🪽Wings : 45🪽

50 28 1
                                    

Han Seok nampak kebingungan sambil mengacak isi kamarnya untuk mencari petunjuk tentang wanita yang dibahas Jung Seo. Tapi nihil. Sudah seminggu lebih ia mencari benda apapun yang akan merujuk padanya. Setiap langkahnya selalu meninggalkan rasa ngilu di hatinya entah karena apa. Hatinya seolah menangis setiap hari karena sudah kehilangan sesuatu.

Ia menjadi semakin yakin wanita itu benar-benar ada setelah ia menginterogasi Won Sik yang saat ini sedang mendekam di penjara. Namun, reaksinya sama seperti Jung Seo. Bajingan itu juga tidak ingat siapa nama perempuan tersebut.

"Cih..ternyata Kau, belum puas melihatku di dalam sini?" sinis Won Sik sambil menunjukkan kedua tangannya yang sudah terpasang borgol.

"Aku juga tidak sudi untuk bertemu dengan bajingan seperti kau," balas Han Seok tak kalah sinis.

"Apa maumu, aku tak punya waktu untuk meladeni pria gila seperti kau,"

"Kau tahu apa tentang wanita yang bersamaku?"

"Kenapa? Dia meninggalkanmu? Cih sudah kuduga, jalang itu kabur karena kau sudah bosan menggunakannya kan?" Won Sik nampak mencemooh pria yang berstatus sepupunya itu dengan wajah tak bersalah sama sekali.

"Jangan menguji kesabaranku, Brengsek!! Katakan padaku! Apa yang kau tahu tentangnya!?" marah pria itu sambil menggebrak pembatas kaca yang memisahkan mereka berdua sedangkan Won Sik hanyaa menyunggingkan senyum menyebalkannya.

"Ah....kau marah rupanya, bukankah kau sudah bosan menggunakannya. Lalu kenapa kau masih bersikeras mencari jalang itu?" mulut tak berfilter itu semakin menggugah kemarahan Han Seok hingga ke titik puncak. Entah kenapa saat pria itu mencela wanita tersebut ia sangat marah dan ia mencekiknya sekarang juga.

"Katakan sebelum aku membunuhmu," aura yang mencekam itu membuat Won Sik berdecih sebal dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Gayanya sangatlah angkuh.

"Ya....dia cantik, tubuhnya juga indah, suaranya sangatlah lemah lembut, wanita itu mungil dan matanya juga indah. Kenapa kau tidak berikan padaku saja? Aku rela untuk memakai bekas darimu jika dia secantik itu," ujar pria itu sambil memejamkan matanya, ia nampak sedang memikirkan hal-hal kotor pada wanita itu.

"Bajingan kau! Jangan bertele-tele.....katakan padaku....kau mengetahui namanya," marah pria itu lagi saat pria itu berfikir yang menjijikkan pada wanita itu bahkan kalimat itu sangatlah vulgar menurutnya.

"Tentu saja aku tahu namanya....namanya melambangkan kecantikan wanita, namanya.....hah? siapa ya? Padahal namanya ada di ujung lidahku...entahlah...sepertinya aku lupa," ujar Won Sik yang juga mendadak tidak ingat tentang identitas Hera. Tapi ia bersikap acuh kembali dan meninggalkan Han Seok seorang diri.

Berdasarkan ciri-ciri yang digambarkan Won Sik, wanita itu memang benar ada.....tapi sialnya kenapa ia tak tahu sama sekali? Kenapa ia tak ingat. Semua orang tahu wanita itu walau mereka lupa namanya. Tapi ia benar-benar seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa.

"Siapa....kau?"

Han Seok terus menelusuri isi kamarnya dan mencari ke setiap sudut jika ada saja barang sekecil apapun yang tertinggal untuk memastikan keberadaan wanita itu. Hatinya semakin sakit di setiap langkahnya karena ia merasa ia harus menemukan wanita itu. Jika tak salah ingat ia juga memimpikan hal yang sama setiap malam. Seorang wanita yang tidak bisa lihat wajahnya. Ia hanya bisa melihat senyumnya yang manis dan mengatakan sebuah kalimat tanpa suara. Siapa dia sebenarnya?

"Tolong....biarkan sekali ini saja, aku ingin mengetahui identitasmu," harap Han Seok berulang kali di benaknya.

Ia tanpa sadar menemukan sesuatu di balik alas mejanya. Sebuah foto.

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang