"Kok kepingin macaron ya? Nitip sama kak Leo aja deh," ucap Carra.
Ia pun segera membuka handphonenya dan langsung mengirimkan pesan kepada Leo. Dan Leo pun menyetujui untuk membelikan macaron.
Setelah sekian lama akhirnya Leo pulang dengan membawa sekotak macaron.
"Wah makasih," ucap Carra.
"Iyaa. Kakak ke atas dulu ya, kepala kakak pusing," ucap Leo.
"Yaudah iya, nanti makannya aku bawa ke kamar aja," ucap Carra yang di angguki Leo.
.
.
.
Kini Carra memasuki kamar, ia melihat bahwa Leo tengah tertidur dengan sepatu yang masih menempel di kakinya.
"Tumben banget, kak Leo enggak langsung mandi, biasanya mandi dulu baru tidur, mana dia belum makan lagi," ucap Carra.
Dengan hati-hati ia membuka sepatu yang melekat di kaki Leo dan menyelimuti Leo dengan selimut, hingga membuat tangan Carra tak sengaja menyentuh kulit Leo, ia merasakan bahwa suhu tubuh Leo naik.
Ia segera mengambil kompres pereda panas dan menempelkan dikening Leo.
Pada jam setengah empat dini hari, Carra dibangunkan karena pergerakan Leo yang terlihat gelisah.
"Kale kenapa?" tanya Carra.
"Peluk."
Tanpa bertanya lagi, Carra segera memeluk Leo sambil mengelus kepala Leo. Membuat Leo nyaman dan kembali tertidur.
Setelah dirasa Leo sudah tidur, Carra tak kembali tidur melainkan menunaikan ibadah sholat subuh karena memang sudah waktunya dan membuatkan Leo bubur untuk ia makan nanti.
Setelah semua sudah selesai, ia kembali ke kamar dan mendapati Leo yang masih tertidur, ia masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
"Keke," panggil Leo dengan lemah.
"Iya? Mau makan?"
"Peluk."
"Makan dulu ya?"
"Enggak mau," ucap Leo.
Mau tak mau Carra kembali memeluk Leo.
"Makan dulu ya? Udah aku buatin bubur," ucap Carra.
"Nanti."
"Yaudah iya. Tapi nanti harus makan." Leo mengangguk.
Namun tak berselang lama, handphone Leo berbunyi dan tertera nama Bg Rendi. Carra segera mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, bang."
"Leo, mana Ra?"
"Sakit bang,"
"Ha? Sakit? Sakit apa?"
"Deman, dia bang."
"Astaga, pantesan dari kemarin siang dia ngeluh sakit kepala. Yaudah Abang tutup telfonnya, nanti kalau butuh sesuatu telfon Abang."
"Oke siap bang, makasih."
Tut!
"Makan ya kak?"
"Enggak, Ke. Kakak enggak selera."
"Kalau nurutin kakak ya enggak bakal makan dong," ucap Carra. "Pokoknya aku siapin dulu, mau enggak mau harus makan!"
"Disini aja, Ke."
"Astaga kak, cuma mau ambil bubur, habis itu kesini lagi, tunggu bentar ya," ucap Carra.
Setelah beberapa menit, akhirnya Carra kembali dengan semangkuk bubur. Kemudian, Carra segera menyuapi Leo dengan telaten namun baru empat sendok yang masuk kedalam mulut Leo, Leo kembali menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Actor
RandomDijodohin dengan aktor? keberuntungan atau kesialan? Arshcarra Arkennia Elgibran diharuskan menikah dengan seorang aktor papan atas, Leo Gualtiëro. Perjodohan yang telah ditetapkan oleh Ayah mereka sejak dulu membuat Carra dan Leo tidak bisa menol...