Vinsilla berdecak kesal lantaran sahabatnya sejak tadi masih sibuk memilih baju. Padahal, tadi Vinsilla sudah pergi dulu menemani anaknya jajan. Dia kira, Aqilla bakalan sudah rapi. Namun, dugaannya salah. Aqilla masih mengenakan piyama dengan handuk putih yang tersampir di pundak Aqilla.
"Aqilla! Lo kenapa lama banget?" tanya Vinsilla.
"Gue bingung mau pake baju yang mana," balas Aqilla.
Vinsilla memijat pelipisnya. Dia menghampiri Aqilla yang berdiri di dekat ranjang. "Biar gue yang pilihin. Lo sebaiknya mandi." Vinsilla mendorong pelan Aqilla.
"Gak usah dorong-dorong! Gimana kalau gue jatuh?"
"Buruan Aqilla!" titah Vinsilla lantaran Aqilla masih saja berdiri di dekat pintu kamar mandi.
Vinsilla naik ke tempat tidur Aqilla. Dia duduk selonjoran sembari bersandar di dasboard. Matanya sejak tadi menatap sekeliling kamar Aqilla yang serba pink.
"Lama-lama gue bisa mual lihat nih ruangan dipenuhi warna serba pink," gerutu Vinsilla.
***
Elbara berdecak kesal lantaran mantan kekasih istrinya menginjakkan kaki di SMA Dirgayaksa, tempat di mana Elbara berjualan. Cowok itu baru saja hendak putar arah. Namun, beberapa siswa buru-buru memanggil Elbara. Mau tidak mau akhirnya Elbara berhenti untuk melayani beberapa siswa tersebut yang ingin cilok."Kak, beli lima ribu pedas!"
"Bang, gue enam ribu dua bungkus, ya."
"Gue lima ribu dua bungkus. Bang."
"Kak adeknya ke mana? Tumben gak ikut?"
"Oh, dia lagi sama mamanya," balas Elbara sembari memasukkan beberapa cilok ke plastik.
Alvano sejak tadi hanya memerhatikan Elbara dari dekat pos satpam. Cowok itu juga dengan santainya menertawakan nasib Elbara yang kini berubah drastis. Semasa SMA, Alvano sangat kenal kalau Elbara itu anak seorang pengusaha yang memiliki harta yang melimpah. Cowok itu seringkali gonta-ganti mobil atau motor, tapi sekarang ini Elbara malah jadi pedagang cilok.
"Gue kira lo bakal jadi penerus bokap lo, tapi ternyata lo malah milih jadi tukang cilok." Alvano terkekeh.
Elbara menghampiri Alvano yang berdiri di dekat pos satpam. Elbara menatap Alvano dengan tatapan remeh. Alvano yang ditatap seperti itu hanya tertawa kecil.
"Lo mau ngapain ke sini?" tanya Elbara tanpa ekspresi.
"Ya, gue cuma mau bilang kalau gue habis dari rumah lo. Eh salah! Maksud gue kontrakan," balas Alvano.
Elbara mengepalkan tangannya. "Ngapain lo ke kontrakan gue? Jawab!" Elbara menarik kerah kemeja Alvano lantaran Alvano tidak menjawab.
Alvano menepis tangan Elbara. "Santai, Elbara Arjuna Ragaspati. Gue datang cuma menemui istri lo! Gue mau ngajak Kayla bahagia. Gue enggak tega lihat istri dan anak lo yang harus tinggal di kontrakan kecil! Iya, gue tau kalau Kayla sudah terbiasa, tapi seharusnya lo bisa merubah kehidupan istri lo jadi lebih baik!" jelasnya.
Elbara menatap lama wajah Alvano sebelum akhirnya cowok itu mengangkat kaki dari tempat itu. Dia sangat muak kalau berlama-lama ada di dekat Alvano. Sejak SMA, Elbara memang tidak pernah suka sama Alvano.
***
"Mama," panggil Raymond.Anak kecil yang mengenakan kaos merah dan celana jeans selutut sudah sangat bosan menunggu di depan teras rumah. Anak kecil itu sejak tadi terus menggerutu lantaran sudah satu jam lebih teman-teman mamanya tidak kunjung datang. Padahal, Raymond sudah tidak sabar bermain dengan Arshaka———anak Vinsilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...