"Aku tidak Bisa. Maaf,"
Kalimat itu langsung membuat langit perlahan mulai bergemuruh. Semua malaikat yang ada disana menjadi bingung karena fenomena yang tak biasa di dunia para malaikat.
"Kenapa, Hera? Aku tahu aku bersalah, tapi tolong tinggal disini kembali. Aku akan menjelaskan semuanya padamu," Archer terlihat semakin gelisah seolah ingin menjelaskan sesuatu.
"Jelaskan apalagi Tuan? Walau kau seorang raja, kau tidak akan mampu mencabut vonis dan kutukan yang sudah kau beri padaku. Tidak akan tuan." Ucapan gadis itu memang benar. Karena kutukan dan vonis seorang raja malaikat berlaku hingga kematian dan tidak bisa diubah sesuka hati walau dia raja terhebat di semesta.
Wajah itu mulai sendu sambil menertawai dirinya sendiri. Dialah yang sudah menghancurkan hidup sederhana gadis malang itiu.
"Mulai sekarang, aku tidak akan pernah menapakkan kakiku disini lagi. Walau aku bersalah atau tidak, walau statusku masih seorang pendosa, aku akan ingat kalau aku pernah bahagia dan disayangi kalian semua. Namun, aku janji sesulit apapun hidupku aku tidak akan pernah menyebutkan kalian dalam langkah hidupku lagi. Aku akan menjalani hidupku di dunia manusia untuk selamanya. Jika aku mati jangan pernah buat aku terlahir kembali dan menurunkan badai salju yang akan merugikan manusia," perkataan rancu Hera membuat semua yang hadir disana berfikir keras dengan maksud pernyataan gadis itu.
"Apa maksudmu Hera? Omong kosong apa yang kau bicarakan?" nada raja malaikat itu perlahan meninggi seakan gadia itu mengisyaratkan kalau hidupnya sudah berada di perbatasan kehidupan dan kematian.
"Ini bukan omong kosong, Tuan. Aku berterima kasih padamu karena sudah membuangku ke dunia manusia. berkatmu sekarang aku sangat mencintai dunia manusia bersamaan dengan cintaku pada seorang pria manusia," sedetik keributan memekakkan altar sidang tersebut.
Cinta?
"Kau.....apa? Cinta? Kau bilang apa barusan?" Archer nampak sangat shock dengan pernyataan gamblang Hera. Dia mengatakannya seolah ia sudah tidak memperdulikan apapun lagi.
"Aku mencintai seorang MANUSIA, Aku mencintainya sehingga sedetik saja ia hilang dari hidupku aku akan mati saat ini juga," begitulah pengakuan Hera yang membuat kaget semua orang. Pasalnya mereka mengetahui kalau cinta itu masih dianggap tabu bagi semua kaum baik malaikat maupun Iblis.
"Kenapa kau terlihat terkejut tuan? Bukankah cinta itu wajar bagi setiap makhluk di dunia?" Hera hanya memaksakan senyum kecil di sudut bibirnya yang mulai pucat.
"Kau tidak boleh mencintai siapapun Hera. Tolong kau cabut kembali rasa cintamu pada manusia itu, sebelum kau menyesal nantinya," peringat Archer pada Hera membuat Hera hanya tersenyum hampa sambil menatap langit nirwana yang mulai gelap. Dua sahabatnya itu hanya bisa diam tidak bisa berkata-kata karena mereka tahu Hera pantas untuk mendapatkan keadilan.
"Peraturan mana yang tidak membolehkanku mencintai seseorang? Tunjukkan padaku. Tidak....tunjukkan juga pada mereka semua kalau memang ada aturan seperti itu," Hera merasa patah hati karena kebohongan dari raja yang dulu sangat ia hormati tidak diakui oleh dirinya sendiri, hingga lama kelamaan para malaikat juga penasaran dengan peraturan yang dimaksud Hera.
Perlahan Hera menengadahkan tangannya dan muncul sebuah gulungan usang dari tangannya. Ia melemparnya ke lantai diiringi dengan air mata jatuh dari netra merah mudah yang sudah redup cahayanya.
Archer yang melihat gulungan itu mendadak langsung panik entah karena apa. Gulungan tua itu seakan mengintimidasi dirinya sendiri.
"Jadi kau benar menyelinap ke hutan kaca. Begitu Hera?" Archer langsung berubah sarkas sambil menunjukkan raut tidak senangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Wings (Heart Series #1) [END]
FantasíaFOLLOW SEBELUM BACA!!!! ❤️ . . Apa kamu percaya Malaikat itu ada?? Jika dia muncul dihadapanmu tiba-tiba, apa kamu akan percaya? . . . . Han Seok adalah seorang pria dingin dan membenci orang-orang. Tidak kenal cinta atau apapun mengenai kebahagiaan...