🪽Wings : 09🪽

86 48 9
                                    

Lucy dan Rocky nampak dalam posisi canggung bersama dengan Archer di altar sidang, mereka awalnya berniat untuk meminta izin untuk turun kedunia manusia untuk melakukan tugas yang biasa Hera lakukan, yaitu menghias senja dan mengawasi kegiatan manusia sebelum larut malam. Mereka berdua sebenarnya bertugas di bidang bintang jatuh sebagai penerima keinginan manusia. Tapi mereka ingin melanjutkan tugas sahabat mereka yang sudah pergi 2 bulan yang lalu. Tapi, sepertinya niat mereka ditolak mentah-mentah oleh Archer.

"Tuan....kami mohon berikan kami izin untuk melanjutkan tugas Hera," mohon Lucy sambil mengatupkan kedua tangannya sedangkan Rocky mengangguk mengiyakan perkataan temannya itu.

"Sayang sekali, kalian tidak bisa melakukannya," ujar Archer bersedekap menatap dua malaikatnya.

"Tapi....tolong izinkan kami Tuan! Setidaknya ini yang bisa kami lakukan karena tidak bisa membela dan menyelamatkan sahabat kami dari murka anda!" tegas Lucy akhirnya yan membuat Archer terdiam seketika. Seharusnya mereka dihukum karena bersikap arogan dan kurang ajar padanya sebagai malaikat tertinggi, tapi ia tidak bisa menyangkal bahwa perbuatannya itu adalah sebuah kesalahan yang harusnya tidak pernah ia lakukan lagi. Ia terlalu kalut semisalnya semua malaikat tahu isi perjanjian sakral tersebut.

Lama terdiam membuat Lucy dan Rocky menjadi jenuh, raja mereka seperti menyembunyikan sesuatu hal besar pada mereka. Mereka juga tidak menyesali apa yang sudah mereka katakan pada Archer, memang itu kenyataannya, raja tidak bertanggung jawab yang menghukum gadis malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.

"Terserah kalian, lakukanlah yang menurut kalian benar," ujar Archer tanpa melihat dua malaikat itu dan pergi menuju kediamannya. Ia biarkan sebagai tanda penyesalannya karena telah menghukum Hera.

"Setidaknya kita bisa melakukannya demi Hera, kita akan mencarinya," ujar Rocky sambil menepuk bahu Lucy dan terbang entah kemana.

**

Suasana langit yang kelam tanpa bintang menemani gadis bermata merah muda itu. Angin dingin menerpanya dan menerbangkan rambutnya. Satu hal tiba-tiba menyentakkan dirinya, kakinya tidak merasakan apapun. Ia bisa melihatnya, kakinya tidak menapak rumput sama sekali, suara kibasan sayap membuat matanya bersimbah air mata. Benarkah ini? Ini bukan mimpi kan?

Sayap putihnya yang besar dan beberapa bulu yang berwarna merah muda mempercantik sayapnya yang seperti ada dua warna. Itulah warna sayapnya yang sebenarnya. Bulu sayapnya akan timbul warna merah muda di sela-sela bulu putihnya. Itulah yang ia sembunyikan dari kaumnya. Memiliki dua warna dianggap sebagai malaikat yang tidak sempurna atau lebih kasarnya disebut cacat. Hanya sahabatnya yang mengetahui hal tersebut.

Ia berputar kegirangan di angkasa, sayapnya terus membawa ia terbang menembus awan hingga ia bisa melihat bulan yang berukuran cukup besar. Sudah lama ia tidak merasakan kebahagiaan ini hingga secara mendadak tubuhnya terjun bebas seolah ada yang menghantamnya hingga sekelilingnya berputar dan ia sudah berada di depan sebuah hutan.

Hutan tersebut berpijar redup, kenapa ia bisa berada disana? Hutan itu sangat terlarang bagi kaum malaikat. Hutan kaca.

Hingga telinganya mendengar sebuah bisikan yang membuat matanya terbelalak, "kau akan gantikan rasa sengsara ini," hingga sesuatu tajam menusuk leher belakangnya, tubuh kecil itu ambruk dan terasa berat. Matanya yang hampir menutup menangkap sebersit asap hitam dan muncul seorang gadis yang bernampilan.....seperti dirinya.

Hal bodoh apa ini?

Hingga mata itu terpejam utuh dan tubuhnya menghilang ditelan asap hitam.

.

.

.

Sepasang mata terbuka lebar dengan keringat dingin yang terus mengalir di wajahnya. Mimpi mengerikan apa itu?! Perasaan senang itu sirna karena semuanya hanya mimpi. Ia langsung meminum air yang ada di nakas sebelahnya, namun gelas itu terjatuh dan Hera memegang lehernya dengan kuat. Sakit sekali

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang