🪽Wings : 04🪽

111 57 14
                                    

"Hyung....sebaiknya kau ke kantor sekarang...mereka hampir mengamuk disini,"

Langkah kaki menggema di seantero gedung yang besar tersebut. nampak semua orang disana tertunduk takut sambil membungkuk pada bos mereka itu. Mereka tidak akan sangka bos mereka yang terkenal akan sifatnya yang kejam dan liar datang ke kantor. Mungkin jika dihitung-hitung 8 bulan yang lalu terakhir pria itu muncul disana karena ada rapat besar pemegang saham yang baru.

Sebenarnya, Han Seok tahu segala aktivitas yang terjadi di perusahaannya itu, namun ia terlalu malas dan tidak terlalu peduli karena mereka hanya bisa bergunjing dan bergosip yang tidak-tidak tentang bos mereka itu. Pria tinggi itu hanya mempercayakan tugas-tugasnya disana kepada seorang pria yang bernama Jung Seo.

Pria itu sama tampannya dengan Han Seok, namun sifat merekalah yang berbeda. Pria itu terkenal akan kebengisannya tapi tidak dengan Jung Seo. Pria itu selalu tersenyum dan hangat. Bak matahari dan bulan. Sangat berbeda. Jung Seo tinggi, rambut hitam legam, dan ada bekas luka di dahinya dan tak lupa ia juga lulusan universitas terkenal bersama dengan Han Seok.

Sebenarnya, Jung Seo adalah satu-satunya orang yang berhasil masuk menembus dinding yang diciptakan oleh Han Seok. Kisah itu sudah lama terjadi hingga mereka bisa berteman sampai detik ini.

Setelah menerima telfon dari sekretarisnya itu alias Jung Seo, pria dengan aura mencekam itu hanya bisa mengepalkan tangannya dan lewat begitu saja meninggalkan perasaan merinding di seluruh kantor. Mereka mengakui itu. Raut datar itu adalah momen horor tersendiri bagi semua orang disana.

"Dimana para pria tua itu?" tanya singkat Han Seok pada sekretarisnya itu.

"Mereka didalam...kau harus tenang Hyung, mereka itu hanya ingin mengusikmu," ujar Jung Seo mengingatkan sahabatnya itu. Dia tahu betul sifat para pemegang saham di dalam ruangan itu. Makanya Jung Seo sudah mewanti-wanti Han Seok untuk tidak terpancing emosi dengan sikap mereka. Sangat sulit untuk memberi nasehat pada orang yang tempramennya mudah meledak, itulah tantangan tersendiri bagi Jung Seo selama menjadi sahabatnya itu.

Han Seok hanya bergumam dan masuk ke ruangan pribadinya itu namun yang tidak mengenakkan para pemegang saham itu langsung menghadiahi dua pria jakung itu dengan raut masam dan cukup menyebalkan menurutnya.

"Datang juga kau, Han Seok," sinis salah satu pria paruh baya berkumis sesaat pria itu mendudukkan dirinya di kursi. Han Seok hanya menghiraukan pria itu dan bersikap santai.

Sudah lima belas menit berlalu Han Seok masih diam sambil membaca beberapa laporan keuangan perusahaannya. Cukup membuat Han Seok tersenyum sinis karena tahu siapa penyebab masalah tersebut. Para pria itu sudah mulai mengeluh karena Han Seok masih diam dan tidak memberikan penjelasan apa-apa. Jung Seo yang tahu apa yang akan dilakukan pria itu hanya bisa tersenyum kecil dan hanya menyimak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Sampai berapa lama lagi kau akan mengabaikan kami Han Seok?! Walau kau bos disini, bukan berarti kau bisa bersikap kurang ajar pada kami!" marah salah satu pemegang saham dan Han Seok kembali mengabaikan makian tersebut.

"Kurang ajar? Tidak tahu malu," bathin Han Seok mendengus sambil tersenyum miring pada para pria tua itu.

"Jika kau terus mengabaikan ini, kami akan membatalkan kerjasama ini....kami tidak mau bekerja sama dengan perusahaan yang merugi seperti ini," kesal para pemegang saham itu angkuh.

"Silahkan saja," ujar Han Seok telak membuat suasana ruangan itu berubah menjadi senyap. Mereka berfikir Han Seok akan goyah dan memohon supaya kerjasama ini tidak dibatalkan. Ternyata tidak sama sekali.

"Kau....kau tidak takut perusahaanmu akan bangkrut hah?!" marah pemegang saham itu tertahan.

"Untuk apa? Aku tidak peduli," ujar Han Seok lagi dengan sorot mata tajamnya membuat orang-orang disana mati kutu. Pria itu sangat sinis dan mengerikan.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang