Bab 67: Demam

1.7K 47 1
                                    

"Ra, kamu pulang sekarang?" tanya Mbak Cindy.

"Iya, mbak. Kan udah waktunya juga kan?"

"Iya sih, tapi lihat deh diluar mendung tau cuacanya, takutnya nanti pas kamu masih dijalan eh hujan, mana kamu bawa motor lagi," ucap mbak Cindy.

"Alah, gapapa, palingan nanti juga masih gerimis."

"Yauda deh terserah kamu,"

"Aku pulang dulu ya mbak."

"Iya."

.

.

.

Setengah jalan menuju rumahnya, ternyata hujan turun sangat deras. Mau tak mau Carra tetap menjalankan motornya. Ia tak pulang ke rumahnya namun ia pulang kerumah bunda karena itu adalah rumah yang jaraknya cukup dekat dari kantornya.

"Assalamualaikum."

Ting!

Tong!

"Bundaa ..'

Ceklek!

"Astaga! Carra! Ngapain kamu hujan-hujanan gini? Masuk dulu," ucap bunda.

"Sana ganti baju atau sekalian aja mandi," ucap Bunda.

"Iya, Bund."

.

.

.

"Kenapa sih kok hujan-hujanan?" tanya Bunda.

"Carra kira bakal ada gerimis dulu, baru hujan eh gataunya langsung hujan."

"Terus kenapa kamu pakai motor? Kan udah bunda larang! Kamu tuh masih hamil," ucap bunda.

"Iya, Bund. Tadi buru-buru, makanya pakai motor."

"Yaudah besok jangan diulangi lagi."

"Iya Bund."

"Udah makan?"

"Belum."

"Sana makan dulu,"

"Iyaa bund."

Carra kini sedang menikmati makannya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Itu motor siapa Bund?" tanya Ayah yang baru saja pulang dari kantor.

"Carra."

"Carra? Dia kesini? Sekarang dimana?"

"Itu masih makan, ayah udah makan?" tanya Bunda.

"Belum."

"Sana makan sekalian bareng sama Carra."

"Iya."

"Hai ayah," ucap Carra saat melihat sang mertua.

"Hai, kesini sendiri?" tanya Ayah.

"Iya. Carra dari kantor eh ditengah jalan malah hujan. Terus kesini deh."

"Oh gitu. Kamu yang bawa motor itu?" tanya Ayah.

"He'em."

"Jangan sering-sering bawa motor ya?"

"Iya ayah, itu tadi karena buru-buru, jadi pakai motor."

"Udah selesai makannya?" tanya Ayah.

"Udah. Carra sama bunda dulu ya, Yah."

"Iya."

.

.

.

Married With ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang