"Sebelum itu kami mohon, kau memaafkan kesalahan kami," Lucy menatap Hera dengan perasaan yang campur aduk. Matanya semakin memberat untuk memberitahu hal yang mereka ketahui tentang Hera. Seketika senyuman manis itu perlahan memudar diiringi dengan raut wajah yang kebingungan
"Ada apa ini? Wah kalian benar-benar membuatku takut. Ada apa?" Hera terkekeh hambar sambil menatap bingung dua sahabatnya yang sedang gugup saat ini. Namun, suasana tegang itu benar-benar membuatnya menjadi gugup setengah mati.
"Apa kau mau harga dirimu kembali.....sebagai seorang Malaikat?" tanya Rocky sambil memegang bahu kecil gadis tersebut.
"Tapi....ini ada apa? Kenapa kalian tiba-tiba menanyakan hal ini?" Hera semakin merasa ada yang tidak beres dengan kedua sahabatnya itu.
"Kami bisa mengembalikannya!" Rocky mulai bersikap tegas membuat Hera tidak mengerti dengan niat sahabatnya itu.
"Kalian tidak perlu melakukannya, aku sudah bahagia hidup disini. Walau aku menginginkan sayapku kembali tapi aku sudah mencintai dunia ini. Dunia manusia. Walaupun aku kembali tidak akan mengubah fakta kalau aku adalah malaikat pendosa, gelar itu sudah terkubur dalam di jiwaku. Walau aku kembali tidak akan mengubah pandangan mereka padaku. Karena kutukan tuan Archer padaku itu abadi.....akan terus seperti itu," Hera memilin jarinya sambil tersenyum getir pada nasibnya yang menyedihkan.
"Hera.....selagi Snow Moon masih bersinar, biarkan kami memberimu hal terakhir," ucapan gadis itu sungguh mengganggu pikiran Hera. Apanya yang terakhir?
"Jika kalian mengatakannya demi meninggalkanku lagi...baik. Lakukanlah." Hera menatap sahabatnya dengan mata memerah menahan air mata. Kenapa mereka mengatakan seolah-olah mereka akan pergi selamanya? Dia sungguh membencinya. Kenapa mereka merusak hari bahagianya dengan perkataan seperti itu.
"Hera...bukan itu maksud kami. Kau tidak penasaran apakah kau benar-benar bersalah dalam hal ini? Apa kau tidak penasaran kenapa kau yang menjadi tertuduh pada insiden itu? kau benar-benar menerima dirimu sebagai pendosa?? Kau menyerah begitu saja membiarkan harga dirimu diinjak oleh mereka yang sudah menfitnahmu? Hah?!! Kenapa kau tidak mengerti juga?" tangis Lucy mencoba meyakinkan sahabatnya itu. dia hanya ingin Hera mendapatkan harga diri dan keadilan kembali.
Hera hanya menangis mendengar pengakuan Lucy. Dia tahu maksud mereka baik. Tapi jika ia mendapatkan identitasnya kembali, Ia akan meninggalkan Han Seok seorang diri. Ia tidak mau. Ia bimbang untuk memilih dua sisi.
"Berikan aku alasan bagus...sebelum kalian mengembalikan harga diriku lagi," Hera menatap intens dua sahabatnya itu. ia sungguh penasaran, karena mereka mengungkit lagi masa lalu kelamnya itu.
"Hera....walau kau tinggal di dunia manusia, hidup sebagai manusia, berbaur dengan manusia lainnya tidak membuatmu benar-benar menjadi manusia utuh. Kau itu tetap seorang malaikat. Darah klan kita masih mengalir dalam tubuhmu. Kau tidak bisa melupakan itu," ujar Rocky sambil menggenggam tangan Hera yang mulai mendingin.
"Rocky....dengarkan aku. Kalaupun kalian berhasil mengembalikan sayapku yang hilang. Apa aku masih berhak melangkahkan kakiku di nirwana? Tidak, kan? Benar darah malaikat masih mengalir ditubuhku, tapi.....apa aku bisa kembali seperti dulu? Tidak, kan?" Hera hanya menangis tanpa suara sambil menjelaskan pada sahabatnya itu. ia tidak butuh hal itu lagi, karena ia sudah terlanjur mencintai dunia manusia.
"Maafkan kami,"
"Aku sudah tidak peduli lagi pada hukuman itu. mereka sudah membuatku mati rasa dan hidup menderita sejak awal. Jadi percuma saja aku berharap lebih jika nantinya hatiku akan sakit lagi,"
"Maafkan kami, kami tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih," Tangis Lucy pecah sambil memeluk sahabatnya itu. kenapa hati gadis ini begitu kuat bahkan ketika dunia tidak menginginkannya lagi dia masih mencoba untuk berdiri lagi dengan kemauannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Wings (Heart Series #1) [END]
FantasyFOLLOW SEBELUM BACA!!!! ❤️ . . Apa kamu percaya Malaikat itu ada?? Jika dia muncul dihadapanmu tiba-tiba, apa kamu akan percaya? . . . . Han Seok adalah seorang pria dingin dan membenci orang-orang. Tidak kenal cinta atau apapun mengenai kebahagiaan...