Kayla berdiri di hadapan suaminya yang duduk di ranjang. Rambut Elbara masih basah lantaran cowok itu baru selesai mandi sekitar lima menit yang lalu. Cewek yang berdiri di depan Elbara pun membantu suaminya mengeringkan rambut mengenakan hairdryer. Tubuh Elbara dibalut kaus hitam polos———yang kalau kata cewek-cewek, cowok yang menggunakan kaus hitam polos itu 'damage' nya gak nahan.
"Manja banget. Ngeringin rambut juga harus dibantu sama aku. Suami siapa sih ini?" ucap Kayla sembari mengeringkan rambut Elbara mengenakan hairdryer.
"Manjanya juga ke istri sendiri jadi gak salah."
Kayla meletakkan hairdryer di atas nakas, lalu cewek itu mengambil tumbler gambar sapi berisi susu. Kayla menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam.
"Kamu mau makan apa? Biar aku sekalian pesenin makanan buat kamu. Sekalian mau nyusul Raymond."
"Raymond ke mana?" tanya Elbara baru menyadari kalau pria kecilnya tidak ada di kamar.
"Ray lagi main sama Arshaka ditemenin bang Aksa dan Devano. Kamu mau ikut gabung sama mereka?"
Elbara menggeleng. "Aku mau di sini. Mau tidur, sudah ngantuk banget, Kay," tolak Elbara dengan lembut.
"Ya, udah. Aku mau nyusulin Ray dulu. Kamu di sini jagain Dede Bella." Kayla melirik putri kecilnya yang sudah tertidur dengan pulas. "Kalau Dede nangis, kamu langsung telepon aku, ya, Sayang," pesan Kayla.
Lagi dan lagi Elbara menggeleng. Cowok itu menahan tangan istrinya yang berdiri di hadapannya. Hal tersebut membuat Kernyittan di kening Kayla tercetak jelas. Kayla menatap pergelangan tangannya yang digenggam suaminya dan Elbara secara bergiliran.
"Kenapa?" tanya Kayla begitu lembut.
"Aku mau minum susu."
"Bayi besarnya Kayla mau ini?" Kayla mengangkat tumbler gambar sapi ke hadapan suaminya.
Elbara mengangguk antusias. "Mau banget, Sayang."
Kayla tertawa kala suaminya buru-buru naik ke kasur. Kayla sendiri turut naik ke tempat tidur. Elbara yang tengah menyandarkan punggung kekarnya di dasboard, tersenyum kala istrinya mengulurkan tumbler.
"Makasih istrinya Elbara," ucap Elbara.
Notifikasi masuk dari ponselnya mengalihkan atensi Elbara. Dengan cekat, Elbara mengambil handphone-nya di nakas. Elbara mengernyitkan keningnya kala ada pesan masuk dari nomor asing.
0872XXXXXX
[Hutang delapan miliyar
sudah lunas, tapi jangan harap
setelah ini hidup kamu bahagia]Lunas? batin Elbara bertanya.
Elbara menggigit ujung sedotan tumbler gambar sapi miliknya. Elbara terus memikirkan siapa kira-kira dalang di balik ini semua? Elbara berdecak kesal kala susu yang ada di tumbler gambar sapi tidak kunjung keluar. Padahal, Elbara sudah haus.
"Kalau gak mau minum susu. Siniin tumblernya." Kayla mengulurkan tangannya lantaran Elbara malah menggigit tumbler bukan mengenyut isinya.
"Gak boleh! Ini punya suami kamu," tolak Elbara.
Elbara tidak mau kalau benda kesukaanya diambil lagi oleh istrinya. Cowok itu dengan cekat menarik selimut sehingga menutupi wajahnya. Satu tangannya dia gunakan untuk memegang selimut dan satu tangannya lagi dia gunakan untuk menggenggam tumbler yang kini sudah masuk ke mulutnya. Elbara begitu tenang mengenyut susu di tumbler gambar sapi baru.
"Sayang, enak minum susu di tumbler baru?"
"Enak banget, Sayang," balas Elbara di sela-selanya saat minum susu di tumbler gambar sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...