Married With Actor

Part39: Menyatakan Perasaan

"Susah kalau engga ada asisten," ucap Leo mengeluh.

"Yaudah cari asisten."

"Susah kalau cari asisten."

"ah ajak aja Ilen, pasti dia mau."

"Ga ah, aku agak risih sama ilen, dari awal dia kerja disini dia selalu liatin aku terus, aku gak suka."

"Terus mau cari siapa? Coba ilen dulu buat beberapa minggu."

"Yaudah deh."

"Yaudah nanti biar aku yang ngomong sama Ilen."

.

.

.

"ilen."

"Iya ra?"

"Kamu mau ga jadi asistennya Leo."

"Ha? Serius ra? Mau dong."

"Yaudah mulai besok ya kamu kerja nya."

"Iya, ra. Emang jadi asisten itu gimana sih?"

"Ya kamu harus nyiapin perlengkapan apa aja yang harus dibawa sama leo."

"Oh berarti aku harus lakuin itu semua ya ra?"

"iya len, pokoknya semua perlengkapannya jangan sampai ketinggalan." ucap Carra.

"Oke siap ra."

.

.

.

"Buk, tadi aku ditawarin kerja jadi asistennya mas Leo," ucap Ilen

"Yang bener nduk?"

"Iya bener buk. Mulai besok aku kerja."

"Yo wes seng penting hati-hati yo ndok."

"Iya buk."

.

.

.

"Eh len ngapain pagi-pagi kesini?" tanya Carra. Pasalnya pada waktu 04.55 wib ikan sudah berada didepan pintu kamar Carra, dan untungnya ilen tidak tau bahwa kamar Carra dan Leo sama.

"Carra kamar mas Leo yang mana?" tanya Ilen.

"Buat apa?"

"Katanya disuruh nyiapin perlengkapan. "

"Oh itu gaperlu, semua aku yang nyiapin, nanti kamu tinggal bawa aja." ucap Carra.

"Oh gitu ra, yaudah aku turun ya."

"Iya, len."

Carra kembali memasuki kamarnya.

"Kenapa?" tanya Leo dengan suara khas orang bangun tidur.

"Itu Ilen nanyain kamar kakak."

"For what?"

"Kan dia udah jadi asisten kakak, jadi dia pengen nyiapin perlengkapan kakak, tapi untuk masalah nyiapin tetap aku yang handle, dia hanya bagian untuk membawa saja." ucap Carra.

"Lebih baik kayak gitu, aku ga suka ada orang asing yang masuk kamar aku."

"Iya, yaudah sana mandi terus sholat."

"He'em."

"Cepetan."

"Iya."

.

.

.

"Mas Leo." panggil ilen untuk merubah suasana yang sunyi didalam mobil.