🪽WINGS : 52 [END]🪽

54 15 5
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
~Mimpi indah kita menjadi sebuah perpisahan~
.
.
.

"Kau....ingin....tahu....kenapa mereka....tak akan pernah bisa.....keluar....sebanyak apapun mereka berdoa?"

"Apa.....maksudmu?"

"Karena bayaran..... untuk.... kebebasan mereka adalah...... darah manusia...... yang mereka cintai," ujar Fallen tersebut sambil menatap kosong malaikat malang tersebut.

"Da...rah?" Bisik Hera gagap saat mendengarnya. Ia tak mengerti.

"Kematian tragis....atas....kehendak manusia,"

"Aku....tak mengerti....Ran,"

Berdenging....

Tiba-tiba ia merasa dunianya yang hampa menjadi sangat senyap tanpa ada suara...benar-benar hening. Rasanya ada yang menghantamnya secepat kereta dan keheningan ini membuatnya merinding.

Hera mendadak rubuh dan tertimbun salju. Ia kembali kehilangan kesadaran. Ia seperti dihantam gada dalam sekali pukulan. Ia merasakan sebuah rasa sakit yang asing dihatinya. Rasanya sangat menyakitkan.

Tapi samar-samar Fallen itu mengintip jiwa gadis malang tersebut. Ia bisa melihat semua retakan dijiwanya kembali menyatu seolah ada sebuah pemicu hebat yang mengenainya.

"Aku akan....melihat....ke...bawah,"

Fallen itu dalam sepersekian detik hilang dari lembah sepi itu meninggalkan Hera yang tak sadarkan diri.
.
.
.
.
.

"Tolong menyingkir!!!! Kami kesulitan mengevakuasi korban!!!!" Teriak beberapa petugas yang sedang menghandle kendaraan berat untuk memindahkan 6 buah mobil hancur yang berserakan di jalanan yang membentang diatas laut Busan.

Sebuah mobil karavan yang terbalik mengenaskan dan diiringi rentetan mobil yang berserakan dibelakangnya. Asap dan api yang tersebar membuat jalanan itu lumpuh total hingga berjam-jam.

"ADA YANG MASIH HIDUP!!!!" teriak salah seorang petugas kepolisian. Mobil yang sudah mengeluarkan asap dan membentur pembatas jembatan jalan kemudian dibuka dengan paksa hingga mereka dengan hati-hati mengeluarkan seorang pria yang wajahnya sudah banjir darah dan tubuhnya terluka diberbagai sisi.

Petugas kesehatan langsung memasukkan pria malang tersebut ke dalam ambulans dan memberi pertolongan pertama agar nyawanya masih bisa diselamatkan. Sedangkan, naasnya semua pengendara mobil yang tersisa tewas ditempat bahkan ada korban yang ditemukan di laut karena terpental dari kendaraannya.

"Ternyata.....begitu," lirih Fallen itu dan menghilang menuju tempat malaikat itu berada.
.
.
.
.
.

Sesampainya dilembah tersebut ia bisa melihat Hera sudah berdiri diam bak patung menatap langit luas yang kembali bersalju, suara petir tak menjadi masalah bagi Hera. Tapi yang menjadi masalah adalah, wajah Hera sudah banjir karena air matanya. Tubuhnya bergetar penuh kesedihan. Wajahnya yang menyiratkan kerinduan dan rasa sakit secara bersamaan menggumamkan sebuah nama dengan lirih.

"Han....Seok..."

Fallen yang baru sampai itu hanya diam dan kembali bersikap sedingin kutub, ia bisa menilai wajah itu....wajah frustasi dan putus asa. Sangat kosong.

"Hey....Ran, katakan padaku.....alasannya...." nada suara yang minim emosi itu seakan mengorek hati siapapun yang mendengarnya.

"Lebih baik....kau lupa....kan....pembicaraan...kita," ujar Fallen itu sama datarnya.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang