"Ngapain kamu ke sini? Mau minta uang?"
Elbara berdecih pelan. Kenapa laki-laki di hadapannya malah mengira dirinya bakal minta uang. Elbara memejamkan matanya sekadar meredakan emosinya yang kian bergejolak. Tujuannya ke rumah Ryan bukan untuk ribut, tetapi mau menjemput Raymond yang dia yakini kalau Raymond ada di rumah Ryan.
Tanpa persetujuan Ryan. Elbara melangkah memasuki rumah mewah bernuansa Eropa. Cowok itu terus berteriak memanggil nama anaknya. Teriakkan itu berhasil membuat seorang wanita paruh baya berambut pendek keluar dari kamar sembari membawa tongkat.
"RAYMOND!"
"Ngapain kamu teriak-teriak di sini? Ini rumah bukan hutan, Elbara Arjuna Ragaspati!" tegur Sari.
Elbara menoleh ke sumber suara. "Elbara cuma mau cari anak Elbara yang diculik sama Om Ryan, Nek," balasnya.
Wanita tua itu berdecih pelan. "Masih mau manggil saya nenek?Kamu enggak salah ngomong?" Sari menatap Elbara dengan tatapan mengejek.
Menurutnya, penampilan cucunya menjadi berubah drastis setelah menikah dengan seorang gadis yang asal-usul keluarganya sangat tidak jelas.
"Elbara Arjuna Ragaspati. Saya rasa setelah kamu menikah dengan gadis enggak jelas itu hidup kamu berubah drastis banget, ya." Sari terkekeh. "Penampilan seorang anak pengusaha benar-benar menjadi kayak gelandangan, Elbara Arjuna Ragaspati! Mau ditaruh di mana muka saya kalau orang lain tau kalau sekarang cucu saya jadi gelandangan kayak——"
"Cukup, Nek!" potong Elbara.
***
Kayla masih menunggu kedatangan Raymond yang saat ini tengah dijemput Haikal. Tadinya Kayla pengen ikut. Namun, Haikal menyuruh Kayla untuk tetap di rumah. Sudah satu jam lebih Haikal pergi menjemput Raymond. Kayla sejak tadi terus mondar-mandir di depan kamarnya dengan tangan yang terus memegang ponsel."Sayang," panggil Elbara.
Kayla menoleh ke arah sumber suara. Dia tersenyum kala melihat suaminya berdiri di dekat pintu. Elbara melangkah mendekati istrinya yang saat ini berdiri di depan pintu kamar. Cowok itu menuntun istrinya untuk duduk di sofa yang ada di ruang tengah.
"Haikal pulang?" tanya Elbara ketika istrinya sudah duduk di sampingnya. "Sayang. Raymond enggak——"
"Haikal bukan pulang, tapi dia lagi jemput Raymond."
Kening Elbara mengerut. "Jemput?" tanyanya bingung.
Kayla mengembuskan napasnya berat. "Iya, Sayang. Haikal jemput Raymond ke rumah Alvano."
Raymond terus bersembunyi di belakang Haikal. Anak itu takut kalau orang tuanya akan memarahinya. Haikal memutar badannya menjadi menghadap ke Raymond. Cowok itu menyejajarkan tubuhnya dengan Raymond.
"Raymond kenapa? Takut, ya?" Haikal tersenyum tipis kala anak kecil di hadapannya yang tengah memegang es krim mengangguk. "Mama sama Papa enggak bakal marahin Raymond. Raymond masuk, ya," titah Haikal.
"Sayang, sini!" Kayla melambaikan tangannya seolah menyuruh putranya untuk mendekatinya.
Elbara menghampiri anaknya yang masih berdiri di dekat pintu bersama Haikal. Cowok itu langsung menggendong anaknya ke dalam rumah. Berbeda dengan Haikal yang langsung pamit. Elbara mendudukan Raymond di sofa. Cowok itu membiarkan anaknya duduk di tengah-tengah dirinya dan istrinya.
"Mama," panggil Raymond. "Mau mimi cucu, Ma! Miminya di otol dot," pinta Raymond ke mamanya.
Kayla tersenyum. "Iya, Sayang. Mama bikinin susunya."
"Maacih, Mama!" seru Raymond.
"Papa," panggil Raymond.
Elbara hanya membalas dengan dehaman saja. Raymond menunduk sembari memainkan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...