sama ramahnya.

Mereka bertiga nampak menikmati sarapan yang sudah dimasak Han Seok dalam diam tanpa ada yang berbicara sama sekali.

Setelah selesai, Hera mengantar Yuri menuju kamarnya agar Yuri tidak kelelahan sama sekali, Hera merasakan kalau Yuri saat ini sedang dalam kondisi sangat tidak baik. Aura kehidupan Yuri terasa samar di penglihatannya sehingga ia tidak ingin Yuri semakin kesulitan.

Setelah mengantar Yuri, Hera menemukan pria itu sedang duduk di sofa ruang tengah sambil mengutak atik ponselnya. Gadis itu hanya tersenyum dan menghampiri pria yang berstatuskan kekasihnya itu.

"Apa yang sedang kau lakukan?" suara halus itu membuat Han Seok menatap Hera dengan senyum terbaiknya.

"Hanya melakukan hal kecil," Han Seok nampak menyodorkan ponsel Hera sambil menunjukkan kontak yang ada disana.

Hera hanya terkekeh pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Ia lupa kalau semua hal tentan Han Seok di ponselnya sudah ia blokir. Pria itu nampak memulihkannya seperti semula.

"Aku lupa soal itu....maafkan aku," Hera menyatukan kedua telapak tangannya sambil meminta maaf pada prianya itu. Han Seok tersenyum kecil melihat betapa gemasnya gadisnya itu.

"Tidak apa-apa, yang penting saat ini kita sudah bersama sekarang. Jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi," ujar Han Seok sambil mengacak-ngacak rambut gadis itu.

Hera mengukir senyum manisnya sambil menggaet lengan Han Seok. Mereka nampak antusias bercerita sambil melontarkan senyum khas mereka masing-masing.

"Apa sahabatmu baik-baik saja? Dia terlihat sangat tidak sehat, bahkan dia memakai syal yang hampir menutupi setengah wajahnya. Bagaimana kalau kita membawanya untuk diperiksa?" tanya Han Seok penasaran karena tampilan Yuri sangat tidak wajar menurutnya.

"Yuri mengalami kebutaan semenjak 3 bulan yang lalu, dia masih bisa menangkap bayangan orang-orang yang berbicara dengannya tapi matanya perlahan memutih dan tidak bisa mengenali rupa orang yang berbicara dengannya. sebenarnya aku sangat ingin membawanya ke rumah sakit, tapi dia bersikeras menolakku, aku jadi tidak bisa berbuat apa-apa. Makanya aku menjaganya selama beberapa hari ini," jelas Hera singkat walau ia tidak bisa menceritakan kisah lengkap Yuri pada Han Seok karena itu akan mengungkap identitasnya yang sebenarnya.

"Semoga saja dia baik-baik saja. Kau sudah berusaha semampumu," perkataan pria itu membangkitkan senyum Hera yang sempat luntur sebelumnya. Dia akan berusaha untuk terus menjaga Yuri dan membuat Yuri memiliki kenangan membahagiakannya selama di dunia manusia.

"Selama disini apa yang kau lakukan?" sepertinya pria itu nampak penasaran dengan apa yang dilakukan gadisnya selama ada disini.

"Aku hanya jalan-jalan di pantai setiap hari....ahh iya, aku juga ambil kerja paruh waktu di toko buku yang ada di pertigaan jalan," ungkap Hera tanpa pernah melepaskan ekspresi cerahnya itu.

"Apa kau kesulitan?" Han Seok nampak khawatir dengan Hera, karena dia Hera harus berjuang sendiri selama selama disini. Dia merasa bersalah.

"Tidak...tentu tidak, aku sangat senang karena ditempatku bekerja semuanya baik padaku. Kau jangan khawatir," Hera nampak paham dengan kecemasan Han Seok padanya, ia menggenggam tangan besar pria itu dan menyalurkan kenyamana disana.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang