🪽Wings : 23🪽

62 28 0
                                    

Sudah 5 hari berlalu semenjak kejadian terkait tersesatnya Hera. Dan selama itu juga gadis cantik itu tidak pernah keluar kamar sama sekali. bahkan, Hera masih dilanda rasa cemas saat pria itu mencoba menghiburnya beberapa hari yang lalu.

Han Seok juga mulai memikirkan banyak hal terkait dirinya dan konflik yang selalu menemaninya lalu ditambah lagi dengan keselamatan gadis yang sudah ia selamatkan 4 bulan yang lalu.

Han Seok nampak meneguk soju dengan raut yang menunjukkan bahwa ia sedang berfikir keras saat ini. Entah apa lagi yang ia pikirkan sekarang. ia sedang berharap untuk mabuk tapi tidak mempan walau sudah 6 botol habis oleh dirinya sendiri, ia hanya tertawa kecil sambil menuang gelasnya yang kosong.

Hingga, sebuah tangan menghentikan gelas yang hampir menyentuh bibirnya. Siapa lagi kalau bukan Hera. Ia sudah mulai merasa baikan dan malah mendapat pemandangan pria itu minum dalam jumlah yang tidak masuk di akal.

Dalam diam Hera mengambil gelas pria itu dan menggantinya dengan gelas berisi air putih ke tangannya kembali. Ia bisa melihat wajah Han Seok yang sedikit memerah karena efek soju atau entah karena melihat wajah Hera setelah beberapa hari.

"Kau baik-baik saja?" Hera nampak bersimpati dengan Han Seok yang mulai mabuk. Ia menyerahkan air putih agar pengar pria itu hilang.

"Ya....lumayan. kau sendiri? Apa luka-lukamu sudah membaik?" Han Seok menopang dagunya dengan satu tangan sambil menatap Hera yang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Aku baik-baik saja, kenapa kau minum sebanyak itu? apa kepalamu tidak sakit?" tanya Hera dengan suara lunak sambil menatap beberapa botol soju yang bersusun diatas meja.

"Oh....tidak masalah, menurutku ini masih kurang." Pria itu sama melunak suaranya saat menjawab setiap pertanyaan gadis itu. saat ia mabuk pria itu terlihat seperti pria sopan dan berwibawa bak bangsawan sangat berbeda saat ia tidak mabuk, mulut blak-blakan, dingin, dan sedikit kasar cara bicaranya. Tapi Hera suka keduanya. Sangat unik.

"Kau ada masalah?" Hera menepuk punggung Han Seok dengan pelan tanpa menghindari tatapannya sama sekali. sedangkan Han Seok hanya tersenyum lebar sambil menepuk kepala gadis itu.

"Entahlah....aku tidak tahu, aku dapat masalah karena seseorang dan juga sakit secara bersamaan karena orang itu," ucapan rancu Han Seok membuat Hera sadar siapa yang sedang dibicarakan Han Seok saat ini.

"Maafkan aku karena sudah merepotkanmu lagi, maaf karena tidak menghiraukan perkataanmu, kau boleh menghukumku," gadis berambut panjang itu hanya menatap pria itu dengan sendu sambil merasakan rasa bersalah di hatinya.

Tak menjawab apapun, Han Seok hanya membuang nafas perlahan dan menarik tangan Hera. Entah kemana ia akan dibawa Han Seok. Tanpa bantahan, Hera hanya mengikuti kemana langkah pria itu.

Hingga akhirnya ia sampai di lantai dua disebuah ruangan yang notabenenya tidak boleh dimasuki siapapun. Dengan pasti Han Seok melepaskan tangan kecil itu dan membuka pintu yang terkunci tersebut.

Gelap

Itulah yang ia lihat pertama kali, hingga satu persatu lampu kamar itu menerangi ruangan yang sangat rapi tersebut. pria itu masuk dalam diam sambil duduk di ranjang kecil yang ada disana.

Dengan ragu, Hera menapaki kakinya ke dalam ruang kerja pria itu dan melihat berbagai etalase yang berisi action figur hingga senjata dengan berbagai bentuk. Ia melihat isi setiap etalase itu, ia tersenyum melihat berbagai foto terpajang disana dan beberapa piala yang tersusun rapi disana.

Juara pertama kompetensi menembak, 2021 in Rome

Best sharpshooter in Mexico 2019

Dan banyak lagi foto pria itu sambil memegang senjatanya lalu memegang sebuah piala dan medali. Seketika ia merasa bangga. Ada satu foto lagi, fotonya dengan perempuan cantik dan sangat mirip dengannya..

Eternal Wings (Heart Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang