Hera nampak tersenyum sambil memegang sebuah kartu kecil ditangannya. Kurva indah itu tak pernah luntur sambil memandang foto yang ada disana. Akhirnya ia memiliki kartu tanda pengenal dan sudah menjadi manusia pada umumnya. Ia hanya tersenyum mengingat kejadian beberapa jam lalu.
"Kita ada dimana?" tanya Hera penasaran setelah Han Seok membawanya ke sebuah gedung besar.
"Kau perlu membuat kartu tanda pengenal, karena pertama kali bertemu kau tidak punya apapun yang kau bawa," ujar Han Seok sambil menatap datar gadis di sebelahnya.
"Apa itu perlu?" tanya gadis itu penasaran.
"Kau akan membutuhkannya dan itu akan berguna jika ada masalah nantinya," jelas Han Seok singkat dan Hera hanya mengangguk tanda paham.
"Tapi namamu tidak lazim di masyarakat, aku akan memberimu nama baru,"
Jang Hee Ra, Hera kembali tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena mendapatkan nama baru itu dan Han Seok sendiri yang memberinya. Bahkan, pria itu menyematkan marganya di identitas baru Hera, membuatnya tidak bisa menyembunyikan semu di wajahnya. Ia sangat menyukai nama itu, karena Han Seok yang memberinya untuknya.
"Terima kasih, Han Seok,"
***
Kringg
Ponsel Hera berdering dan menampilkan nomor seseorang disana. Dengan antusias ia mengangkatnya dan mendengar suara berat di seberang sana.
"Halo?"
"Hera....kau dirumah?"
"Hmm...aku sedang dirumah. Ada apa?"
"Tidak...aku hanya ingin mengabarimu kalau malam ini aku tidak bisa pulang. Aku harus ke Seoul selama sepekan. Ada urusan penting," ujar pria itu datar seperti biasanya.
"Oo...kalau begitu Hati-hati dijalan Han Seok, jangan lewatkan waktu makan, ya?" ujar Hera mendadak lesu setelah mendengar ucapan pria itu. tiba-tiba ia merasa sedih karena Han Seok akan pergi, karena besok adalah hari ulang tahunnya.
Ia bukan bermaksud bersifat egois tapi ia sangat berharap akan merayakan ulang tahun pertamanya di dunia manusia bersama Han Seok, tapi sepertinya keadaan tidak mendukung harapannya saat ini.
"Kau jaga rumah dengan baik, jika terjadi sesuatu langsung kabari aku. kau ingin kubawakan sesuatu dari Seoul saat aku pulang nanti?" tanya pria itu lagi.
"Kau bawa apa saja aku akan menerimanya, kau hati-hati Han Seok. Yang penting kau pulang dengan selamat," ujar Hera mencoba ceria agar Han Seok tidak menyadari kesedihannya.
"Hmm,"
Hingga akhirnya, telfon itu terputus menyisakan keheningan. Hera menahan air matanya dan mencoba melupakan kesedihannya itu. ia tidak ingin Han Seok terganggu karena dirinya. Ia harus mencoba tetap dalam batasan karena pria itu adalah penyelamatnya. Ia tidak ingin bertingkah dan membuat pria itu kesal padanya.
Hera nampak berjalan menuju ke kamar Han Seok, entah mengapa ia ingin tidur disana malam ini karena pria itu tidak pulang hari ini. Ia merebahkan badannya di ranjang pria itu dan memeluk selimut yang dipakai Han Seok. Ia tersenyum kecil karena masih tertinggal aroma khas pria itu disana. Aroma musk dan sedikit harum bunga lili yang menenangkan pikirannya. Ia membiarkan malam mengantarnya menuju dunia mimpi.
ia bisa merayakannya kapan-kapan dengan Han Seok.
Tidak masalah sama sekali.
**
Awan mendung nampak menghiasi langit nirwana, sekali lagi Archer dibuat semakin gelisah karena tidak biasanya fenomena ini terjadi di lingkungannya. Ia menatap pelataran sidang yang sepi hingga ia terbayang gambaran saat ia menghukum Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Wings (Heart Series #1) [END]
FantasyFOLLOW SEBELUM BACA!!!! ❤️ . . Apa kamu percaya Malaikat itu ada?? Jika dia muncul dihadapanmu tiba-tiba, apa kamu akan percaya? . . . . Han Seok adalah seorang pria dingin dan membenci orang-orang. Tidak kenal cinta atau apapun mengenai kebahagiaan...