Elbara menatap pantulan wajahnya di cermin bulat yang ada di kamar mandi. Elbara masih belum percaya kalau selama ini orang yang dia rindukan kehadirannya ternyata ada bersama Alvano. Bahkan, Elbara sendiri pernah berpapasan dengan mamanya ketika berada di acara resepsi pernikahan Haikal. Dunia benar-benar sempit. Elbara sedikit lega karena dia masih memiliki keluarga yang setidaknya bisa dijadikan sandaran ketika dirinya ada masalah dengan istrinya.
"Pa, mama sudah kembali, tapi dengan status yang berbeda. Sekarang, mama bukan cuma mama Elbara, pa. Dia juga sudah menjadi mama Alvano."
"Elbara seneng banget kalau mama masih ada di dunia, tapi di sisi lain Elbara sedih, Pa." Elbara tersenyum ketika air matanya jatuh membasahi pipinya. "Elbara sedih tidak merasakan kasih sayang mama seperti apa yang didapatkan oleh Alvano selama ini. Elbara iri banget sama Alvano, pa. Elbara takut kalau rasa sayang mama ke Alvano berbeda dengan rasa sayang mama ke Elbara."
Elbara terus bermonolog. Tanpa menyadari kehadiran seorang pria paruh baya yang sejak tadi terus memerhatikannya. Pria paruh baya itu memberanikan dirinya untuk mendekati Elbara. Elbara menoleh ketika ada seseorang yang memegang pundaknya. Namun, sebelum itu Elbara menghapus air matanya.
"Mama kamu sama-sama sayang sama kamu dan Alvano. Mama kamu tidak pernah membedakan antara anak kandung dengan anak sambungnya."
"Tidak pernah membedakan? Lalu, ke mana selama ini? Kenapa mama tidak pernah menjenguk saya sendiri sebagai anak kandungnya? Kenapa selalu mementingkan Alvano yang statusnya sekadar anak sambung?" tanya Elbara dengan air mata yang kembali menetes. Elbara sama sekali tidak mengusap cairan bening yang mengalir di pipinya.
"Saya sendiri yang melarang istri saya untuk menemui kamu! Makanya, saya cuma menyarankan istri saya untuk mengirim surat, tetapi surat itu selalu diterima asisten rumah tangga yang bekerja di rumah papa kamu dan sialnya lagi asisten rumah tangga itu selalu menyerahkan surat itu ke nenek kamu!"
"Om sudah gila? Kenapa Om melarang mama untuk bertemu dengan anak kandungnya?"
"Kamu tidak tahu apa-apa, Elbara Arjuna Ragaspati! Itu semua dilakukan semata-mata untuk melindungi mama kamu! Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan istri saya! Nenek kamu itu sangat membenci mama kamu!"
"Dan sekarang Om gagal jagain mama?"
Robby mematung ketika pertanyaan itu terlontar dari anak sambungnya. Pria paruh baya itu sama sekali tidak sanggup berbicara lagi. Apa yang dikatakan Elbara ada benarnya juga. Robby sudah gagal menjaga istrinya.
***
Langkahnya sangat tergesa-gesa. Cewek cantik itu menempelkan handphone di telinga sembari celingak-celinguk mencari keberadaan suaminya. Helaan napasnya terdengar dari bibirnya ketika handphone yang sejak tadi dia gunakan untuk menghubungi suaminya malah mati. Kayla takut terjadi apa-apa dengan suaminya. Kayla mengigit jari-jarinya menunjukkan kalau saat ini dirinya tengah ketakutan.Bibirnya secara perlahan melengkung ketika ada seseorang yang tiba-tiba merangkul pundaknya. Kayla memutar bola matanya lantaran yang merangkul pundaknya bukan suaminya, tetapi Alvano.
"Awas!" Kayla menepis tangan Alvano.
Alvano memasukkan tangannya ke saku hoodie hitam yang dia kenakan. Matanya tertuju ke wajah cantik istri kakak tirinya. "Kakak ipar judes banget sama gue."
"Lo ngomong apa sih? Siapa juga kakak ipar?"
"Lo tanya sama suami lo!" ucap Alvano sebelum akhirnya cowok itu pergi meninggalkan Kayla.
Kayla bingung harus melangkahkan kakinya ke mana lagi. Kayla sendiri benar-benar bodoh karena tidak kepikiran untuk menelepon Elbara menggunakan ponsel milik mantan kekasihnya———Alvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
Roman d'amourYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...