🪽Wings : 24🪽

61 29 0
                                    

"Hera.....apa kau mau bertemu Tuan Archer besok?" suara berat yang ada di seberang telepon itu membuat Hera berfikir keras.

"Entahlah Rocky....aku tidak tahu harus mengatakan apa," Hera dilanda kebingungan karena fikirannya yang bercabang saat ini. Dimana Han Seok sekarang dan tawaran dari sahabatnya itu.

"Kau boleh memikirkannya dulu, kami tidak akan memaksamu melakukannya jika kau memang tidak ingin. Kami hanya ingin Tuan Archer mengetahui bahwa kau tidak bersalah dan bisa membersihkan namamu," suara berat itu kembali menyahut dari seberang sana.

"Maaf kalau aku harus menyusahkan kalian kembali, tapi aku akan coba memikirkannya kembali,"

"Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu? Dan Han Seok? dia tidak berbuat macam-macam padamu,kan?" pertanyaan spontan itu membuat Hera sedikit gugup walau pria pendiam itu tidak bisa melihat ekspresinya sekarang. Ia juga tidak bisa memberi tahu kejadian yang menimpa dirinya beberapa hari yang lalu. Bisa-bisa dua sahabatnya itu akan membawanya pulang dengan paksa. Biarkan saja ini menjadi rahasianya.

"Aku baik-baik saja, kenapa pikiranmu jauh sekali? Han Seok itu baik dan tau cara menghargai seorang perempuan. Sekarang dia sedang tidak di rumah, ada urusan penting yang harus ia lakukan," Hera hanya tertawa karena sifat khawatir Rocky yang tidak pernah berubah bahkan sejak di Nirwana sekalipun.

"Aku hanya khawatir,"

"Dimana Lucy?"

"Dia sedang tidur, kemarin dia bekerja lembur selama 3 hari berturut-turut, wanita yang tidak terlalu suka bekerja malah bekerja ekstra karena ada iming-iming bonus akhir bulan," cerita tak terduga dari Rocky kembali mengundang tawa Hera. Sepertinya, para sahabatnya sudah mulai merasakan bagaimana menyenangkannya hidup sebagai manusia normal.

Sedang asyik berbincang di telfon tiba-tiba indra pendengaran gadis itu mendengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah, pasti Han Seok. Ia menilik jam dan sudah menunjukkan pukul dua dini hari. ia tidak bisa tidur karena pria itu pergi dalam kemarahan dan ia tidak bisa tenang akan hal itu.

"Rocky, aku tutup dulu ya. ada yang harus aku lakukan, dah," panggilan itu terputus menyisakan keheningan. Rocky hanya tersenyum karena dia tahu apa yang akan dilakukan gadis manis itu. dia sudah jatuh cinta dalam sekali pada manusia itu. begitulah yang dipikirkan Rocky. Ia tidak tahu apakah perasaan gadis itu bisa diterima atau malah membawa petaka baginya. Semoga saja Tuhan bermurah hati pada mereka berdua.

**

Hera menatap lama pria yang sedang berdiri diam didepan ambang pintu tersebut. bau alkohol yang menyengat sangat mengganggu penciumannya itu. apa yang terjadi pada pria itu? keadaannya terlihat berantakan sekali. wajah yang memerah lalu pakaian yang kusut dan berantakan. mungkin ia bisa mengabaikan bau keras yang sudah bercampur dengan atmosfer ruangan itu tapi ia bisa melihat buku-buku jari pria itu berdarah.

"Han Seok? Kau kenapa? Kau berkelahi lagi?" gadis itu tidak bisa bohong kalau dia sangat khawatir. Walau luka itu kecil menurutnya tapi ia sangat cemas.

Han Seok hanya betah dengan sikap diamnya dan mengabaikan gadis yang cemas padanya. Rasanya dunia saat ini sedang berputar dan bias gadis itu menjadi ganda dimatanya. Sepertinya ia memang sedang mabuk berat sekarang.

Hera mencoba memapah Han Seok yang sedang mabuk itu tapi ditolak walau tanpa suara sama sekali. ia tidak ingin Hera repot mengurusnya karena masalahnya ini. Bukan Hera jika bisa mengabaikan seseorang. Walau penolakan halus tanpa suara itu terus menghambatnya tapi ia tidak bisa mengabaikan penyelamat hidupnya itu.

"Han Seok, aku akan mengantarmu ke kamar. Kau sudah tidak berjalan dengan benar," Hera mencoba menggapai tangan pria itu tapi kembali ditepis oleh Han Seok sambil berjalan sempoyongan menuju peraduannya.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang